Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Lombok Tengah, H. Lalu Moh. Putria, M.Pd
Lombok Tengah
(Post Kota NTB) – Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah telah menentapkan
penanggalan pelaksanaan core event “Bau Nyale” tahun 2018 melalui ritual Sangket Warige.
Dalam rapat
penentuan atau “Sangkep Warige” yang melibatkan mangku empat penjuru mata angin dan dihadiri Dispar Provinsi NTB, Disbudpar Lombok Tengah, Camat
Pujut serta tokoh adat menyepakati jika puncak Bau Nyale tahun ini jatuh pada 6 dan 7 Maret 2018.
Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah, H. Lalu Moh. Putria, M.Pd menjelaskan, pelaksanaan core event Bau Nyale tahun ini tidak jauh
berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Rangkaian
kegiatannya tidak berubah. Kalau pun ada yang berubah, mungkin penataan
panggung dan tata letak sekitar lokasi,” kata Lalu Putria.
Beberapa
rangkaian kegiatan yang disebutkan Lalu Putria, baik sebelum maupun setelah
acara inti kegiatan tahunan itu antara lain, kegiatan seni budaya, kuliner dan
olahraga, parade budaya, pemilihan Putri Mandalika, Festival Gendang Beleq,
Presean, Cilokaq, lomba memasak ikan, bazar murah, bersih pantai, surving dan
paralayang.
Ada lagi
kegiatan yang menyedot minat masyarakat dunia, yakni volley pantai bertaraf
internasional yang rencananya akan diadakan di pantai Kuta kecamatan Pujut
Kabupaten Lombok Tengah.
“Sudah ada
atlet dari 15 negara yang telah melakukan pendaftaran untuk pertandingan volley
pantai ini,” jelasnya.
Demikian pula
pada acara inti, yakni malam pesta Bau Nyale,
Selasa tanggal 6 Maret nanti, pria yang mengaku keturunan Datu Siledendeng ini menyebutkan tetap mengadakan pentas
seni dan ritual Nede Rahayu Ayuning Jagad, pementasan kolosal legenda Putri
Mandalika dan hiburan rakyat di Pantai Seger.
Setelah pesta
Bau Nyale, masih ada kegiatan lagi yang akan dilaksanakan yakni kegiatan bersih
pantai, lomba selancaran, lomba memancing, betandak (Lomba Balas Pantun-Red)
dan sebagainya.
“Nanti setelah
ada rapat koordinasi pemerintah daerah baru bisa kita pastikan,”
kata Putria.
Ditenegaskan Putria,
kegiatan yang dilaksanakan tahun 2017 lalu akan menjadi bahan evaluasi
pelakanaan gawe rakyat tahun 2018 ini.
“Kekurangan
tahun kemarin akan kita evaluasi agar menjadi lebih baik pada tahun ini,”
katanya.
Ditanya terkait kemungkinan kejadian tahun sebelumnya
terkait jumlah nyale yang keluar sangat sedikit akan terulang kembali, Putria
membantahnya.
Dia mengatakan, Sangket Warige yang dilaksanakan di Open
Stage Pantai Seger Kecamatan Kuta Kabupaten Lombok Tengah kali ini meski
berjalan alot diyakini tidak akan salah.
Ditetapkannya tanggal 6-7 Maret sebagai pelaksanaan core
event Bau Nyale, menurut Lalu Putria, karena berdasarkan hitungan kalender
Sasak, bertepatan dengan tanggal 20 bulan 10 kalender Sasak.
Pemangku empat penjuru mata angin yang hadir dalam
sangkep warige itu diantaranya Mamiq Bayan, H. Lalu Sidik, Lalu Murdi, Ki Delon
dan pemangku lainnya.
“Insya Allah tidak akan salah, karena perhitungan kali
ini sudah matang,” yakinnya.
Acara “Sangkep Warige” ini juga, menurut Lalu Putria,
tidak bisa dilakukan secara sembarangan, melainkan didahului berbagai ritual
para pemangku penjuru empat mata angin untuk melihat tanda-tanda alam.
“Para pemangku adat terlebih dahulu melakukan
ritual dengan melihat tanda-tanda alam seperti ujan genter, bintang,
suara tengkerek dan bunyi gemuruh air laut di pantai Seger,” sambungnya. (Erwin)
0 Komentar