Breaking News

Beda Hasil Rekapitulasi Benarkah Server Perhitungan Suara KPU Dihack?

Ada beberapa perbedaan hasil rekapitulasi hasil quick count KPU
Mataram (postkotantb.com)- Server hitung cepat melalui website resmi milik KPU RI berdasarkan data C1 Kwk di duga di hack. Hasil yang di tampilkan dari data partisipasi pemilih dengan suara sah dan tidak sah berbeda dengan total suara yang telah di rekap. 

Pernyataan tersebut di sampaikan oleh tim pemenangan paslon Suhaili-Amin, Hasan Masat dalam rilis resmi yang di terima media ini. Menurut Hasan hasil rekapitulasi yang terpampang banyak kejanggalan dan perbedaan. Hasan menduga server KPU yang merilis quick count berdasarkan C1 tersebut telah di susupi hacker.

"Contoh jumlah pemilih, pengguna hak pilih dan total suara sangat tidak sinkron. Terjadi perbedaan yang sangat jomplang antara pengguna hak pilih dengan total suara. Perbedaan ini terjadi di semua kabupaten kota berdasar quick count KPU yang katanya disadur dari C1," terang Hasan.

Di contohkan untuk Kabupaten Sumbawa Barat saja, jumlah pemilih yang tercatat berdasarkan Quick Count KPU sebanyak 81.213 dengan pengguna hak pilih sebanyak 57.900. Sedangkan total suara tercatat 58.141. "Kan lucu sekali ada total suara lebih tinggi dari pengguna hak pilih. Masak siluman juga bisa milih. Kondisi ini terjadi di semua kabupaten. Silahkan saja dicek di website KPU," pesannya.

Kejanggalan lainnya menurut Hasan saat proses quick count berlangsung, server KPU yang melansir hitungan cepat sehari setelah pemilihan tiba tiba suspend dan hampir terjadi berulang-berulang dan dalam waktu yang cukup lama, bahkan pada saat perhitungan mencapai 90 persen.

Hasan semakin yakin server KPU dihack dan ada dugaan permainan karena suara Lombok Timur, Lombok Barat dan Sumbawa paling terakhir masuk. Jika melihat topografi wilayah, seharusnya suara Lombok Barat lebih dahulu masuk dibanding suara lombok Tengah.

"Kami akan bongkar dan buktikan dugaan kecurangan yang dimainkan oknum hacker dan oknum lainnya yang ingin menciderai Pilkada NTB dengan praktek kotor," tegasnya.

Berdasarkan hasil penelusuran, link yang masuk untuk menghack server KPU sudah diidentifikasi. Termasuk terduga nama hacker yang berperan di balik permainan ini. Hanya saja Hasan belum mau memberkan nama-nama link hacker tersebut.

"Ada saatnya nanti kami umumkan apa nama-nama link itu. Tunggu saja," ancamnya.

Terhadap hal ini, ia meminta masyarakat tidak mempercayai hasil quick count KPU yang sudah dihack tersebut. Hal ini bukan salah KPU melainkan salah oknum yang diduga melakukan kejahatan teknologi.

"Hasil rekapitulasi manual di semua TPS yang dilakukan internal kami menunjukkan Paslon nomor satu meraih suara terbanyak," ujarnya.

Karena itu, ia mengimbau semua tim pemenangan, relawan dan simpatisan Suhaili-Amin di seluruh penjuru NTB untuk menunggu hasil rekapitulasi yang dilakukan KPU NTB. Tahapan rekapitulasi masih sedang berlangsung di tingkat kecamatan. Setelah itu pleno rekapitulasi manual kabupaten dan provinsi.

"Mari kita sama-sama menaati imbauan KPU agar menunggu hasil rekapitulasi yang akan diumumkan 7 sampai 9 Juli mendatang.

Ia juga meminta semua pendukung Suhaili-Amin agar menjaga kondusifitas di wilayah masing-masing. Jangan sampai melakukan hal-hal bisa memicu kegaduhan. Termasuk tidak terpancing oleh informasi yang berseliweran di media sosial.(RZ)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close