Sumbawa Barat (postkotantb.com)- Main pake atau Gasing sebutan dari masyarakat desa Mantar terhadap permainan ketangkasan ini. Permainan main pake atau Adu Gasing ini nyaris hilang ditelan oleh perkembangannya zaman, namun tidak dengan masyarakat Desa Mantar yang masih mempertahankan nilai-nilai budaya lokal, Permainan berdurasi 10 menit ini minimal dikuti dua pemain yang dilakukan oleh anak-anak se-usia 7-15 tahun.
Suasana serius diselingi celotehan serta gelak tawa melihat permainan tradisional main pake (adu Gasing) yang terbuat dari kayu yang keras ini sangat mengasikan melihat anak-anak sambil tersenyum ria dan tertawa. Setiap setelah beradu, pemain sibuk mengosok ujung Gasing, melihat keseriusan pemain mengosok, menjadi pemandangan yang unik. Apalagi kalau putaran gasingnya kalah dalam adu gasing, seolah-olah ujungnya yang bersalah. Permainan adu gasing ini menamakan yang menang dengan sebutan raja, sedangkan yang kalah diminta berjoget atau menyanyi. Adu gasing silih berganti, pemain pertama memainkan gasing dan pemain kedua mengadu gasing, pemenang adalah yang lama putaran gasingnya agak lama.
Permainan Gasing yang ada dihampir semua daerah di Indonesia, tetapi bermacam ragam penyebutan. Ditanah Jawa masyarakat menyebut Gangsingan, Pathon, kekehan atau Panggal. Sedangkan masyarakat di Lampung menyebut Pukang bagi permainan tradisional yang hampir mayoritas masyarakat Indonesia mengangap permainan Tradisional ini permainan masyarakat Melayu.
Kedepan, permainan ini Akan semakin menarik bilamana dikelola dengan kemasan yang lebih menarik. Apalagi ditambahkan dengan atraksi atau demo permainan gasing yang ditambahkan unsur entertainment. Kita bisa Belajar negara-negara tetagga yang sudah mampu membual permainan Tradisional, Bahkan permainan tradisional menjadi komoditi parawisata.(Adv/Edi)
0 Komentar