Breaking News

Gubernur NTB Tanyakan Kepastian Pembangunan Smelter

Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Bupati Kabupaten Sumbawa Barat serta Kepala Bappeda Provinsi NTB bersama Presiden Direktur PT. Amman Mineral (PT AM), Rachmat Makkasau, menggelar rapat koordinasi terkait dengan pembangunan Smelter di KSB, di Ruang Rapat Utama (RRU) Kantor Gubernur NTB, Selasa, (7/5).

Mataram (postkotantb.com)- Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Bupati Kabupaten Sumbawa Barat serta Kepala Bappeda Provinsi NTB bersama Presiden Direktur PT. Amman Mineral (PT AM), Rachmat Makkasau, menggelar rapat koordinasi terkait dengan pembangunan Smelter di KSB, di Ruang Rapat Utama (RRU) Kantor Gubernur NTB, Selasa, (7/5).
Dalam rakor tersebut, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, meminta secara langsung dari pihak PT Amman Mineral terkait kejelasan dari progress rencana pembangunan smelter dan industi turunan lainnya di Kabupaten Sumbawa Barat. Menurutnya, kejelasan progres tersebut sangat penting agar pemerintah daerah bisa mengambil peran dalam membantu PT. AM melakukan pembicaraan-pembicaraan untuk menyakinkan perusahaan untuk berinvestasi di NTB.
“Jangan sampai publik menilai pemerintah tidak memiliki keseriusan. Masyarakat KSB ingin smelter segera hadir. Jangan sampai dikasih angin surga tapi tidak ada realisasinya,” ujarnya.
Untuk itu, Doktor Zul ingin mendapatkan kepastian dari pihak PT. AM terkait kapan konstruksi smelter dan industri turunannya dimulai. Ia menginginkan ada progress terbaru pembangunan smelter di KSB tersebut. “Karena sampai sampai sekarang progress belum ada,” ungkapnya.
Dikatakannya, pemerintah memiliki kepentingan besar dalam pembangunan smelter dan industri turunannya. Hal ini berkaitan dengan mewujudkan industrialisasi di NTB. Pemerintah daerah akan membantu semaksimal mungkin agar proyek ini bisa berjalan baik, sehingga publik tidak menduga pemerintah tidak serius.
Selain itu, pemerintah provinsi juga menginginkan kejelasan terkait industri turunan pembangunan smelter. Hal itu sebagai upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia untuk menghadapi kemajuan pembangunan tersebut. Seperti putra putri NTB yang ahli kimia, dengan kita sekolahkan bahkan perguruan tinggi di NTB bisa didorong untuk membentuk program studi kimia.
“Kenapa pemerintah meminta kejelasan, agar kami bisa menyiapkan sumber daya manusianya. Jangan sampai masyarakat jadi penonton di rumahnya sendiri,” ujarnya.
Tugas pemerintah provinsi adalah memastikan semua investor diperlakukan dengan nyaman, tentunya dengan menciptakan NTB yang aman, nyaman dan ramah bagi dunia investasi. Pemerintah menyadari proses pembangunan smelter tersebut tidaklah mudah, dan tentu membutuhkan nilai investasi yang cukup besar. Untuk itu pemerintah akan membantu PT. AM dengan maksimal, minimal dengan melakukan pembicaraan-pembicaraan dengan investor-investor yang akan membangun industri turunan dari smelter tersebut agar mau berinvestasi di NTB.
”Provinsi ingin dalam posisi  meringankan beban PT. Amman Mineral. Pemerintah akan membantu melakukan negosiasi dengan perusahaan-perusahaan industri turunan, seperti pabrik pupuk, pabrik semen, dan pabrik perkabelan agar mau berinvestasi di NTB,” pungkasnya.
Sementara itu Presiden Direktur PT. AM, Rachmat Makkasau, menjelaskan progres pembangunan smelter di NTB berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan komitmen perusahaan untuk membangun smelter setelah mengambil alih dari PT. NNT pada 2 November 2016 lalu.
Dijelaskan juga, semua proses di lapangan telah dilakukan, dengan survei lahan. Dimulai dari darat, laut dan udara. Untuk konstruksi pembangunan smelter akan dimulai tahun 2019, dan kontruksi harus selesai pada pertengahan tahun 2022. “Kalau lewat dari itu akan menjadi resiko besar bagi perusahaan kami,” ungkapnya.
Untuk penyerapan tenaga kerja, smelter tidak terlalu membutuhkan tenaga kerja banyak, berkisar 300 orang saja. Namun yang membutuhkan tenaga kerja besar justru industri-industri turunan yang menyertai pembangunan smelter, seperti pabrik semen, pabrik kabel, dan pabrik pupuk yang akan mengolah bahan baku dari hasil smelter di NTB.
“Saat ini kami baru sebatas MoU dengan industri turunan. Kami persilahkan jika ada perusahaan lain yang siap untuk membangun industri turunan di Kabupaten Sumbawa Barat,” pungkasnya. (RZ)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close