Breaking News

Tentang Sholat Ied di Rumah dan Penutupan Mall dan Toko Pakaian

Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah


Tentu ingin sekali Kita semua menyelenggarakan Sholat Ied di Lapangan. Mengumandangkan Takbir, mengagungkan kebesaran Allah setelah kita melaksanakan Ibadah Ramadhan.

Setelah Sholat, ada salam salaman, bertemu dengan keluarga dan sahabat sahabat lama. Rindu dan nostalgia bercampur menjadi satu.

Ini tentu terasa sekali bagi mereka yang pulang kampung, momen yang sangat indah dan tak akan terlupakan.

Datang ke mall, ke toko toko pakaian dan lain lain juga bagian tak terpisahkan dari momentum Iedul Fitri yang selalu kita rayakan.

Jadi wajar kalau kemudian banyak yang bertanya, kenapa harus Sholat Ied di rumah dan bukan di lapangan? Kenapa Mall dan toko harus di tutup?

Kita terpaksa mengambil keputusan yang berat ini selain karena arahan pemerintah pusat juga karena hasil musyawarah dengan MUI, Kementerian Agama, TNI, Polisi, Kabinda, dan Gugus Tugas Penanganan Covid NTB, dll.

Penanganan pandemi di NTB sudah sangat baik dan terkendali. Kalau tidak ada aral merintang, kita segera akan panen jumlah orang yang sembuh dalam jumlah sangat banyak di NTB ini. Insya Allah...

Kami tidak mau mengambil risiko dengan sedikit  melonggarkan kemudian akan muncul cluster baru yang membuat kita harus memulai proses pengendalian pandemi dari awal lagi. Bergelut dengan berbagai keterbatasan alat dan prasarana yang membuat tenaga kesehatan kita harus menyabung nyawa demi menyembuhkan banyak pasien kita.

Kami sadar betapa beratnya meninggalkan kebiasaan Sholat bersama di lapangan.
tapi kalau kami mengingat berbagai kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi, Pil Pahit untuk memohon agar Sholat Ied di rumah dan menutup sementara tempat tempat yang memungkinkan hadirnya kerumunan memang terpaksa harus kita telan.

Contoh sederhana saja, yang positif Corona di tempat kita kini sdh lebih dari 400 orang.
Dari hasil tracing kami, 400 orang ini sudah berinteraksi dengan lebih dari 5 ribuan orang. Ya, mereka sudah berinteraksi dengan lebih dari 5 ribuan orang dan 5 ribuan orang ini Tanpa Gejala apa apa dan kini tersebar di seluruh Kab/Kota kita di seluruh Provinsi kita.

Tentu kita tak ingin ini terjadi, tapi terbayang tidak apa yang akan terjadi jika kerumunan tak bisa kita elakkan dan dari 5 ribuan ini ada yang menularkan kepada yang lain yang ikut berkumpul di berbagai tempat di seluruh desa desa dan kecamatan di Provinsi yang kita cintai ini?

Belum lagi dengan pulangnya 4 ribuan saudara saudara kita para tenaga kerja yang sudah selesai kontraknya dari berbagai negara kembali pulang ke daerah kita ini.

Karenanya dengan berat hati dan terpaksa, kami memang harus meminimalisir berbagai hal yang memungkinkan kerumunan itu terjadi.

Selain karena arahan dari Pemerintah pusat, Inilah sesungguhnya yang menjadi alasan utama kenapa kami mengambil keputusan untuk memohon dan menghimbau masyarakat untuk Sholat Ied di rumah dan menutup sementara mall dan toko toko pakaian.

Kami sadar, tidak mungkin kami melarang saudara saudara kami yang ingin melaksanakan Sholat bersama sama di lapangan. Kami hanya memohon untuk menghindari berbagai kemungkinan yang buruk terjadi. Kita semua melaksanakan Sholat Ied di rumah saja.

Kami berdoa semoga yang melaksanakan dijauhkan dari wabah dan musibah sehingga daerah kita segera pulih dari Pandemi Covid-19 ini.

Semoga Allah memaafkan kita semua dan Allah akan segera hadirkan keberkahan dan ketenangan di Tanah air kita ini. Amiin.*

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close