 |
| Ratusan petani jagung yang tergabung dalam Aliansi Petani Jagung Kecamatan Plampang menggelar unjukrasa di kantor Bupati Sumbawa, Selasa (16/6) |
Unjukrasa ini di picu harga jagung yang turun drastis dan di bawah harga yang telah di tetapkan oleh Kementerian Perdagangan. Dalam orasinya mereka meminta Bupati Sumbawa untuk turun ke lapangan dan melakukan intervensi terhadap anjloknya harga jagung tersebut.
Muhammad Husnaini orator aksi mengatakan dimasa pandemi ini kehidupan petani jagung sungguh memprihatinkan. Kondisi tersebut di perparah dengan anjloknya harga jagung yang menjadi tumpuan mereka.
Iapun meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa untuk menerbitkan Peraturan Daerah penetapan harga komoditi jagung sehingga di musim panen petani bisa mendapatkan harga yang layak.
"Sekarang harga jagung perkilo hanya 2900-3000 rupiah, sementara Permendag menetapkan HPP minimal 3150 perkilo, kami ingin Pemda melakukan intervensi bagaimana harga jagung ini bisa naik," ujarnya.
Senada dengan Husnaini, Muhammad Sidik dan Agus Sudomo dua orator lainnya juga mendesak Pemkab Sumbawa menetapkan HPP jagung minimal 3500 dan maksimal 3900 perkilogramnya.
Mereka menduga adanya permainan harga dan kartel yang memainkan harga jagung di Sumbawa.
"Pemerintah harus memperhatikan petani jagung dengan membuat regulasi yang jelas tentang harga jagung agar petani tidak menjadi bulan bulanan ketika masa panen, kami menduga ada permainan harga dan sindikat pengusaha jagung," tandas mereka dalam orasinya.
Selain meminta Pemkab Sumbawa melakukan intervensi harga dan turun ke lapangan, dalam tuntutannya mereka juga meminta camat Plampang untuk menonaktifkan gudang jagung di daerah tersebut dan meminta DPRD Sumbawa meninjau harga jagung di lapangan dan menaikan harga jagung.(RZ)
Social Footer