Wagub Ajak Seluruh Kepala UPTD LHK Bangun Sinergi Untuk Sukseskan NTB Hijau |
Mataram (postkotantb.com) –
Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah didampingi Kepala Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, Ir. Madani Mukarom, B.SC.F, M.Si,
menggelar rapat koordinasi dengan kepala UPTD lingkup Dinas LHK Provinsi NTB,
di Ruang Rapat Utama, Kantor Gubernur NTB, Kamis 27 Agustus 2020.
Rakor
tersebut dalam rangka memberikan pengarahan, sekaligus momentum menjalin
silaturrahmi untuk mengajak seluruh kepala unit pelaksana teknis daerah lingkup
Dinas LHK Provinsi NTB, untuk membangun sinergi dengan melibatkan semua
stakeholder untuk mengambil peran dalam mensukseskan program NTB Hijau pada
2023.
Pada
kesempatan itu, Wagub juga mengajak para kepala UPTD LHK NTB agar membangun
sinergi dengan pemerintah kabupaten/kota di NTB, untuk sama-sama berjuang
mensukseskan program yang besar ini.
“Kita
buktikan pada Indonesia, bukan hanya di NTB saja, bahwa kita bisa sukseskan
program ini. Bapak-bapak adalah pejuang, penentu keberhasilan program ini,
dengan melibatkan semua stakeholder,” ujarnya.
Wagub
menyadari, untuk mewujudkan NTB hijau bukanlah perkara mudah. Perlu adanya
perencanaan yang baik, strategi yang baik, dan yang paling penting adanya
komitmen serta keinginan bersama untuk mewujudkan NTB hijau.
Untuk
itu, peran penting dari seluruh lapisan masyarakat, mulai dari tingkat desa
hingga provinsi, dan sinergi dengan TNI, Polri dan OPD terkait untuk berjuang
bersama, mengambil peran dalam memelihara kelestarian lingkungan mulai dari
skup terkecil, yakni lingkugan tempat tinggal dengan menanam pohon, tidak
melakukan penebangan pohon, merupakan upaya mensukseskan program NTB hijau.
Ia
menyadari, mewujudkan NTB Hijau tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah
provinsi saja. Namun pemerintah kabupaten /kota juga harus bergerak, terutama
untuk mengolah sampah. Ia menyoroti realisasi program zero waste di NTB sampai
saat ini belum berjalan optimal.
“Realisasi
kebersihan masih belum berjalan baik, dimana saat ini etalase kita seperti
pantai, sungai, jalan, dan fasilitas lainnya, belum bebas dari sampah,”
ujarnya.
Sinergi
dengan pihak terkait harus berjalan baik, khususnya dalam mengolah sampah
menjadi pupuk, bahan bakar listrik dan pakan. Kita harus kerja keras dan
perencanaan matang, serta rutin melakukan evaluasi, untuk mengetahui sejauh
mana capaian program. “Mari kita betul-betul perjuangkan bersama, jangan sampai
sampah hanya kita pikirkan sampai TPA sudah selesai urusan. Namun bagaimana
cara pengolahan dari hulu hingga hilir yang terintegrasi,” katanya.
NTB
Hijau menurutnya bukan program main-main. Apabila program ini sukses, maka
dampaknya akan sangat besar bagi anak cucu dan kelestarian lingkungan di masa
akan datang. “Untuk itu, kita harus berpikir keras, bagaimana kedepan
mewujudkan semua etalase lingkungan yang bersih. Seprti sungai, jalan, pantai
yang bebas sampah dan lahan-lahan kita yang tandus menjadi hijau kembali,”
tambahnya lagi.
Menurutnya,
NTB Hijau masalah besar yang harus ditangani bersama. Pemprov NTB tidak mau
daerah ini menjadi tandus atau sumber mata air banyak yang hilang, apalagi
pasca musibah gempa. DLHK diminta melakukan pemetaan terhadap jumlah mata air
di Lombok dan Sumbawa. Banyaknya mata air di NTB yang terus berkurang, harus
diselamatkan dengan melakukan penanaman kembali pada lahan-lahan yang tandus.
“172.000 hektar lahan di NTB harus terealisasi hijau pada tahun 2023,” ujarnya.
Untuk itu perlu adanya
perencanaan dan pemetaan, mulai dari jenis tanah dan jenis tanaman pohon agar
dapat dipastikan selamat dan bisa hidup dengan baik. “Jangan sampai hanya sibuk
menanam, tapi tidak bisa hidup,” ingatnya.
Peran
desa sangat besar tambahnya, sebanyak 400 desa di pinggir hutan, bisa melakukan
penanaman menggunakan dana desa untuk kelestarian lingkungan. “Itu sangat
dibolehkan,” tandasnya.
Untuk
itu ia meminta DPMPD Dukcapil NTB bersinergi dengan LHK Provinsi dan
Kabupaten/kota dalam melakukan pembinaan terhadap desa. Semua perencanaan dan
implementasi di lapangan perlu pengawalan dan pemantauan, jangan sampai apa
yang sudah direncanakan dengan baik, namun tidak terlaksana dengan baik.
“Jangan sampai itu, hanya ada di atas kertas, namun tidak terlaksana karena
kurangnya koordinasi dengan pihak kabupaten/kota dan desa,” ujarnya.
Wagub
mengungkapkan, sampai saat ini KPH NTB masih yang terbaik dalam pengelolaan
hutan di Indonesia. Hal ini harus terus dapat dipertahankan dengan penyelamatan
lingkungan. Baginya Penyelamatan lingkungan tidak bisa dibayar dengan apapapun.
“Lingkunga harus kita selamatkan untuk kita persembahkan pada anak cucu,”
pesannya.
Untuk
itu ia mengajak semua pihak untuk memerangi kegiatan Illegal logging, kita
harus perang, pemerintah harus terus melawan Illegal logging bersama dengan TNI
dan Polri. Aparat diharapkan tidak lembek dalam menindak kegiatan itu. “Apa
gunanya kita menanam namun terus dilakukan perusakan, jangan ada anggota KPH
kita ikut terlibat illegal loging” tegasnya.
Umi
Rohmi menegaskan, kunci dari keberhasilan program ini adakah kerjasama dengan
kabupaten/kota. Tanpa sinergi ia menilai semu itu tidak akan berjalan dengan
baik. “Insyaallah dengan sinergi semua itu akan terlaksana dengan baik.”
Edukasi
juga menjadi hal paling penting untuk terus dilakukan, agar masyarkat paham dan
tidak melakukan illegal loging. “Kita harus melibatkan banyak komunitas untuk
NTB Hijau. Komunitas sepeda, komunitas gunung, media dan selebgram kita yang
konsen terhadap masalah lingkungan,” tutupnya. (RZ)
Social Footer