Breaking News

Lestari Adat dan Alam Genjot Pengembangan Desa Wisata

Kepala Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Warna Wijaya, S. Ap.

Lombok Utara (postkotantb.com) - Kepala Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Warna Wijaya, S. Ap, konsisten meningkatkan geliat ekonomi di sektor pariwisata. Namun, dalam perjalanannya, Kades yang dikenal kritis ini, memiliki cara tersendiri dan dipastikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.


"Kami mengupayakan program Desa Wisata,"ungkap Wijaya,dikonfirmasi diruangannya, Kamis (15/10).


Diantaranya, mengoptimalkan kinerja Majelis Kramat Desa (MKD). Lembaga adat tersebut berkewajiban menjaga dan melestarikan nilai-nilai agama, adat dan budaya dengan cara adat. Perlu diketahui, terdapat empat agama yang bermukim di desa ini. Diantaranya Buddha, Hindu, kristen dan Islam, sehingga rentan terhadap konflik.


"Desa kami ini desa plural dan sebagai miniatur Kabupaten Lombok Utara,"imbuhnya.


Kata Wijaya, keberadaan MKD, sarat menemukan benang merah, demi mencegah potensi konflik antar umat beragama. Apabila muncul  sedikit saja perselisihan, MKD akan menggelar mediasi adat hingga masalah berakhir dengan damai. Demikian juga pada persoalan sengketa lahan warisan, kasus pidana ringan, kasus pernikahan dini dan perkawinan beda agama. Pemerintah desa setempat mengutamakan penyelesaiannya melalui musyawarah mufakat secara adat. 


"Persoalan selesai melalui mediasi adat di desa kami, ditandai dengan berita acara,"imbuhnya.


Kendati beda agama, dibenak warga telah terikat rasa persaudaraan yang harmonis. Hal demikian terimplementasikan melalui tradisi saling berkunjung, kala perayaan hari-hari besar agama dan acara pernikahan, serta acara kematian.


"Kalau idul Fitri,umat hindu, kristen dan budha ke rumah umat islam. Begitu sebaliknya. Ini akan menjadi daya tarik desa wisata,"jelasnya.


Pemerintah desa tersebut, memberkuat banjar gubuk yang telah terbentuk, serta mendorong gubuk yang belum memiliki banjar agat segera dibentuk. Menurut Wijaya, banjat gubuk memiliki peran yang sangat penting ditengah sosial masyarakat.


"Banjar sendiri untuk kepentingan Rembuk gubuk guna membahas berbagai kondisi dan persoalan sosial kemasyarakatan, serta membentuk dan memperkuat awik-awik di gubuk masing-masing,"ujarnya.


Di sisi lain, desa ini memiliki daya tarik berupa, ritual adat. Ritual tersebut, telah dilaksanakan secara turun temurun, untuk mengingatkan masyarakat, betapa pentingnya menjaga dan melestarikan alam. Yaitu, ritual adat Mule' Kaya yang dilaksanakan sekali setahun, Sedangkan Nunas kaya, merupakan wujud dari rasa syukur masyarakat atas penciptaan alam oleh yang maha kuasa.


Dimana alam telah memberikan limpahan rejeki, berupa air, tanah, pepohonan dan udara untuk dinikmati. Ritual tersebut selaras dengan visi-misi pemerintah desa, salah satunya melalui Program Selamatkan Lingkungan Hidup (SELINGKUH) guna menjaga kuantitas volume mata air di beberapa titik. Seperti mata air Lokok Ngampan, Lokok Sisik, Lokok Landak Lokok Ponges, Jong pelangkak, Lokok Keleng, Erak Sedi, Sebun Mbawi dan Tio Bemper.



Mendukung program SELINGKUH, pemerintah desa menerbitkan awik-awik desa, demi menegaskan kembali larangan merusak alam. Sebab, lanjut kades, kelestarian alam merupakan potensi yang berdampak pada siklus perekonomian desa yang berkesinambungan. Kades optimis, kelestarian hutan tidak hanya untuk tradisi. Menurut dia, hutan lestari dan terpelihara, dapat menjadi aset yang diandalkan sebagai destinasi wisata hutan.


"Tidak boleh merambah atau menebang pohon di atas lokasi mata air,"tandas Wijaya.


Potensi lain, yakni rekonstruksi taman rekreasi masyarakat. Menurut rencana, pemerintah desa akan menyulap sejumlah titik pada bangunan irigasi induk menjadi taman untuk menambah jumlah destinasi wisata. Diyakini, penambahan tersebut, akan melengkapi kepuasan pengunjung, serta memancing minat wisatawan untuk menginap di desa tersebut, minimal 1 malam.


penginapannya sendiri tengah disediakan. Pemerintah desa telah mendata sejumlah eks. rumah hunian sementara (Hutara). Kedepannya, jelas kades, Hutaran akan dimanfaatkan sebagai Home Stay bagi pengunjung. Jika terealisasi, diprediksi, hasil home stay dapat menambah pendapatan masyarakat. Pengelolaannya, tentu diserahkan ke BUMDes, melalui pokdarwis.


"Hasil sewa home stay, akan diperoleh sebagai penambahan income masyarakat desa,"cetusnya.


Khusus pemberdayan SDM, ditambahkan Kades, sebesar 70% dari Dana Desa, akan digelontorkan untuk setiap pelatihan dan dukungan berupa fasilitas penunjang usaha. Selain itu Pemerintah desa setempat mendorong agar masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah untuk penanaman sayur-sayuran.


Kemudian pemerintah desa telah menyediakan akses internet gratis di kantor desa, sehingga dapat mempermudah aksesibilitas masyarakat memperoleh informasi terkini. Pemanfaatan akses tersebut, dapat pula digunakan oleh para akademisi dan anak-anak sekolah. 


"Sengaja kami siapkan, agar mengikuti kemajuan teknologi,"tutup kades.(rin)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close