Breaking News

PolPP Loteng Tertibkan Pedagang Dadakan Secara Humanis

Kasat Pol PP Loteng HL. Aknal Afandi

Lombok Tengah (Postkotantb.com) - Di bulan penuh berkah ini, banyak pedagang dadakan bermunculan di sejumlah tempat startegis dan ramai, termasuk di  trotoar yang sejatinya diperuntukkan bagi para pejalan kaki di kota Praya Lombok Tengah (Loteng).

Melihat situasi itu, kasat Pol PP Loteng Lalu Aknal Afandi memaklumi fenomena tahunan itu, khususnya saat bulan Ramadhan tiba, selalu banyak pedagang dadakan menjamur dimana mana di penjuru Kota Praya.

Mereka menggelar dagangannya di sejumlah tempat yang sebelumnya dilarang, namun di bulan puasa ini, pihak pol PP memberikan dispensasi berjualan untuk mereka dalam mengais rejeki terlebih di masa sulit ini. 

"Khusus di bulan suci ini, kita tidak melarang para pedagang dadakan membuka dan menggelar dagangannya di tempat yang dulunya kita larang. Malah kami instruksikan anggota untuk mengedepankan humanis kepada mereka dalam melakukan penertiban," terang kasat keoada awak media di ruang kerjanya Selasa (27/04).

Kenapa pihaknya membolehkan lanjutnya, lantaran di bulan puasa ini banyak keberkahan dan Rizki mengalir dengan sendirinya. Sehingga rasa kemanusiaan mulai timbul sehingga, pihaknya tidak memberlakukan larangan kepada masyarakat membuka jualan, kendati di diatas  trotoar asal tertib danbtidak mengganggu oara pengguna jalan.cetusnya. 

"Asalkan harapnya,  tidak mengganggu kepentingan para pengguna jalan sekalipun itu diatas trotoar pinggir , mengingat situasi itu hanya sifatnya situasional dan tidak untuk selamanya trotoar digunakan alias tidak permanen" jelasnya.

Tidak ada larangan meski penertiban dilakukan oleh pihak pol PP, sebab jika bulan puasa ini berakhir, maka dengan sendirinya para pedagang dadakan tersebut akan hilang dengan sendirinya.

"Kita tidak khawatir kok sama para pedagang dadakan ini, kalau puasa berakhir pasti akan tertib sendiri," ujarnya singkat.

Ia menambahkan, banyaknya para pedagang dadakan, aparat pol PP hanya memberlakukan pengaturan, artinya jarak pedagang yang satu dengan yang lain, dibuatkan jarak beberapa meter dan tetap mengedepankan prokes di masa pandemi ini.

Hal tersebut dilakukan, mengingat saat ini, masih dalam nuansa Covid-19, sehingga untuk mencegah terjadinya penularan, para pedagang dibuatkan sekat atau jarak satu dengan lainnya.

"Kami selalu instuksikan anggota agar para pedagang tetap jaga jarak, hindari terjadinya kerumunan, Pakai masker, cuci tangan pakai sabun di air yang berjalan dan kurangi hal hal yang dapat mengundang kerumunan pengunjung. Itu selalu kami gaungkan kepada semua pihak terutama para pedagang dan pembeli, guna mencegah penularan Covid-19," tandasnya. (AP)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close