Breaking News

Bupati Loteng Tekankan, Tak Ada Lobi Kiri Kanan Untuk Kenaikan Pangkat

Dari Gelaran Pelantikan Sekda Loteng

Lombok Tengah (Postkotantb.com)- Bupati Lombok Tengah (Loteng) HL. Fathul Bahri, melantik Lalu Firman Wijaya sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Loteng. Pelantikan tersebut dilakukan di ballroom lantai 5 kantor Bupati setempat, Senin (26/7).

Dalam amanahnya, orang nomor satu di bumi Tatas Tuhu Trasne ini menekankan agar sekda memperkuat sistem database kepegawaian, terutama dalam menempatkan pejabat jika dilakukan pengangkatan atau mutasi di masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

"Jika ingin melihat roda pemerintahan lancar, saya harapkan pak sekda jangan kedepankan lobi kanan kiri, namun mari perkuat database, kedepankan hasil kinerja ataupun prestasi. Saya yakin jika ini bisa diterapkan, roda pemerintahan dan indeks pembangunan di Loteng akan semakin baik," katanya.

Selanjutnya dalam menjalankan amanah, mohon kiranya mengedepankan tanggung jawab, sebab apapun yang dilakukan diatas dunia ini, nantinya akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. Untuk itu tak jemu jemunya ia mengingatkan agar pak sekda lakukan apa yang harus dilakukan sesuai dengan aturan yang ada.

"Yang namanya amanah dunia akhirat tetap akan diminta pertanggungjawabannya, makanya saya mengajak kepada pak sekda agar amanah ini di jaga dan dijalankan sesuai aturan," pintanya.

Adapun biografi L. Firman Wijaya yang saat ini menjabat sebagai Sekda Loteng adalah, pernah menjabat sebagai Kadis PUPR Loteng tahun 2020 pada priode Bupati Suhaili–Pathul. 

Sebelum menjadi kepala dinas PUPR sejak awal selalu berdinas di Ke-PUan. Dengan kompetisi yang dimiliki telah sukses tercatat sebagai kepala Dinas yang berpengalaman pada bidang infratruktur, kurang lebih selama 21 tahun kinerjanya diabdikan pada bidang Ke-PUan, membuat Pak Suhaili waktu itu mengamanahkannya sebagai Kepala Dinas Perkim pada tahun 2017 dan Kepala Dinas PUPR pada tahun 2020.

Pria kelahiran Praya, 04 Mei 1970 mulai berkiprah pada dunia ASN sejak tahun 2000, meski memiliki masa kerja yang relatif singkat namun dengan segudang prestasi Firman dipercayakan mengemban amanah sebagai PJ. Kasi Perencanaan Teknis Subdin Binamarga pada tahun 2007 dan Kasi Pengembangan Kebinamargaan tahun 2008. Sebelum Bupati Suhaili priode pertama menjabat sebagai Bupati Kabupaten Lombok Tengah, Firman sudah menduduki jabatan Kabid Tata Ruang pada tahun 2010 kemudian dilantik oleh Bupati Suhaili sebagai PJ Kabid Bina Marga Dinas PUESDM pada tahun 2011-2013, dengan masa kerja yang cukup singkat Firman mampu menyelesaikan sebagian tugas-tugasnya untuk mengawal program unggulan Bupati Suhaili yaitu “Lombok Tengah Bersatu” Bersatu dalam ikhtiar meningkatkan kesejahteran masyarakat melalui program 2R (Rurung dan Reban) khusunya dalam mengawal infrastruktur jalan di Kabupaten Lombok Tengah, yang sukses membawa Suhaili terpilih kembali pada Priode Ke 2.

Selanjutnya pada tahun 2013 – 2017 L. Firman Wijaya, ST. MT., lebih konsen pada Bidang Cipta Karya dan pada priode inilah beban pikiran yang paling berat, saat Bupati Suhaili berniat untuk melaksakanan pengembangan konsep dan segra menyelesaikan pembangun kantor Bupati termegah di Provinsi Nusa Tenggatra Barat sebelum priode jabatannya berakhir, dan pembangunan Infratruktur lainnya seperti pembangunan kantor DPRD Kabupaten Lombok Tengah, dan infrastruktur lainnya. Ide pembangunan kantor Bupati Kabupaten Lombok Tengah sendiri sudah mulai diwacanakan pada akhir priode jabatan Bupati H. L. Wiratmaja (Mamiq Ngoh) namun dapat direalisasikan sebelum Priode jabatan Bupati Suhaili berakhir. Setelah dianggap sukses menyelesaikan perencanaan konsep pengembangan dan pondasi awal pembangunan kantor Bupati Kabupaten Lombok Tengah oleh Bupati Suhaili, Firman diangkat menjadi kepala Dinas Perkim tahun 2018 dan kepala Dinas PUPR pada tahun 2020, dan pada priode inilah kantor Bupati Lombok Tengah selesai dibangun dan menjadi kado terindah dari Bupati Suhaili pada Hut Lombok Tengah Ke-75 dan saat itulah resmi menjadi kantor Bupati dengan arsitektur perpaduan gaya Eropa dan Islam termegah seantero Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Dengan kedekatan serta interaksi yang intens bersama Bupati dan Wakil Bupati khusunya dalam proses mengawal perncanaan sampai proses pembangunan infrastruktur di Kabupaten Lombok Tengah, L. Firman Wijaya, ST, MT. aktif membantu Bupati dan Wakil Bupati dalam berdiskusi dan tukarpikiran untuk merealisasikan cita-cita pembangunan infratruktur di Kabupaten Lombok Tengah, diantaranya :

1. Pembangunan Land Side BIL;

2. Pembangunan jalan 2 jalur pertama di Lombok Tengah khususnya Kota Praya (simpang kodim – eks PTP Puyung) dilanjutkan dengan Pembangunan jalan 2 jalur Sudirman – Biao;

3. Pembangunan RTH Tonjeng Beru;

4. Pembangunan RTH Alun Alun Tastura;

5. Pembangunan Gedung Kantor DPRD Kabupaten Lombok Tengah;

6. Pembangunan Gedung Kantor Bupati Kabupaten Lombok Tengah;

7. Pembangunan Pasar Renteng;

8. Pembangunan TPA Pengengat;

9. Penataan Kota Praya Koridor Simpang 4 Pos Polisi – Masjid Agung;

10. Pembangunan Pendopo Bupati;

L. Firman Wijaya, Memiliki track record yang baik dalam proses lobi-lobi program pembangunan infrastruktur dengan pemerintah pusat karena dibekali dengan kecerdasannya dalam negosiasi serta jaringan nasional yang kuat, menyelesaikan study S1 di Fakultas Teknik Sipil di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta tahun 1996 dan menyelesaikan Megister S2 pada Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 2006.

Beberapa prestasi L. Firman Wijaya, ST. MT., dalam lobi-lobi program pembangunan infratruktur kabupaten Lombok Tengah dengan Pembiayaan dari Pusat (APBN) antara lain sebagai berikut:

1. Pembangunan RTH Tonjeng Beru;

2. Pembangunan RTH Alun Alun Tastura;

3. Pembangunan Pasar Renteng;

4. Pembangunan TPA Pengengat;

5. Penataan Kota Praya Koridor Simpang 4 Pos Polisi – Masjid Agung;

Kepiawaiannya dalam komunikasi dan lobi juga mendapatkan penghargaan oleh PUPR RI karna dapat menyelesaikan konflik-konflik dalam pembesaban tanah untuk pembangunan infratruktur, karepa tidak mudah melakukan komunikasi kepada masyarakat dalam negosiasi harga dan kerelaannya untuk meninggalkan tanah warisan leluhurnya, Beberapa proses negosiasi konflik yang pernah sukses dilakukan antara lain sebagai berikut:

1. Pembebasan lahan untuk pembangunan jalan 2 jalur Sudirman – Biao;

2. Pembebasan lahan untuk pembangunan jalan Bypass BIL – Mandalika;

“Responsif: Bekerja Keras, Bergerak Cepat dan Bertindak Tepat”. Selalu menjadi motivasinya dalam menjalankan amanah yang dipercayakan padanya. (AP)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close