Breaking News

Diduga Tak Kantongi Izin Bangun Tambak, PT Panen Berkat Sejahtera Ditolak Warga

Inilah Warga sangat keberatan dan menolak keberadaan tambang.

 Lombok Timur (postkotantb.com) Kehadiran investor dalam suatu daerah ternyata tidak serta Merta membawa dampak positif dan berbanding lurus dan sesuai dengan keinginan warga masyarakat dan lingkungan sekitar,  meski pemerintah telah mengkaji sesuai dengan regulasi yang ada dan sudah barang tentu harus bermanfaat bagi warga masyarakat sekitar.

Terutama peningkatan taraf hidup dan bisa mendongkrak ekonomi masyarakat, namun tidak berdampak buruk bagi lingkungan sekitar akibat limbah yang ditimbulkan atas keberadaan tambak tersebut.

Akan tetapi berbeda dengan hadirnya investor di wilayah kabupaten Lombok timur, tepatnya di dusun Sandubaya timur, Desa Labuhan Lombok, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, yang terletak 70 meter dsrubkawasan pemukiman  BTN Kayangan yang saat inj harap harap cemas dengan kehadiran PT PBS..

Kehadiran Investor asal Surabaya yang tengah membangun tambak di daerah tersebut, dipastikan tidak akan berjalan mulus sesuai rencana, pasalnya pembangunan Tambak tersebut  mendapat penolakan keras dari seluruh elemen masyarakat yang ada di dusun Sandubaya Timur bahkan sebagian besar masyarakat Desa Labuhan Lombok.

Akan tetapi pihak managemen proyek tambak tersebut telah melaksanaan penembokan krliling , terbukti saat tim investigasi media ciber turun ke lapangan untuk menyaksikan secara langsung lokasi pembangunan tambak tersebut, Rabu (23/02/2022).

Menurut perangkat desa  yaitu BPD Desa setempat, Forum perempuan, Forum Nelayan, Forum Pokdarwis, Forum Daiving School dan forum Peduli Lingkungan desa termasuk warga masyarakat yang tinggal di BTN Kayangan turun menyuaraka penolakan atas pembangunan  tambak oleh perusahaan asal Surabaya tersebut..

Ketua Forum Perempuan ibu Sholatia menegaskan, sangat tidak setuju dengan  pembangunan tambak yang sedang berlangsung tersebut dan sebaiknya di stop dulu sampai ada dialog dengan warga masyarakat dan harus ada kesepajatan sesuai aturan yang berlaku,  dimana sebagai masyarakat pesisir, pantai adalah merupakan lingkungan terdekat yang paling banyak bersentuhan dengan masyarakat, dan bahkan pantai menjadi taman bermain bagi anak-anak pesisir.

"Akibat adanya Tambak yang telah berdiri dua tahun lalu dan berjarak lebih dari satu kilo dari rumah warga tetapi berdampak pada lingkungan, air pantai menjadi kotor dan gatal, serta baunya yang cukup mengganggu penciumjan. Nah apalagi bila   pembangunan tambak di lokasi yang hanya berjarak 70 meter dengan rumah warga terus dilanjutkan.

Maka sudah tentu akan berdampak buruk bagi lingkungan dan warga terutaman polusi udara dan limbah yang dihasilkan nantinya, sehingga kami sepakat untuk menolak keras dan tidak ada dialog untuk pembangunan tambak yang tengah dikerjakan tersebut," papar Ketua Forom perempuan Desa labuhan Lombok tersebut yang juga berprofesi sebagai kepala sekolah.

Begitu pula dengan Subki, selaku ketua forum nelayan desa setempat juga menolak keberadaan tambak di desa tersebut.

"Keberadaan tambak ini sangat berpengaruh dan terasa kepada hasil tangkapan ikan para nelayan desa setempat. Ini sudah kami buktikan dengan adanya dampak yang terdahulu, semenjak itu ikan sudah tidak lagi berkumpul di pinggir sehingga hasil nelayan saat ini sudah jauh dari yang kita harapkan, bahkan kami bergeser ke jalur menuju Sumbawa dalam mencari ikan, tentu biaya operasionalnya timggi dan terkadang hasil tangkapan nihil, kamibtidak ingin diperparah lagi dengan keberadaan perysahaan asal Suranya itu ," gerutu Subki.

Sementara ketua forum Peduli lingkungan desa setempat Zaenal Fatah  juga mengatakan bahwa, atas nama seluruh anggotanya menyatakan tidak setuju dengan pembangunan tambak tersrebut, sebaiknya penda Lotim mengjaji ulang kebijakan yang telah dikeluarkan, harapnya

Keberadaan Tambak yang sedang  dibangun sudah barang tentu semakin merusak lingkungan dan ekosistim kawasan sekitar, dimana warga masyarakat sudah tidak bisa lagi bermain atau mandi di laut karena air lautnya gatel, bau yang tidak sedap akibat yang ditimbulkan limbah tambak.

"Dampak ini ditimbulkan oleh tambak yang berada di Utara desa Sandubaya Timur ini jaraknya cukup jauh hingga 1 km dari desa kami, namun dampaknya terasa hingga ke pantai di desa kami, apalagi tambak yang dibangun di desa kami yang jaraknya dengan pemukiman warga hanya hitungan meter, maka tentu akan mencemarkan lingkungan," tandasnya .

Sementara Ketua forum Pokdarwis Desa Haris Munandar yang biasa disapa Bigon,  inipun menolak keras pembangunan tambak di wilayah desanya. Dia mengatakan bahwa saat ini Desanya telah masuk dan ditetapkan pemerintah pusat, bahwa Desa Labuhan Lombok ini masuk sebagai salah satu dari 90 desa wisata yang telah di SK kan pemerintah pusat.

Oleh karena itu tentu akan mempengaruhi gelar desa wisata yang sudah disematkan itu sendiri bila tambak yang  dibangun itu memberi dampak negatif bagi lingkungan masyarakat.

 

Inilah tambak milik PT Panen Berkat Sejahtera yang ditolak warga.

 Hal yang sama dirasakan oleh Pengelolah Daiving School Yuda Hartani. Ia mengatakan bahwa dulunya sebelum tambak di desa sebelah hadir, wisatawan yang berdiving di pantai desa ini cukup banyak bahkan warga mancanegara senang diving di pantai ini karena ekosistim laut dan terumbu karang yang sangat eksitis dan luar biasa uniknya.

"Namun semenjak tambak didesa sebelah muncul para wisata sudah jarang mau bermain diving di pantai ini, karena pertama air yang gatal, kedua ekosistem laut terganggu dan bahkan  banyak yang mati karena diduga tercemar air limbah tambak". Ujarnya

"Nah bagaimana jika tambak dibangun lagi desa ini, bagaimana nasib diving pantai ini, bagaimana ekosistem laut dan terumbu karang terpelihara bagus bila dicemari limbah tidak sehat. Maka kami sangat menolak keras rencana tambak tersebut,"tutupnya.

Sementara disaksikan tim media investigasi seluruh warga BTN Kayangan turun kedepan gang rumahnya, untuk menyampaikan aspirasi dan unek unek selama ini dan belum tersalurkan, mereka merasa akan terancam kenyamanannya bila tambak itu tetap berlanjut pembangunannya yang langsung berhadapan dengan tempat tinggal mereka.

"Kami tidak tau harus berbuat apa, laut kami ini sudah tidak sehat, airnya gatel-gatel, baunya menyengat, padahal tambak itu 1 kilo ke Utara dari tempat kami ini. Apalagi kalau tambak ini lagi dibangun di depan kami yang berjarak hanya 70 meter maka kami tidak tau lagi akibatnya akan bagaimana. Kaki saya ini saja gatal-gatal akibat air laut ini,"ungkap salah seorang warga BTN sambil menunjukan kakinya yang bentol-bentol.

Seluruh warga masyarakat desa setempat bertanya besar, bahwa kenapa pembagunan tambak itu mendapat izin dari pemda Lotim, sementara tidak pernah ada sosialisasi dengan warga desa, belum pernah terlihat tim pengkaji dampak lingkungan yang disakasikan oleh masyarakat serta apa manfaat yang di terima masyarakat setempat.

Seluruh warga berharap semoga pemerintah berkenan meninjau ulang perizinan yang telah dikeluarkan terkait pembangunan tambak, yang dilakukan salah satu investor di desa ini, karena menurut warga sekitar akan berdampak buruk, baik bagi masyarakat maupun lingkungan, serta kebelangsungan hidup generasi muda dan anak anak di desa ini, haruskan ada laut didepan mata, namun kami harus cati tempat rekreasi yang jauh-jauh.

"Kami ingin menikmati keindahan dan keasrian laut didesa kelahiran kami tanpa harus ada pencemaran," kata haji Lalu Muhli salah satu tokoh masyarakat.(AMIN)

 

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close