Breaking News

Oknom Saudagar Coba Kibuli Petugas PMK, Saat Pembukaan Pasar Hewan di Lombok Utara

 
Lombok Uta


ra, (postkotantb.com) -- Sejak pemberlakuan pembatasan gerakan lalu lintas ternak sapi, kerbau, kambing dan babi di w surat yang dikeluarkan oleh Dinas Ketehanan Pangan,Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Tresnahdi, S.Pt, Nomor . 524/290/DKP3/V/2022 tertanggal 20 Mei 2022, maka hari ini Minggu 20/5 - 2022 menutup sementara pasar hewan yang ada di dusun Bengkoang desa Sokong Kecamatan Tanjung dan pasar ternak yang ada di Tampes Kecamatan Kayangan, terhitung 25 Mei s/d 15 Juni 2022. 
 
Kaitannya dengan oknom saudagar nakal asal  Lombok Barat yang mencoba kibuli petugas PMK saat masuk di wilayah Kabupaten Lombok Utara, menjadi perhatian pengunjung Pasar Hewan Tanjung, Minggu (20/5/2022).

Pasalnya oknom tersebut saat diperiksa sapi bawaannya oleh petugas PMK (Penyakit Mulut dan Kuku)  Kabupaten Lombok Utara mengaku sapi miliknya dari Telok Kombal desa Malaka Kecamatan Pamenang KLU. Padahal sejak dalam perjalanan dari Mataram, salah satu petugas PMK drh Gilang Kala Maulana sudah curiga, kalau sapi ternak yang dibawa oknom sudah pernah teransaksi di pasar hewan Selagalas Kota Mataram. Pelaku pun mengaku perbuatannya dan langsung dipaksa kembali ke daerah asal di Mataram, kata Gilang pada media ini.

drh Gilang menambahkan kalau di Mataram pemberlakuan PMK cukup ketat, dimana Pemkot Mataram melalui OPD terkait sudah mempasukitasi seluruh petugas IB (Insiminasi Buatan). Mereka dikumpulkan di suatu tempat dan seluruh alat Gan IB iisita untuk sementara lantaran larangan sementara melayani IB selama pemberlakuan PMK

Demikian halnya daging sapi selama PMK kurang diminati meski turun harga antara  Rp 70 - 80, tuturnya.

Kepala UPTD Tanjung Aki Suharti,S.Pt menuturkan hingga hari ini jumlah sapi yang beredar di pasar hewan Tanjung dalam satu minggu berkisar 600 ekor dan belum ada tertular PMK.
Menjawab pertanyaan wartawan media ini tenteng adanya penyebab sapi mati di dusun Monggal Desa Genggelang Kecamatan Gangga, itu akibat terlilit tali bawaan dan bukan karena PMK.
Aki Suharti juga sekaligus menjawab berita Hoak di media sosial (FB) yang menyebarkan isu sapi mati di dusun Monggal Desa Genggelang Kecamatan Gangga.

Sapi mati di dusun Monggal bukan penyebabnya karena PMK, melainkan karena terlilit tali saat ditambah di kebun pemilik.

Penyampaian Aki Suhardi dibenarkan oleh Kabid Peternakan, drh Sarudi. Ia menambahkan kalau pihaknya sudah datangi pemimiknya bersama stafnya, Sopian,S.Pt.

Meski demikian, drh Sarudi berharap kepada seluruh petenak tetap mematuhi PMK sampai pemerintah mengatakan bebas PMK, ungkapnya (@ng)


0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close