Breaking News

Pemerhati Lingkungan,Soroti Kebijakan Pemprov NTB Terhadap Lingkungan dan Nasib Petani Tembakau

 


Lombok Tengah,  (postkotantb.com) - Sudah 10 tahun lamanya, Kecamatan Praya Timur Lombok Tengah (Loteng), tercatat sebagai daerah penyuplai tembakau.Namun selama ini
Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), tidak pernah memperhatikan kondisi para petani, terutama dalam hal pendukung pengopanan.

Sebab selama ini, para petani Tembakau khususnya di Praya Timur hanya mengandalkan bahan bakar pengopenan tembakau dari kayu. Di sisi lain dampak lingkungan terhadap asap yang ditimbulkan dari kayu bakar tersebut, bisa mengakibatkan pencemaran dan berdampak bagi kesehatan.

"Kami hanya menginginkan Pemprov NTB, tidak hanya mengejar untung dari hasil penjualan tembakau, tapi mari pikirkan masyarakat kami, agar tidak hanya mengandalkan kayu bakar, termasuk kesehatan masyarakat," Tegas pemerhati Lingkungan Sumidah Kamis (18/8).

Di sisi lain lanjutnya, kayu adalah masalah persoalan waktu yang lambat laun akan habis sehingga akan mengakibatkan NTB akan kekeringan,kegundulan, kehilangan sumber mata air dan bahkan akan menimbulkan bencana yang lebih besar, jika kayu kayu yang ada di hutan baik yang wilayah hutan bagian utara dan selatan.

Bisa dibayangkan jika setiap musim pengopenan tembakau yang dibutuhkan masyarakat ada 30 truk.Satu truk kayu yang ditebang lebih dari 10 pohon. "Jika kita kalkulasi maka 10 tahun terakhir ini kayu hutan yang ditebang sekitar 300 ribu pohon.
Saya sangat berharap baik pihak gudang tembakau, pemerintah daerah provinsi NTB hendaknya mencarikan solusi yang lebih produktif, efesien dan kolaboratif. Mungkin pemerintah provinsi bisa mengkalkulasi kebutuhan akan minyak tanah, solar dan gas pada saat musim pengopenan tembakau," jelasnya panjang.

Sedangkan di sisi lain, ketika para petani membeli solar lebih, ujung ujungnya dianggap melakukan penimbunan yang berujung pada sanksi hukum. Sehingga ini sangat miris rasanya jika hal ini tidak bisa diberikan solusi oleh pemerintah provinsi NTB,sebagai bapaknya para petani tembakau, yang selalu kesulitan dalam pengopenan tembakau atau pengeringan tembakau.

Diakuinya,Tembakau mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Praya Timur secara drastis dan hal ini sangat di syukuri.

"Silahkan bapak gubernur turun ke wilayah Praya Timur sampai kita tidak bisa lewat, karena menumpuknya kayu di pinggir jalan yang terkadang membahayakan para sopir, pejalan kaki dan anak anak sekolah.

Atas beberapa hal tersebut, pihaknya selaku pemerhati lingkungan menyampaikan pertama,Pemprov NTB segera mengambil sikap dan membuat kebijaksanaan, agar petani tembakau tidak kesulitan memperoleh bahan bakar untuk pengopenan atau pengeringan tembakau.

Dua,tembakau telah mengangkat kesejahteraan masyarakat dan menghilangkan kemiskinan di wilayah Praya Timur, sehingga pemerintah lakukan terobosan agar menyiapkan alat pengering tembakau yang efektif dan tidak mengandalkan kayu sebagai bahan bakar.

Tiga, Pihak pembeli dalam hal ini PT .JARUM,GUDANGGARAM, SAMPOERNA, BENTOEL juga harus peka terhdap kebutuhan petani tembakau.

Selanjutnya, Pemerintah segera melakukan analisa Dampak Lingkungan terhadap kayu hutan yang ditebang 100 kayu setiap tahunnya.Dan hal ini berdampak atas keberlangsungan hutan. "Jika ini tetap tak disikapi, saya yakin ke depan hutan hutan kita, sudah gundul, dan inj harus segera di sikapi," pintanya.

Sementara itu Kadistanbun NTB Fathul Gani membeberkan, Idealnya pengopenan itu ada jarak atau tidak berdekatan dengan pemukiman. Selanjutnya seiring dengan waktu dan ketersediaan bahan bakar yang dulunya menggunakan minyak tanah, saat ini, harga minyak tanah yang mahal dan terbatas.

Atas hal tersebut, kebijakan pemerintah Provinsi dan Kabupaten melalui Dinas terkait gencar memasyarakatkan dan mensosialisasikan penggunaan tungku pengopenan yang bahan bakarnya dari cangkang kemiri dan sawit, termasuk pemanfaatan tongkol jagung yang tingkat ketersediaannya cukup banyak. "Dan kita penghasil jagung cukup besar dan itu bisa diharapkan," Katanya.

Dengan kebijakan ini ia berharap, masyarakat tidak lagi menggunakan kayu sebagai bahan bakar. "secara langsung kita dapat menjaga lingkungan tetap hijau dan lestari dengan tidak menebang pohon pelindung yang ada disekitar rumah tinggal maupun merambah hutan yang dapat merugikan semua pihak," Tutupnya (ap)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close