Breaking News

Kembangkan Pemberdayaan Masyarakat,Bappeda KLU Gandeng YNLM

 


Lombok Utara, (postkotantb.com) - Kabid Pemerintahan Pembangunan Manusia (PPM), Heri Setiawan mengatakan, pembangunan sumber daya manusia ditargetkan meningkat 79,00.

Beberapa upaya antara lain, meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, sarana penunjang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Meningkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Kurang Mampu Serta Meningkatkan Implementasi Norma - Norma Budaya dan Religius Dalam Kehidupan Bermasyarakat.

"Kita juga harus juga berupaya menyelesaikan masalah-masalah sosial seperti menurunkan tingkat kriminalitas," kata Heri saat membuka acara pertemuan di Aula Bappeda Kabupaten Lombok Utara, Selasa (1/11).

Sementara Yayasan Nurani Luhur Masyarakat - YNLM, Fajri Misriyanti yang juga Konsultan gizi UNICEF menyebutkan, YNLM adalah organisasi pelaksana yang sejak 2018 menjalankan proyek pengembangan masyarakat di Lombok.

"Proyek dilaksanakan di 4 desa di Lombok Utara, yaitu di Desa Anyar, Desa Baturakit, Desa Loloan dan Desa Sukadana dengan jumlah penduduk 20,473 jiwa yang sebagian besar terdiri dari petani, tetapi juga nelayan," tuturnya.

Lanjut Fajri Misriyanti, proyek ini didanai oleh NLM (Norwegian Lutheran Mission) dan Norad (Norwegian Agency for Development Cooperation). Adapun tujuannya untuk peningkatan pertumbuhan dan kesejahteraan anak di bawah 3 tahun.

"Tujuan khususnya nanti anak-anak di bawah 3 tahun memiliki diet nutrisi yang berkelanjutan, juga perkembangan fisik, sosial/emosional dan intelektual anak sesuai dengan usia," paparnya.

Menurut Fajri Misriyanti, metodologi proyek
dalam pelaksanaan menggunakan pendekatan positive deviance. Pendekatan ini meyakini bahwa ada beberapa anak dengan kelompok usia dan status ekonomi yang sama, yang tidak pernah mengalami gizi buruk sedangkan anak lainnya mengalaminya.

Perilaku yang berbeda namun positif ini menjadi contoh untuk diadopsi dengan perbaikan, baik dari variasi makanan maupun perilaku positif lainnya. Contoh penyimpangan ini disebarkan oleh kader Puskesmas melalui kegiatan Puskesmas Terpadu, posko pendidikan dan rehabilitasi gizi 10 hari, dan kunjungan rumah.

Pendekatan ini menekankan pada pendidikan melalui praktik memasak dan praktik hidup bersih dan sehat untuk mengubah perilaku sehari-hari secara intensif selama 21 hari.

Diharapkan kesadaran orang tua dan pengasuh akan muncul ketika mereka melihat kuasi perbaikan kondisi dan status gizi anak setelah mengikuti saran. Semua bahan harus tersedia secara lokal dengan harga terjangkau bahkan untuk keluarga termiskin.

Praktek ini diperkenalkan kepada penerima manfaat melalui kegiatan tanggap kemanusiaan yang kami sebut PONIA (Pos Gizi Ibu & Anak). Terdiri dari 12 hari pertemuan dengan pengasuh dan anak usia 6-35 bulan di 28 dari 32 posyandu binaan. Dimana peserta belajar bagaimana mengolah makanan bergizi untuk anaknya dan merangsang tumbuh kembangnya.

Setelah siklus 12 hari selesai, pertemuan dilanjutkan dengan pertemuan dua bulanan untuk kelas Proses Makanan Bergizi dan kelas Parenting di 32 Posyandu sasaran.

Untuk melengkapi intervensi program gizi dan tumbuh kembang pada anak lanjut Fajri Misriyanti, penerima manfaat binaan didukung dengan program home gardening dimana keluarga binaan didorong untuk memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk menghasilkan bahan makanan bergizi yang konsumsi keluarga dan mendorong pola asuh terhadap anak sambil mempraktekkan di rumah, dengan cara kegiatan berkebun.

"Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pemerintah dan masyarakat di desa binaan. Program ini telah berjalan di 38 dusun binaan," tutup Fajri Misriyanti. (@ng)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close