Breaking News

Dikbud NTB Konsen Kembangkan Program Unggulan, Salah Satunya Penanganan Stunting

H. Aidy Furqon.

Mataram (postkotantb.com)- Tahun ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (DIkbud) NTB, memilih fokus terhadap pengembangan inovasi serta sejumlah program yang sebelumnya sudah berjalan. Antara lain  Program Aktivitas Istimewa Sekolah Berbasis Teknologi (AISONET).

"Polanya adalah Podcast dan Broadcast siswa dilatih reporter. Yang satu ini kami butuh intervensi para jurnalis melalui program guru tamu. AISONET ini diluncurkan pak Gubernur Tanggal 15 Desember 2022 lalu," ujar Kepala Dinas Dikbud NTB, H. Aidy Furqon diruangannya, Selasa (10/01/2023).

Selanjutnya Bhakti Stunting yang diintegrasikan dengan program Sabtu Budaya. Dalam program ini, Dikbud NTB ikut mengambil bagian dalam upaya menangani stunting dengan melibatkan masyarakat, para siswa sekaligus orang tuanya untuk mengumpulkan telur secara bergilir, sekali dalam tiga bulan.

Masing-masing orang, kata dia, diminta untuk membawa satu butir telur ayam. Setelah terkumpul, maka akan disumbangkan melalui posyandu keluarga agar disalurkan ke warga yang kurang mampu di Zona Stunting. Untuk program ini, Dikbud NTB telah menandatangani MoU bersama Dinas Kesehatan (Dikes) NTB. Program ini juga sudah dimulai Desember lalu.

"Kenapa tiga bulan sekali. Karena Zona Stunting mereka tidak banyak. Warga yang tinggal di zona itu rata-rata kurang mampu," imbuhnya.

Berikutnya Program Pelacakan Alumni (Tracer Studi). Program ini, lanjut Aidy, terlaksana melalui pola pemetaan. Tujuannya untuk memastikan angka partisipasi alumni untuk melanjutkan pendidikan. Program ini nantinya akan menghasilkan persentase angka partisipasi alumni yang murni. Dalam program ini, kami melibatkan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB.

"SMA jumlah kuliahnya dan tidaknya berapa. Begitu juga SMK, jumlah alumni yang kuliah dan bekerja berapa orang. Jadi kita bisa deteksi kebutuhan di perguruan tinggi itu berapa. Peran kita ini sebagai supporting. Selama ini kan hanya BPS NTB. Itu pun hanya sampling," bebernya.

"Sesuai perjanjian kerja saya dengan pak Gubernur, saya pasang target khusus untuk lulusan SMK, angka minimal itu 37 persen yang bekerja," sambungnya.

Kemudian Program Satu Siswa, Satu Usaha khusus untuk siswa di SMK. Ini disesuaikan dengan Kurikulum Merdeka Belajar. Program ini pun akan dilaksanakan semenjak siswa mulai duduk di bangku kelas X. Sedangkan kelas XI mulai Project-nya dan Kelas XII mulai di produksinya.

Selain itu, tambah dia, ini akan menjadi jawaban atas hasil survei BPS yang menyatakan, bahwa SMK penyumbang pengangguran terbesar di NTB. Untuk memantapkan program ini, pihaknya telah menggandeng Dinas Koperasi dan UMKM NTB.

"Sudah saatnya SMK memulai Project Based Learning serta Production Base Learning. Nanti akan ketemu, apakah siswa kita di industri formal, di industri informal, atau memang usaha mandiri. Konsep bekerja kan bisa dimanapun. Yang penting mampu menghasilkan income," terangnya.

"Bagi lulusan SMK yang kami nilai mampu untuk membangun usaha mandiri, kami akan menggandeng dan meyakinkan Bank untuk memberikan support. Sehingga kalau mau jadi pengusaha, pilih SMK dong," jelasnya.(RIN)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close