Breaking News

Progres Penurunan Stunting di KLU Sentuh Angka18,3 persen Jelang Ahir Tahun 2023

 


Foto Ist/postkotantb.com/Jaharuddin.S.Sos


Lombok Utara (postkotantb.com) - Sosialisasi Pencegahan Stunting, "Stop Narkoba, Stop Pelecehan Seksual dan Stop Pernikahan Usia dini" yang diselenggarakan oleh PGNW bekerjasama dengan BKKBN Provinsi NTB Rabu (15/11/2023), di pusatkan di Pondok Pesantren NW Tanjung.

Kegiatan ini selain dihadiri oleh Ketua Pokja Ketahanan Remaja BKKBN Provinsi NTB Drs.Samsul Anam, M.PH, Ketua Yayasan PP Syech Zainuddin NW Tanjung H. Sulhi Akbar, S.Ag, Camat Tanjung Masjudin Ashari SE., ME, serta undangan lainnya.
Sosialisasi yang diikuti oleh seluruh guru dan para santri dan santriwati dibuka langsung oleh waki bupati Lombok Utara, Danny Karter Febrianto.

Pada kesempatan ini, Ketua YPP Syech Zainuddin NW Tanjung Sulhi Akbar menuturkan dengan adanya program full day school di ponpes Zainuddin NW Tanjung, pihaknya telah berusaha untuk ikut berperan mengurangi pernikahan usia anak, melalui kegiatan atau kesibukan pada para santri dan santriwati di sekolah.

“Mari kita jauhkan diri kita dari narkoba, stunting dengan tidak melakukan pernikahan usia dini, serta menjauhi pelecehan seksual,”kata Sulhi Akbar.

Sementara Plh. Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, Syamsul Anam,menyampaikan bahwa dukungan dari berbagai stakeholder  sangat berarti dalam mengatasi semua persoalan khusus berkaitan dengan stunting.
Menurut dia, BKKBN telah membuktikan keberhasilan dengan turunnya angka kelahiran guna memastikan agar setiap anak yang lahir mendapatkan perawatan didikan yang terbaik dari orang tua untuk kehidupan yang lebih baik.

“BKKBN juga membuktikan keseriusan kinerjanya dengan progress penurunan angka stunting sejak 2019 hingga saat ini,”tandasya.
Syamsul Anam sebutkan, 40 persen dari pernikahan di NTB telah diawali dengan hubungan seksual pranikah, yang mana menyebabkan banyak faktor penyakit.

“Hal ini perlu dihindari dan dicegah melalui berbagai program termasuk sosialisasi di lingkungan sekolah,”jarapnya.

Wabup Danny dalam penyampaiannya, kenerja BKKBN memang patut diberikan apresiasi, hal dilihat dari progres penurunan stunting di NTB khususnya wilayah KLU yang dimulai dari tahun 2019 menyentuh angka 33,07 persen meskipun mengalami peningkatan pada 2020 menjadi 33,8 persen dan mulai menurun kembali sejak 2021 menjadi 28,3 persen, selanjutnya pada 2022 menjadi 22,9 persen hingga pada saat ini 2023 menjadi 18,3 persen.

Menekan angka stunting salah satu cara untuk menjaga generasi yang akan datang yang tidak dapat dirasakan efeknya secara langsung dalam waktu 1-2 tahun kedepan, namun dapat di rasakan manfaatnya di masa depan.

“Ini adalah projek masa depan yang menjadi tanggung jawab kita bersama,” tandasya.

Danny juga selaku Ketua TPPS KLU menjelaskan bahwa pernikahan usia anak menjadi faktor penyumbang terbesar dari lahirnya anak-anak stunting di KLU, dikarenakan usia pernikahan anak belum siap dari faktor fisik dan mentalnya dalam melahirkan dan mengurus anak.

“Iamenyafankan semua pihak dapat bergerak bersama sesuai dengan tupoksi masing-masing,” sarantandasnya.

Demikian halnya pondok pesantren dapat berperan untuk memastikan anak-anak agar tidak menikah pada usia dini.


Diharapkan kepada generasi muda nantinya menjadi menjadi generasi emas yang berperan dalam pembangunan daerah serta mampu berkompetisi dan berdaya saing dengan anak-anak dari negara lain.

“Pesan saya untuk terus motivasi anak-anak untuk bersekolah setinggi-tingginya dan mengejar mimpi sehingga pikiran tentang menikah di usia  dini dapat dialihkan dengan hal-hal positif lainnya,”ucap Danny di depan segenap undangan yang hadir. (@ng)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close