Breaking News

Tradisi Bau Nyale Dalam Perspektif Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Lombok Tengah

 

Patung monumen Bau Nyale di Pantai Seger Kute Mandalika Lombok Tengah. Foto Dok : Lalu Irsyadi/postkotantb.com
Patung monumen Bau Nyale di Pantai Seger Kute Mandalika Lombok Tengah. Foto Dok : Lalu Irsyadi/postkotantb.com

Lombok Tengah (postkotantb.com) - Tahap penentuan waktu Bau Nyale dalam Legenda Putri Mandalika melalui Sangkep warige merupakan sangkep yang tidak bisa ditinggalkan.

Karena bau nyale ini adalah tradisional budaya peninggalan leluhur terutama di bumi Pujut.

Demikian dikatakan, Lalu Guntur, Ketua Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kabupaten Lombok Tengah kepada postkotantb.com, Jum'at (19/01/24).

Diterangkan, pada zaman dahulu sebenarnya tidak dilaksanakan sangkep.Tetapi, para pendahulu selalu menyampaikan dengan cara penanduk seperti halnya melihat gejala alam melalui tumbuh-tumbuhan seperti jamur,kembang ketalan, bintang sok dan lainnya.

" Yang paling penting itu adalah penanggalan rowot untuk menghitung secara sasakiah menentukan bulan sak atau bulan 1 secara kalender sasak," ujar Miq Guntur panggilan akrabnya.

Dijelaskan, sebenarnya para tokoh Pujut tidak mempunyai perbedaan dalam menentukan bulan 10 atau bulan bau nyale. Namun yang sering menjadi perbedaan adalah penanggalan bulan 10 itu.

" Kalau masalah fenomena alam seperti dinamika perubahan iklim seperti sekarang ini tidak menjadi acuan, bau nyale itu tidak ketergantungan dengan kondisi iklim atau alam,"ulasnya.

Menurutnya, keberadaan Nyale tidak akan pernah punah. Bahkan tokoh adat dan masyarakat akan semakin memperkuat budaya yang sudah jadi perhatian dunia ini. Yang juga menjadi komitmen AMAN untuk tetap melestarikannya. Meskipun arus pembanguan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika terus bergeliat. Tetap tidak boleh menggusur kearifan lokal yang ada.

Karena Nyale adalah tradisional Sasak tidak akan perenah digoyahkan oleh budaya lain.

Pihaknya tentu siap berkolaborasi dengan Pemerintah untuk terus menduniakan Bau Nyale. Mengabarkan kepada masyarakat luas tata cara Bau nyale yang benar. Dikemas sesuai dengan pedoman yang ditinggalkan oleh Nenek Moyang.

Lalu Guntur Ketua Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kabupaten Lombok Tengah.Foto Dok:Lalu Irsyad



Diharapkan, Pemerintah Lombok tengah dalam hal ini Dinas pariwisata dapat melibatkan penuh Majelis Kerame Adat Sasak (MKAS) dan Budaya Kecamatan Pujut khusunya. Dan MKAS se-Lombok Tengah umumnya. Menjadi bagian penting dalam pelaksanaan kegiatan agar Legenda Bau Nyale ini dimeriahkan sesuai dengan budaya yang ada didalam sejarah Bau Nyale.

" Untuk mendukung Even Bau Nyale, kami meminta agar Pemerintah jangan menutupi akses lokasi Bau Nyale di wilayah pantai selatan, agar masyarakat bisa leluasa bersuka cita berbondong-bondong Bau Nyale," tutupnya. (Irs)

 

Editor : Aminuddin

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close