 |
| Dr. Irpan Suriadiata, SHI., MH (IST). |
Mataram (postkotantb.com)- Gonjang Ganjing yang menyoal Surat Edaran Menteri Agama tentang larangan penggunaan speaker (pengeras suara) luar, menjadi atensi salah satu pakar hukum, Dr. Irpan Suriadiata, SHI., MH.
Dikonfirmasi, Minggu (10/03), pria yang akrab disapa Doktor Irpan ini mengaku menanggapi positif edaran Menteri Agama. Karena menurutnya, substansi dari ibadah puasa bulan ramadan, tidak terletak pada pengeras suara.
"Kalau saya setuju Surat Edaran Menteri Agama Atur pengeras suara, khususnya di Bulan Suci Ramadan. Ibadah itu kan untuk kenyamanan, ketentraman dan kedamaian kita semua," ujar pria yang diketahui saat ini, menjabat Ketua DPD IKADIN Provinsi NTB.
Sebelumnya, beberapa pihak mempersoalkan terkait Surat Edaran Menteri Agama. Termasuk dari Ketua Fraksi PKS DPR RI yang menyebut, Surat Edaran Menteri Agama mengusik toleransi dan menuding menteri salah fokus
Hal ini berbeda dengan sudut pandang Doktor Irpan. Ia menilai, SE Menteri Agama yang mengatur soal pengeras suara akan berlaku sangat efektif, khususnya di tengah masyarakat di area perkotaan yang dikenal heterogen.
Sebaliknya untuk masyarakat pedesaan yang dominan muslim lanjut Irpan, tentunya memahami waktu malamnya digunakan untuk tadarusan dengan pengeras suara luar.
"Itu di desa-desa tidak ada masalah walaupun tadarus sampai jam 3 malam menggunakan pengeras suara luar. Tapi di kota kayaknya memang kita perlu mempertimbangkan soal edaran itu. Jangan karena kita merasa sedang beribadah lalu kepedulian kita pada hak hak komunitas lain kita abaikan," terangnya
Ia pun mengajak seluruh pihak untuk tidak lagi mempersoalkan Edaran Menteri Agama. Ada baiknya mempersiapkan diri beribadah agar pelaksanaan ibadah puasa lebih khusyuk serta bermakna.
"Subtansi dari edaran itu saya kira untuk menciptakan kenyamanan bersama dalam menyambut bulan suci ini. Kan kita akan lebih afdhal dan mungkin akan mendapat pahala lebih besar kalau ibadah kita di bulan ramadan ini membuat semua masyarakat apapun agamanya merasakan keindahan bulan suci ramadhan ini," jelasnya.(RIN)
Dikonfirmasi, Minggu (10/03), pria yang akrab disapa Doktor Irpan ini mengaku menanggapi positif edaran Menteri Agama. Karena menurutnya, substansi dari ibadah puasa bulan ramadan, tidak terletak pada pengeras suara.
"Kalau saya setuju Surat Edaran Menteri Agama Atur pengeras suara, khususnya di Bulan Suci Ramadan. Ibadah itu kan untuk kenyamanan, ketentraman dan kedamaian kita semua," ujar pria yang diketahui saat ini, menjabat Ketua DPD IKADIN Provinsi NTB.
Sebelumnya, beberapa pihak mempersoalkan terkait Surat Edaran Menteri Agama. Termasuk dari Ketua Fraksi PKS DPR RI yang menyebut, Surat Edaran Menteri Agama mengusik toleransi dan menuding menteri salah fokus
Hal ini berbeda dengan sudut pandang Doktor Irpan. Ia menilai, SE Menteri Agama yang mengatur soal pengeras suara akan berlaku sangat efektif, khususnya di tengah masyarakat di area perkotaan yang dikenal heterogen.
Sebaliknya untuk masyarakat pedesaan yang dominan muslim lanjut Irpan, tentunya memahami waktu malamnya digunakan untuk tadarusan dengan pengeras suara luar.
"Itu di desa-desa tidak ada masalah walaupun tadarus sampai jam 3 malam menggunakan pengeras suara luar. Tapi di kota kayaknya memang kita perlu mempertimbangkan soal edaran itu. Jangan karena kita merasa sedang beribadah lalu kepedulian kita pada hak hak komunitas lain kita abaikan," terangnya
Ia pun mengajak seluruh pihak untuk tidak lagi mempersoalkan Edaran Menteri Agama. Ada baiknya mempersiapkan diri beribadah agar pelaksanaan ibadah puasa lebih khusyuk serta bermakna.
"Subtansi dari edaran itu saya kira untuk menciptakan kenyamanan bersama dalam menyambut bulan suci ini. Kan kita akan lebih afdhal dan mungkin akan mendapat pahala lebih besar kalau ibadah kita di bulan ramadan ini membuat semua masyarakat apapun agamanya merasakan keindahan bulan suci ramadhan ini," jelasnya.(RIN)
0 Komentar