Breaking News

Pengganti HBK Diduga Pecatan AKMIL, Kasusnya Berat

Lambang Partai Gerndra
Lambang Partai Gerindra.

Mataram (postkotantb.com)- Salah satu kader Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) inisial AIB, merupakan pria yang tergolong bernasib mujur. Namanya mencuat sebagai Pengganti Antar Waktu (PAW) dari Almarhum H Bambang Kristiono (HBK), setelah sebelumnya calon pengganti HBK lainnya memilih hijrah ke Partai Amanat Nasional (PAN). Info yang diterima media ini, AIB akan dilantik Selasa pekan ini.

"Iya, besok ini dia dilantik," ujar sumber yang enggan disebutkan namanya, Senin (04/03).

Sumber media ini menyayangkan keputusan Partai Gerindra memilih AIB. Karena dibalik kesuksesannya, ada rekam jejak yang seharusnya dijadikan pertimbangan partai. Ia menyebut AIB pernah di Akademi Militer (AKMIL) angkatan 1994. Pria tersebut diduga dipecat dari AKMIL pada 1993 akibat kasus pidana penganiayaan dan pembunuhan sesama Taruna AKMIL dengan korban yang notabene Taruna TK II.

"Korbannya masih Sersan Taruna (Sertar, red) inisial ZD dipanggil oleh AIB yang saat itu, menjabat sebagai Polisi Taruna (Poltar, red). Dimana dia merupakan bagian organisasi internal yang mengurusi ketertiban dan keamanan internal. Korban ZD dipanggil karena dituduh mencuri uang milik temannya. Kemudian terjadi penganiayaan, sehingga menyebabkan Sertar ZD meninggal dunia," bebernya.

TNI AD kala itu mengambil tindakan tegas terhadap kasus penganiayaan yang menyebabkan seorang Taruna meninggal dunia. Hasil pemeriksaan oleh Polisi Militer dengan Akmil, merekomendasikan beberapa Taruna yang terlibat penganiayaan mendapat sanksi turun tingkat, dipecat tidak dengan hormat dan diadili di Mahkamah Militer, termasuk AIB.

"Sebanyak 25 Taruna Angkatan 1994 diperiksa termasuk AIB. Hasil pemeriksaan, 14 Taruna Turun Tingkat 11 Taruna dipecat dengan tidak hormat. Beberapa taruna yang suspect langsung di adili di Mahkamah Militer Yogya dan Semarang," sebutnya.

Partai Gerindra sebagai partai pemenang pemilu yang saat ini ketua umumnya, Prabowo Subianto unggul dalam memperebutkan kursi RI 1, seharusnya lebih selektif dan ketat dalam memilih kadernya untuk menjadi wakil rakyat di Senayan. Rekam jejak AIB meninggalkan kesan seakan-seakan membenarkan dugaan pelanggaran HAM yang dituduhkan kepada ketua umum parpol tersebut.

Terpisah, media ini bersama tim mencoba menghubungi AIB melalui nomor kontak pribadinya. Sempat ada balasan, namun sayang ketika tim mencoba mengklarifikasi terkait persoalan tersebut, AIB malah tidak memberikan respon. Hingga berita ini ditayangkan, AIB belum juga memberikan pernyataan apapun.(RIN)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close