Lombok Utara, (postkotantb.com) - SASAK NARE BANGKIT adalah judul proyek perubahan PKN Tk.II Angkatan XXVI BPSDM Provinsi Jawa Timur Tahun 2024 oleh Gatot Sugihartono, ST, yang saat ini bertugas sebagai Kepala Badan Anggaran Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lombok Utara menyebut
Proyek perubahan berjudul "SASAK NARE BANGKIT" merupakan sebuah inovasi dalam bentuk strategi kolaboratif pemerintah untuk membangun pusat perekonomian baru di Kawasan Teluk Nare.
Hal ini disampaikan Gatot, di depan rapat kolaborasi pemerintah untuk pembangunan pusat perekonomian baru di kawasan Teluk Nare.
Rapat yang di hadiri Bupati Lombok Utara, H Djohan Sjamsu, SH dan segenap OPD di lingkup Pemba KLU dan termasuk Kepala Desa Malaka, H Kamaludin mendapat respon positif sebagai salah satu upaya pemerintah dalam mengurai kepadatan wisatawan yang berkunjung ke wilayah KLU saat ini.
Tak hanya mengurai kepadatan transportasi laut, melainkan juga dalam rangka memberikan knyamanan dan keselamatan para pengunjung yang hendak berwisata di tiga Gili, Terawangan, Gili Meno dan Gili Air, disamping meningkatkan pendapatan masyarakat disekitar Telo Nara Desa Malaka Kecamatan Pamenang.
Judul ini menurut Gatot, memiliki makna mendalam: SASAK merujuk pada budaya, bahasa, atau suku yang ada di Lombok; NARE berarti melambangkan wadah dari berbagai macam ide gagasan yang inovatif di Teluk Nare; dan BANGKIT berarti bangkit dari keadaan terpuruk.
Keadaan terpuruk ini disebabkan oleh kemiskinan yang melanda Lombok Utara, ditambah dengan musibah gempa bumi masif pada tahun 2018 yang menghancurkan sekitar 90 persen infrastruktur, rumah, dan fasilitas lainnya. Belum selesai rehabilitasi dan rekonstruksi akibat gempa, pada akhir tahun 2019 hingga 2021, bencana non-fisik berupa pandemi Covid-19 melanda, menyebabkan perekonomian lumpuh dan sektor pariwisata terhenti total.
Oleh karena itu, penulis mengartikan SASAK NARE BANGKIT sebagai upaya bersama untuk membangun pusat perekonomian baru di Kawasan Teluk Nare sekaligus sebagai langkah pemerintah daerah untuk bangkit dari keterpurukan.
Pariwisata di Tiga Gili (Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air) berkembang pesat berkat kontribusi pengusaha dari Bali, Jakarta, dan luar negeri, dengan kunjungan wisatawan mencapai lebih dari 3.000 wisatawan mancanegara per hari di musim puncak. Potensi ekonomi dari sektor kebutuhan sehari-hari dan tenaga kerja untuk hotel dan restoran sangat besar.
Namun, meskipun memiliki peluang ekonomi yang menjanjikan, Kabupaten Lombok Utara masih menghadapi tingkat kemiskinan tertinggi di Nusa Tenggara Barat, dengan hampir seperempat penduduknya tergolong miskin (23,9 persen).
Dengan strategi pemerintahan kolaboratif dalam pembangunan pusat perekonomian baru di Kawasan Teluk Nare, diharapkan dapat menciptakan perekonomian yang inklusif, terutama di sektor pariwisata. Ini bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, yakni pertumbuhan yang secara nyata menurunkan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan menciptakan lapangan kerja (Pro Growth, Pro Poor, Pro Job).
Harapannya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan meningkatkan kesejahteraan Masyarakat yang meliputi Pembangunan : Dermaga Kapal, Pos Pantau Dermaga, Sunset View Area, Open Plaza, Lapak PKL, Bangunan Terminal, Kantor Pengelola, Pusat Informasi, Asrama/Penginapan/Hotel, Bale Kesenian, Sanggar Budaya, Amphiteather (Minimal Berkapasitas 1.000), Restaurant/Kafe, Mushola, Gazebo, Kampung Guest Hause, Kampung Wisata Healing, Entrance Spot Garden, Dan Halaman Parkir.
Strategi ini menawarkan beberapa nilai tambah, antara lain :
Efisiensi dan Efektivitas Program: Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah pusat, OPD, dan masyarakat dalam merumuskan program kegiatan secara tematik, program dapat dirancang dan diimplementasikan dengan lebih efisien dan efektif.
Fokus utama adalah mencapai tujuan yang lebih spesifik. Partisipasi Masyarakat yang Lebih Luas: Masyarakat memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk perekonomian di Kawasan Teluk Nare.
Penambahan Pendapatan: Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pendapatan masyarakat setempat. Pengurangan Pengangguran: Membuka lapangan kerja baru dan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan Kemiskinan: Mengurangi persentase kemiskinan melalui pengembangan ekonomi yang inklusif.
Senada dengan harapan Bupati, Djohan Sjamsu, menyebutkan konsef ini memeng sudah ada rencana sebelumnya yang di sebut, "One Gate System" adalah sebuah sistem keamanan sebagai akses keluar dan masuknya wisatawan Guna mempermudah wisatawan yang datang dari Bali ke Tiga Gili (Trawangan, Meno, Air) di Kabupaten Lombok Utara.
Rencana diberlakukan sistem One Gate Payment atau bayar satu kali. Artinya, wisatawan tidak perlu lagi membayar terpisah untuk tiket kapal cepat dan biaya masuk yang sebelumnya ditagihkan pihak terkait.
Satu hal dapat kita lihat secara kasap mata, ketika wisatawan beberapa pembayaran yang harus dikeluarkan wisatawan dari Bali ke Tiga Gili seperti sandaran kapal, kompensasi dan beberapa lainnya. Dengan penerapan sistem tersebut saat ini cukup membayar satu kali yaitu sebesar Rp20 ribu per orang. “One gate payment sudah selesai. Sudah one gate payment satu kali bayar untuk semua pelayanan,”, kata Bupati Lombok Utara.
Pemberlakukan one gate payment ini bisa mengurai antrian wisatawan yang datang. Pasalnya dalam sehari jumlah wisatawan yang datang ke Tiga Gili melalui Bali sekitar 2 ribu orang lebih. Sedangkan jika pada hari-hari libur bisa mencapai 4 - 5 ribu orang wisatawan, terangnya.
Rapat Kolaborasi Pemerintah Untuk Pembangunan Pusat Perekonomian Baru di Kawasan Teluk Nare hari ini, Jum'at 13/9-2024 merupakan rencana awal dari apa yang sudah di sampaikan Kepala Bappeda dalam diskusi kita hari ini yang beri judul "SASAK NARE BANGKIT", tutupnya. (@ng)
0 Komentar