Breaking News

Inilah Pakaian Tradisi Adat Bayan Lombok Utara yang Dikenal dengan Sebutan Jong Bayan

 


Lombok Utara (postkotantb.com) - Jong Bayan merupakan salah satu identitas wilayah atau daerah yang kerap di gunakan untuk membedakan prilaku budaya di suatu tempat misalkan di Bayan Kabupaten Lombok Utara.

Pakaian tradisional yang menjadi identitasaayarakat suku Sasak Bayan sering kita lihat di saat acara acara tertentu dengan keunikannya yang khas seperti Jong.


Jong merupakan kain tenun yang dibuat beragam bentuk corak dan warna berupa sebuah topi panjang berbentuk selindr sebagai penutup kepala bagi kaum hawa biasanya di pakai oleh keturunan bangsawan di saat perayaan acara adat baik itu Maulid adat, Lebaran Adat, Gawe Sunatan (hitam) dll, yang terbuat  secara tradisional turun temurun bahan dasar dari benang tenun berbebentuk belah ketupat berwarna putih, kuning, dan hijau khusus dipakai oleh paranata adat wanita suku sasak Bayan. Biasanya Jong di pakai oleh  golongan bangsawan dan golongan kiyai, (Tuwaq Lokaq) dan keluarga tertentu.

Jong memiliki motif wajik yang dengan warna dasar dusesuaikan dan dipadupadankan dengan pengunaan lipak pada penutup dada atau sinjang dada atau kemben dan kereng poleng (kain poleng) sebagai penutup bagian badan ke bawah.


Awalnya mulanya Jong dipakai oleh kalangan tertentu, namum belakangan ini penggunaan Jong semakin meluas dikalangan khalayak suku Sasak khusunya di wilayah Kabupaten Lombok Utara. Seiring dengan perkembangan zaman, Jong sudah tersebar sampai ke mancanegara karena Jong dan kain tenun ini sudah di perjual belikan, sebagai usaha tambahan yang menghasilkan ekonomi masyarakat Bayan.

Mengutif literatur buku karya Dr. J. Van Ball dalam bukunya yg berjudul Pesta Alif menurut masyarakat Bayan yang ditulis pada tahun 1942 sebelum era kemerdekaan mengilustrasikan pengunaan Jong pada saat gawe alif di Bayan. Jong sendiri asal katanya Jonjong atau Junjung dapat dimaknai pengunaannya pada posisi diatas yaitu pada kepala seorang perempuan.

Salah satu tokohadat asal Bayan, Raden Sawinggih menuturkan pada wartawan postkotantb.com, Rabu 5 Februari 2025 mengatakan, Jong di gunakan pada acara khusus dan tidak di benarkan penggunaannya di sembarang tempat sehingga kalau ada pihak atau oknom yang menggunakan di sembarang tempat seringkali memunculkan ketersingungan bagi masyarakat Bayan. Salah satu contoh, ketika menggunakan pakaian adat Jong harus lengkap sesuai tempat dan waktunya.

Sama halnya ketika laki laki Sasak menggunakan Sapuk atau Udeng yang di gunakan untuk mengikat kepala harus lengkap sesuai adat dan budaya setempat. Bukan ujuk ujuk pakaian adat Sasak Bayan pake Sapuk atau Udeng lalu pake celana panjang.

Berikut pertanyaan "apakah Jong bisa menjadi pakaian adat masyarakat Lombok Utara, tentu sangat bisa." tutur Raden Sawinggih.
Karena secara historis Jong sendiri digunakan pada saat Gawe Alif yang mana Gawe Alif tersebut adalah gawe yang melibatkan seluruh masyarakat adat di Kabupaten Lombok Utara, sehingga kepemilikanya menjadi milik bersama.


Sebagai bentuk kepeduliaan dan tanggung jawab moral saat ini Jong Bayan sudah di daftarkan ke Kenkumham sebagai kekayaan intlektual komunal yang terdaftar di Kabupaten Lombok Utara, harapnya. (@ng)

Pewarta  :  Jaharuddin.S.Sos

Editor   :   Aminuddin

0 Komentar

Posting Komentar
Mulya Residence

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close