![]() |
Kadis Ketapang Loteng Lalu Muhammad Satriadi saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (22/04/2025). Foto Ist/Kadri Ramdani/postkotantb.com |
Lombok Tengah (postkotantb.com) - Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Lombok tengah tetap menjaga stabilitas harga dan hubungan baik dengan mitra guna mempertahankan pangan Lombok Tengah.
Hal demikian dikemukakan Kepala Dinas Ketapang Lalu Muhammad Satriadi saat disambangi diruangannya,Selasa (22/04/2025).
Dikatakan,beberapa fakta dan dinamika yang terjadi di musim pertama panen padi kemarin,lebih terpengaruh oleh cuaca kurang baik.Akibatnya,tidak sedikit petani melakukan pemanenan dini sebelum waktu panen tiba.
"Kalau kita amati dampak di lapangan atas kebijakan Presiden,ada 2 (dua) masalah yang berkorelasi langsung antara penyerapan oleh Bulog bersama rekanan di lapangan dengan pola ketersediaan di lapangan,"papar Satriadi.
Dilapangan,utaranya,ada terjadi semacam miss pemahaman.Artinya padi belum saatnya dipanen malah cepat di panen.Terlebih,kalau sudah rebah oleh cuaca dan ini jelas berisiko terhadap serapan terutama rekan kerja bulog di lapangan.
Lebih jauh dikatakan, kontradiksi yang nampak, kalau petani tidak faham maunya terserap (hanya dibayar seharga Rp.6.500) saja. Disatu sisi Bulog akan menerima yang GKP.Memang masalah itu pernah distessing atas Perintah Bupati bersama Pak Dandim, Kepala Cabang Bulog NTB , Kadis Ketapang, Kadis Pertanian dengan mengarahkan UPT Pertanian, PPL dan Babinsa utk memberikan pemahaman.Sehingga untuk saat ini serapan bulog dan penyedia setidaknya dapat tereleminasi walaupun masih ada ketidak puasan dalam harga dan kualitas.
"Akhirnya terjadi kebingungan antar mitra dari Bulog untuk penampungan padi.Sedangkan jika di beli padi ini maka akan terjadi kerugian antara mitra dan petani," ucap Satriadi.
Dalam hal ini melalui polemik yang terjadi,ujarnya,diadakan evaluasi yang akan mengintensipkan sosialisasi terhadap petani agar tidak melakukan pemanenan sebelum waktunya.
Lombok tengah dalam pemasok gabah terbesar untuk setiap tahunnya juga menurut Satriadi seharusnya memiliki label yang menjadi branding menunjukkan ke-khas-an Lombok Tengah.
“Kami siap memberikan sertifikat gratis yang penting dalam kemasan beras ini ada label Lombok Tengah,“ pintanya.
Untuk estimasi pangan di Lombok Tengah sendiri,ia menegaskan bahwa untuk panen dan kesediaan pangan masih di posisi stabil.
“Untuk estimasi kesediaan pangan masih stabil bahkan masih terbilang lebih dari yang disebut minim,” jelasnya.
Terkait mitra dengan pemasaran, Dinas Ketahanan pangan terus menjaga hubungan baik.Jika ada gerakan panen murah,Dinas ketahanan pangan akan selalu menginformasikan terlebih dahulu dengan mitra untuk kesediaan bahan pangan.
“Kami selalu menjaga hubungan baik ke semua mitra kami, jika ada gerakan panen murah maka kita komunikasi untuk gerakan pasar murah,” Tambahnya.
Melalui skema yang terjadi antara petani,pemasok dan pasar.Diharapkan agar stabilitas harga terus terjaga dan petani juga terus menjaga kualitas pangan yang ada di Lombok Tengah. (Kadri)
0 Komentar