![]() |
Suhadi Anggota Komisi III DPRD Lombok Tengah.Foto Istimewa |
Lombok Tengah, (postkotantb.com) – Anggota Komisi III DPRD Lombok Tengah, Suhaidi, menyuarakan keprihatinan atas kondisi ruang terbuka hijau di Kota Praya yang dinilai sangat tidak tertata dan jauh dari standar sebagai taman kota.
Ia menyoroti khususnya kondisi Taman Kota, yakni Taman Alun-alun Tastura yang menurutnya terlihat kumuh dan tidak layak.
“Kalau kita lihat sekarang, taman Muhajirin itu sangat amburadul. Seperti bukan taman kota. Kumuh, tidak tertata, rumputnya liar, pohonnya juga tidak dirawat, seperti hutan. Ini perlu segera ditata kembali,” kata Suhaidi beberapa waktu lalu.
Menurutnya, salah satu penyebab ketidakteraturan ini adalah tidak jelasnya pengelolaan taman yang terkesan saling lempar tanggung jawab antarorganisasi perangkat daerah (OPD).
Politisi PDI-P ini mengusulkan agar seluruh penanganan taman diserahkan kepada satu leading sector, yaitu Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim), yang saat ini telah menerima pelimpahan pengelolaan dari Dinas Pekerjaan Umum (PU).
“Sekarang kan sudah diserahkan ke Perkim, ya sudah Perkim saja yang tangani semua. Sampah, parkir, sampai pedagang kaki lima. Jangan saling tunjuk lagi,” tegasnya.
Suhaidi juga menyoroti keberadaan pedagang kaki lima yang berjualan di dalam area taman, bahkan di atas rumput.
Hal ini menurutnya sangat mengganggu estetika taman. Ia mendorong agar para pedagang dipindahkan ke area UMKM di sebelah barat taman atau ke gedung bekas Dispora yang kini tidak terpakai.
“Di sebelah itu kan sudah ada area UMKM dan gedung kosong. Mending dipindah ke sana semua. Biar taman benar-benar jadi ruang publik yang nyaman, bukan pasar,” ujarnya.
Tak hanya soal tata kelola dan pedagang, Suhaidi juga menyoroti aspek penghijauan taman. Ia menyebut banyak tanaman yang tidak estetis, seperti rumput liar dan pohon trembesi yang dinilainya rawan tumbang dan berbahaya.
“Pohon trembesi itu rapuh. Kalau bisa diganti dengan pohon buah-buahan yang punya nilai estetika. Misalnya pohon manggis, durian, jeruk, atau nangka. Selain indah, juga bermanfaat,” katanya.
Ia berharap, dengan satu OPD sebagai penanggung jawab, semua aspek pengelolaan taman bisa lebih terkoordinasi, termasuk potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari parkir dan UMKM.
“Yang penting jangan saling lempar. Biar PAD juga jelas ke mana alurnya. Kalau dikelola baik, taman ini bisa jadi ikon Praya yang membanggakan,” tutupnya. (Irs)
Pewarta : Lalu Irsyadi
0 Komentar