Breaking News

Keluarga Besar Lombok Kabupten Sikka, Minta Bantuan Pemprov NTB untuk Dapat Dibantu" Gendang Beleg"

 


Maumere (postkotantb.com) - Paguyuban Patuh Angan Lombok atau istilahnya Keluarga Besar Lombok (KBL) Kabupaten Sikka Berharap Kepada Pemrov NTB Agar dapat Memperhatikan guna untuk dapat  membantu pengadaan Alat Musik Tradional Gendang Beleq sebagai ciri khas masyarakat Lombok yang ada di Kabupaten Sikka ini, harapan  ini  bertujuan untuk melestarikan budaya asli daerah di Kabupaten Lombok yang punya nilai historis, walau berbeda budaya namun kita tetap satu." kata Ketua Paguyuban Masyarakat Lombok Maumere Lalu Mulya kepada media ini Sabtu (07/06/2025).

Menurutnya , bahwa   di maumere ini begitu banyak adat budaya dari berbagai etnis,  dengan banyaknya adat budaya dengan ciri khas tradisional daerahnya , akan terlihat bahwa Kabupaten Sikka ini sebagai Kabupaten Nusantara yang mana Kabupaten Sikka ini sangat menjunjung tinggi Nilai - nilai Toleransi, hal ini menunjukan sikap budaya saling menghargai dan saling menjunjung sangat tinggi,  untuk itu Keluarga Besar Masyarakat Lombok berharap kepada Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal untuk dapat menganggarkan bantuan berupa alat - alat tradisional sasak Gendang Beleq' 


Gendang Beleq adalah sebuah simbol kekayaan budaya Indonesia. Alat musik tradisional ini berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Nama 'Beleq' dalam bahasa Sasak berarti 'besar',  merujuk pada ukuran gendang yang cukup besar.

Lalu Mulya  mengatakan selain memiliki arti besar, nama Beleq juga mencerminkan suara yang dihasilkan oleh gendang ini. Lalu Mulya menerangkan suara Gendang Beleq memiliki karakteristik yang kuat, dalam, dan menggelegar. Ketika dimainkan, sebutnya,  gendang ini menghasilkan suara yang khas dan memenuhi ruangan dengan getaran yang kuat. Jadi, dinamai Gendang Beleq karena ukurannya yang besar dan punya suara yang menggelegar serta khas.

“Gendang Beleq menjadi identitas dan ciri khas dari alat musik tradisional Masyarakat Adat Sasak,” kata Lalu Mulya saat makan bersama usai hari raya Kurban di Bebeng, Kelurahan Woromarang, kecamatan Alok Barat, jabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur kepada media ini.

Lalu Mulya juga menjelaskan, Gendang Beleq biasanya dimainkan dalam acara-acara adat dan upacara keagamaan. Alat musik ini terbuat dari kayu yang diukir dengan indah dan ditutupi dengan kulit Kambing. Suara yang dihasilkan oleh Gendang Beleq sangat khas dan menjadi ciri khas musik Sasak.

Dikatakannya, Gendang Beleq ini punya filosofi yang sangat mendalam. Alat musik ini melambangkan semangat kebersamaan dan keharmonisan dalam Masyarakat Adat Sasak. Dari cara memainkan dan menstabilkan tubuh saat membawa gendang melambangkan keseimbangan dan harmonisasi tubuh dengan gendang.

“Ini menggambarkan dua elemen penting dalam kehidupan masyarakat,” ujarnya.


Lalu Mulya menambahkan, Gendang Beleq juga melambangkan hubungan antara manusia dan alam. Kayu dan kulit Kambing yang digunakan untuk membuat Gendang Beleq berasal dari alam, dan proses pembuatannya menyimbolkan penghormatan kepada alam dan menjaga keseimbangan alam.

“Jadi, Gendang Beleq bukan hanya alat musik, tetapi juga simbol filosofi hidup Masyarakat Adat Sasak,” katanya sembari menerangkan alat musik ini mengajarkan kita tentang pentingnya kerjasama, keseimbangan, dan hubungan harmonis dengan alam. (EC/Amry)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close