Mataram (postkotantb.com)- Direktur National Corruption Watch (NCW) NTB, Fathurrahman Lord, menyoroti kian maraknya tempat hiburan malam atau kafe di Kota Mataram yang diduga beroperasi tanpa izin.
"Saya minta Walikota untuk bertindak tegas,” tegasnya kepada media di Mataram, Senin (18/08/2025).
Menurutnya, bisnis itu tumbuh subur akibat adanya sejumlah oknum mengaku orang dekat wali kota yang disinyalir menarik jatah bulanan dari para pemilik kafe yang diduga ilegal. Hal ini dapat merusak citra pemerintah. Sehingga dia mendesak Wali Kota Mataram ambil sikap tegas.
"Jangan sampai ada oknum-oknum yang mengaku orang dekat Walikota atau yang lain-lain mendapat jatah bulanan dari bisnis-bisnis lendir ini," timpalnya.
Terlebih lagi, tempat hiburan tersebut terindikasi menjual minuman beralkohol (Minol) tanpa izin, pekerjanya pun melibatkan anak di bawah umur, dan para ladies serta mami diduga bekerja di bawah tekanan dan ancaman.
"Jangan karena ada orang dekat yang terlibat, wali kota enggan untuk bertindak tegas. Malu kita dengan motto Kota Mataram yang Maju, Religius, dan Berbudaya,” sindirnya.
Tak hanya itu, NCW juga mendorong Pemkot Mataram untuk melakukan tes urine dan HIV/AIDS kepada para pekerjanya. Senada ditegaskan Ketua LSM Sekar Kawitan, Dhilla Fithriya. Aktivis perempuan NTB ini mengaku prihatin adanya pekerja perempuan di bawah umur yang rentan dan menjadi korban eksploitasi di tempat-tempat hiburan tersebut.
“Kami sangat prihatin karena perempuan dijadikan objek eksploitasi di tengah kota yang konon menjunjung nilai-nilai keagamaan hingga dijuluki Pulau Seribu Masjid ini,” sesalnya.
Jika tidak ada tindakan dari Wali Kota mataram, tegas Dhila, LSM NCW dan LSM Sekarkawitan akan melakukan aksi besar-besaran. Terpisah, Asisten I Setda Kota Mataram, H. Lalu Martawang, enggan berkomentar dengan alasan sedang sakit terkait hal tersebut.
“Tiang sedang berobat di luar daerah, masih sakit. Maaf,” jawabnya via pesan WhatsApp.
Sikap serupa juga ditunjukkan oleh Sekda Kota Mataram, H. Lalu Alwan Basri.
Pewarta: Syafrin Salam.
"Saya minta Walikota untuk bertindak tegas,” tegasnya kepada media di Mataram, Senin (18/08/2025).
Menurutnya, bisnis itu tumbuh subur akibat adanya sejumlah oknum mengaku orang dekat wali kota yang disinyalir menarik jatah bulanan dari para pemilik kafe yang diduga ilegal. Hal ini dapat merusak citra pemerintah. Sehingga dia mendesak Wali Kota Mataram ambil sikap tegas.
"Jangan sampai ada oknum-oknum yang mengaku orang dekat Walikota atau yang lain-lain mendapat jatah bulanan dari bisnis-bisnis lendir ini," timpalnya.
Terlebih lagi, tempat hiburan tersebut terindikasi menjual minuman beralkohol (Minol) tanpa izin, pekerjanya pun melibatkan anak di bawah umur, dan para ladies serta mami diduga bekerja di bawah tekanan dan ancaman.
"Jangan karena ada orang dekat yang terlibat, wali kota enggan untuk bertindak tegas. Malu kita dengan motto Kota Mataram yang Maju, Religius, dan Berbudaya,” sindirnya.
Tak hanya itu, NCW juga mendorong Pemkot Mataram untuk melakukan tes urine dan HIV/AIDS kepada para pekerjanya. Senada ditegaskan Ketua LSM Sekar Kawitan, Dhilla Fithriya. Aktivis perempuan NTB ini mengaku prihatin adanya pekerja perempuan di bawah umur yang rentan dan menjadi korban eksploitasi di tempat-tempat hiburan tersebut.
“Kami sangat prihatin karena perempuan dijadikan objek eksploitasi di tengah kota yang konon menjunjung nilai-nilai keagamaan hingga dijuluki Pulau Seribu Masjid ini,” sesalnya.
Jika tidak ada tindakan dari Wali Kota mataram, tegas Dhila, LSM NCW dan LSM Sekarkawitan akan melakukan aksi besar-besaran. Terpisah, Asisten I Setda Kota Mataram, H. Lalu Martawang, enggan berkomentar dengan alasan sedang sakit terkait hal tersebut.
“Tiang sedang berobat di luar daerah, masih sakit. Maaf,” jawabnya via pesan WhatsApp.
Sikap serupa juga ditunjukkan oleh Sekda Kota Mataram, H. Lalu Alwan Basri.
Pewarta: Syafrin Salam.
0 Komentar