Breaking News

Pemkab Lombok Tengah Usung Selogan “Dendeq Merariq Kodeq" Perangi Perkawinan Anak

 

Pemkab Lombok Tengah Usung Selogan “Dendeq Merariq Kodeq" Perangi Perkawinan Anak
Tampak peserta dari siswa siswi SMPN 1 Praya Timur saat kampanye gerakan "Dendek Merarik Kodek". Foto Istimewa



Lombok Tengah, (postkotantb.com)– Pemkab Lombok Tengah (Loteng) menyatakan perang terhadap perkawinan anak dengan mengusung selogan "Dendek Merarik Kodek".

Upaya tersebut menggandeng berbagai pihak, seperti: tuan guru, tokoh masyarakat, dan yayasan yang bergerak dalam perlindungan anak.

Gerakan diawali di SMPN 1 Praya Timur, Sabtu (02/8/2025) untuk memberi pemahaman terhadap siswa-siswi agar tidak terjebak pada sesuatu yang menjurus pada perkawinan di usia sekolah.

Sekda Loteng, Haji Lalu Firman Wijaya mengatakan upaya dini dilakukan untuk mencegah dan menstop peningkatan jumlah perkawinan anak.

Dipilihnya SMPN 1 Praya Timur sebagai lokasi pertama kampanye karena salah seorang siswi sekolah ini pernah viral se-Nasional dalam kasus perkawinan anak beberapa bulan lalu.

”Kenapa di sini? Karena di sini (sekolah, red) tempat sekolah anak yang menikah kemudian viral itu,”tuturnya.

Selain di SMPN 1 Praya Timur,gerakan ini juga menyasar delapan sekolah lain di Kecamatan Praya Timur. 

Pemkab menerjunkan langsung masing-masing kepala OPD untuk memantau gerakan ini.

”Serentak dilakukan di delapan SMP se-Praya Timur. Di sini hanya launching saja,” imbuhnya.

Dengan adanya sosialisasi ini, Firman menekankan agar kasus merariq kodeq menjadi nol kasus, mengingat daerah ini menjadi daerah tertinggi kedua di NTB terkait itu.

Adapun angka perkawinan anak di Loteng sampai dengan saat ini sudah mencapai 14,7 persen. 

”Sampai bulan ini, yang sudah melaporkan berjumlah 22 kasus. Yang kami belas (pisahkan, red) ada tujuh. Selanjutnya kami selesaikan dengan dispensasi nikah,” tambah Firman.

Dia mengungkapkan, jumlah yang tidak dilaporkan dalam kasus perkawinan anak sangat tinggi. Sebagaimana data Dinas Kesehatan, ungkap dia, jumlah ibu hamil yang berumur di bawah 19 tahun jumlahnya mencapai 1.000-an lebih.

”Ini yang membuat kami sangat terperangah dengan fakta ini seperti fenomena longsoran gunung es,” ungkap mantan Kadis PUPR tersebut.

Sementara dalam sosialisasi itu, agar para siswa  tidak tegang, panitia membuat berbagai permainan dan quiz. Mereka yang dapat menjawab pertanyaan yang disampaikan panitia mendapatkan hadiah atau door prize.(irsyad)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close