Breaking News

PNLH XIV 2025 WALHI " Daulat Rakyat Mengukuhkan Ekonomi Nusantara Untuk Keadilan Ekologis"



Laporan Jaharuddin.S.Sos Wartawan postkotantb.com dari Waingapu NTT


Waingapu, (postkotantb.com) - Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) adalah Forum pengambilan keputusan tertinggi WALHI yang dilakukan setiap 4 tahun sekali, PNLH ke XIV saat ini telah menunjuk Pulau Sumba sebagai Tuan rumah pelaksanaan Kegiatan. 
Adapun tujuan PNLH untuk memperbaharui mandat- mandat Organisasi selama 4 tahun terakhir dan terakhir adalah suksesi fungsionaris WALHI periode 2025 - 2029. 

Untuk menjaring ribuan gagasan yang berasal dari kader kader terbaik WALHI yang berasal dari lembaga dan individu anggota WALHI yang ada di seluruh Indonesia, maka Panitia Pengarah Pertemuan nasional Lingkungan Hidup (PNLH) XIV membuka pendaftaran bakal calon Fungsionaris WALHI untuk memimpin Gerakan lingkungan Hidup di Indonesia. 


Pantauan wartawan poskotantb.com mencatat sederet isu lingkungan yang di usung Walhi dalam PLNH XIV di Sumba NTT yang sedang berlangsung saat ini. 

Selanjutnya rencana mendeklarasikan 20 September 2025 sebagai Hari Keadilan Ekologis. Rencana deklarasi ini bertepatan dengan Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) XIV di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang melibatkan 529 organisasi lingkungan di Indonesia.

Berikut penyampaian Direktur Eksekutif Walhi Nasional Zenzi Suhadi mengatakan deklarasi menjadi gagasan kebijakan lingkungan yang berkeadilan untuk Indonesia dan negara lainnya. Sumba sebagai tempat deklarasi lantaran masih mempertahankan tujuh sendi peradaban Nusantara, yaitu bahasa, tenun, arsitektur rumah, sistem pangan, pengobatan tradisional, perkakas, hingga bela diri.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
"Planet ini sudah hancur selama satu abad terakhir, maka kita mendeklarasikan Hari Keadilan Ekologis,” kata Zenzi pada Selasa, 16 September 2025.

Direktur WALHI NTT sekaligus Ketua Pelaksana PNLH Umbu Wulang Tanaamah Paranggi mengatakan jejak-jejak peradaban ekologis di Sumba masih terlihat hingga kini. Masyarakat, terutama di pedesaan, sangat menempatkan ekosistem sebagai teman hidup. “Bukan hanya konteks Sumba-nya, tapi juga konteks savana pada umumnya di Indonesia," kata Umbu saat ditemui di Sumba, NTT, pada hari yang sama.
Sumba dianggap merepresentasikan savana terbesar di Indonesia, yang diharapkan masuk ekosistem esensial yang dilindungi negara, seperti gambut, padang lamun, karst, dan mangrove.

Dua agenda utamanya adalah pekan nasional lingkungan hidup, serta pertemuan nasional para aktivis lingkungan seluruh Indonesia. Pertemuan nasional berisi agenda-agenda internal Walhi untuk mengevaluasi dan merefleksikan kinerja Walhi selama 4 tahun terakhir, menyusun mandat kerja, serta memilih pengurus organisasi untuk empat tahun ke depan.

Selain soal representasi lingkungan hidup, PNLH tahun ini merupakan yang pertama diadakan di pulau kecil. Lokasi deklarasi ditargetkan bisa mengingatkan pemerintah dan semua pihak soal ancaman iklim di pulau kecil.


Dampak investasi juga menjadi perhatian. Sumba, kata Umbu, kini ada dalam ancaman pabrik tebu luas konsesinya bisa menembus 52 ribu hektare di savana, setara 5 persen dari luas pulau. Karena itu, alasan menjadikan savana ekosistem esensial kini semakin urgen.
Rangkaian PNLH akan berlangsung selama sepekan penuh, pada 18–24 September 2025. (@ng)

 

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close