Kolam di Gili Trawangan untuk Umum, Bukan Komersial dan tak Langgar Aturan
Lombok Utara, (postkotantb.com) – Direktur Utama Wah Resort Gili Trawangan, H. Sapto akhrinya memberikan klarifikasi terkait pembangunan kolam di kawasan pantai depan resort yang belakangan menjadi perbincangan publik. Ia menegaskan, bahwa kolam tersebut dibangun di atas daratan yang sebelumnya mengalami abrasi berat, bukan di wilayah laut seperti yang disangka sebagian pihak.
Menurut Sapto, sejak tahun 2018, sekitar 100 meter garis pantai di depan hotel mengalami abrasi akibat aktivitas pihak lain yang membangun restoran pantai. Akibatnya, pasir laut terus tergerus hingga jalan di depan hotel habis, dan air laut bahkan sempat masuk hingga ke pos polisi sejauh 1 meter.
“Untuk mencegah abrasi lebih lanjut, kami membangun tanggul di sisi timur. Karena tanggul pertama jebol, kami bangun lagi tanggul kedua sebagai pengaman tambahan. Area yang tergenang itu kami manfaatkan agar tidak jadi sarang nyamuk,” jelas Sapto, Senin (01/09/2025).
Sapto juga menyampaikan, bahwa kolam tersebut tidak dipungut biaya alias gratis untuk umum dan wisatawan, serta dibangun untuk mendukung kemajuan pariwisata Gili Trawangan.
“Saat ini kami masih menunggu proses perizinan dari Pemda KLU. Kami harap ini dilihat sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian kami terhadap pariwisata dan lingkungan,” paparnya.
Awalnya kata Sapto, area itu direncanakan menjadi kolam ikan dan tempat pembesaran anak penyu. Namun, atas permintaan wisatawan mancanegara yang kerap beraktivitas di sekitar area tersebut, akhirnya dibangun kolam renang yang dapat digunakan saat air laut surut.
“Kolam ini dibangun di atas daratan, bukan menjorok ke laut. Bahkan ada warga yang tahu sejarahnya,” tambahnya.
Sementara tokoh masyarakat Lombok Utara, Wimbo menegaskan, bahwa para pelaku usaha di Gili Trawangan tentu memiliki kepentingan untuk menjaga kelestarian pantai, bukan merusaknya.
“Pengusaha di Gili pasti akan menjaga pantainya. Dulu pun kawasan itu pernah ditimbun menggunakan gumbleng (gorong-gorong beton) atau batu. Artinya, apa yang dilakukan sekarang bukan hal baru. Mereka justru membangun dengan konstruksi yang berfungsi sebagai penahan abrasi,” ujar Bimbo dikonfirmasi terpisah.
Ia menjelaskan, bahwa kawasan di depan kolam tersebut sebelumnya sempat mengalami abrasi parah. Bahkan, jalan sepanjang hampir 100 meter hampir rata dengan pasir, sehingga akses pun menjadi sulit.
“Waktu itu kondisi sangat berat. Jalan nyaris tertutup pasir. Jangankan pengelola, orang lewat saja susah. Jadi pembangunan ini juga untuk kepentingan umum, bukan hanya untuk hotel. Tujuannya jelas, untuk memajukan pariwisata,” jelasnya.
Bimbo juga mencontohkan bahwa bukan hanya Wah Resort yang membangun struktur perlindungan pantai di gili Lombok Utara. Namun beberapa hotel lainnya juga sudah melakukan hal serupa sejak beberapa waktu lalu. (@ng)
0 Komentar