Breaking News

Aliansi Pemuda Pujut Soroti Minimnya Pelibatan Pemuda Lokal dalam Even Korpri Fun Night Run Mandalika 2025

 

Aliansi Pemuda Pujut Soroti Minimnya Pelibatan Pemuda Lokal dalam Even Korpri Fun Night Run Mandalika 2025
Marjan, Ketua Aliansi Pemuda Pujut Lombok Tengah. Foto Istimewa


Lombok Tengah, (postkotantb.com) — Aliansi Pemuda Pujut menyampaikan keprihatinan serius atas minimnya pelibatan pemuda lokal dalam penyelenggaraan Korpri Fun Night Run Mandalika, event lari malam untuk ASN dan masyarakat umum yang digelar pada Sabtu (06/12/ 2025) di kawasan Sirkuit Mandalika.

Dalam keterangannya pada jum'at (05/12/2025),Ketua Aliansi Pemuda Pujut Marjan menilai bahwa meskipun acara ini bersifat publik dan membawa dampak positif dari sisi promosi daerah, pola penyelenggaraan justru menunjukkan lemahnya komunikasi dan minimnya penghargaan terhadap peran masyarakat lokal. Selain tidak adanya sosialisasi, tidak ada permisi kepada pemuda dan tokoh lokal, serta tidak dibukanya rekrutmen volunteer, terdapat sejumlah persoalan lain yang lebih serius.

Salah satu poin yang disoroti adalah pemuda lokal hanya dijadikan penonton, bukan bagian dari kegiatan, padahal Pujut menjadi tuan rumah wilayah. Aliansi menilai bahwa ini bentuk pengabaian potensi sumber daya manusia daerah yang selama ini aktif dalam kegiatan sosial, ekonomi, dan even-even besar lainnya di Mandalika.

"Even ini kembali menunjukkan pola yang sering dikeluhkan warga: nama besar Mandalika dimanfaatkan, tetapi masyarakat Mandalika sendiri tidak dilibatkan. Penggunaan brand Mandalika seharusnya sejalan dengan pelibatan masyarakat lokal sebagai identitas utama kawasan tersebut," sentilnya.

Lebih jauh, pola komunikasi penyelenggara dinilai tertutup dan sulit diakses, bahkan ketika pemuda setempat berupaya menawarkan diri untuk terlibat dan membantu. Tidak adanya kanal komunikasi yang jelas, respons yang lambat, hingga tidak adanya ruang dialog menunjukkan bahwa penyelenggara tidak memiliki itikad baik untuk membangun kolaborasi.

Sorotan lainnya, bahwa panitia yang disebut berasal dari Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah justru terkesan tidak memiliki etika dalam berkomunikasi dan berkoordinasi dengan masyarakat. Hal ini dianggap ironis, sebab panitia dari luar daerah seperti penyelenggara Pocari Run justru jauh lebih memahami adat, budaya, dan tata krama masyarakat lokal dibandingkan panitia yang berasal dari daerah sendiri.

"Sikap panitia seolah menunjukkan acara ini hanya untuk kepentingan mereka sendiri dan kelompoknya saja," sebutnya.

 Jika memang tujuan kegiatan hanya untuk kalangan internal atau keluarga penyelenggara, aliansi menegaskan bahwa lebih baik kegiatan semacam itu dilaksanakan di luar kawasan Mandalika. Sebab dengan pola seperti ini, kegiatan tersebut dinilai tidak memberikan manfaat atau faedah apa pun bagi pemuda lokal.

“Pemuda Pujut bukan hanya ingin menjadi penonton di tanah sendiri. Kami ingin terlibat, berkontribusi, dan menjadi bagian dari keberhasilan event yang memakai nama besar Mandalika. Namun hingga pelaksanaan, tidak ada sosialisasi, tidak ada permisi, tidak ada rekrutmen volunteer, dan komunikasi penyelenggara sangat tertutup,” Jelasnya dengan rasa kecewa.

Ditegaskan, jika event-event besar di Mandalika terus diselenggarakan tanpa pelibatan masyarakat lokal, maka akan menimbulkan jarak sosial dan ketidakpercayaan antara warga Pujut dan para penyelenggara kegiatan.

“Kami siap menjadi mitra strategis. Tapi jika masyarakat lokal terus diabaikan, maka itu bukan hanya persoalan kurang koordinasi, melainkan bentuk pengabaian terhadap identitas kawasan Mandalika itu sendiri,” tambahnya.

Melalui media ini,Aliansi Pemuda Pujut mengajak semua pihak terkait untuk mengevaluasi pola penyelenggaraan event di Mandalika dan memastikan bahwa kegiatan publik berikutnya berjalan lebih inklusif, transparan, serta menghormati peran masyarakat lokal sebagai bagian penting dari keberhasilan daerah.

Pewarta:  Lalu Irsyadi

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close