Mataram, (postkotantb.com) - Institut Elkatarie dan Majelis Adat Sasak menandatangani Naskah Kesepahaman Bersama tentang implementasi Tri Darma Perguruan Tinggi. Semangat dari penandatanganan Nota Kesepahaman ini adalah kohesivitas Akademik dan Kearifan Lokal dalam Penguatan Pendidikan, Budaya, dan Pembangunan Berbasis Adat Sasak, serta momentum strategis yang menandai komitmen bersama dalam membangun sinergi antara dunia akademik dan lembaga adat.
Pengurus Majlis Adat Sasak, Agus Marta sebagi pemandu penandatanganan kerjasam ini mengatakan "kerja sama ini dilandasi kesadaran bahwa pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat akan menjadi lebih bermakna apabila berakar pada nilai-nilai kearifan lokal yang hidup, tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat Sasak".
Melalui MoU ini, Institut Elkatarie dan Majelis Adat Sasak bersepakat untuk memperkuat peran pendidikan tinggi sebagai pusat pengembangan keilmuan yang responsif terhadap budaya, adat, dan identitas lokal. Di sisi lain, Majelis Adat Sasak memperoleh ruang kolaboratif untuk mentransformasikan nilai-nilai kultural, filosofi hidup, dan pranata adat dan sosial Sasak ke dalam ranah akademik, penelitian, dan pembelajaran generasi muda.
Nur Kholis Sumadi sebagai inisiator panitia menyampaikan bahwa penandatanganan MoU ini sebagai momentum strategis kolaborasi Elkatarari dengan Majlis Adat Sasak dalam pemajuan Kebudayaan.
Dr. Asbullah Muslim, Rektor Institut Elkatarie, dalam sambutannya menyampaikan Institut Elkatari memiliki perhatian terhadap pelestarian dan pemajuan budaya lokal "masyarakat Sasak memiliki Adat istiadat dan budaya dengan nilai dan phylosophi yang tinggi, kebiasaan yang hidup dan tumbuh di masyarakat memiliki peranan penting dalam memahami dinamika sosial dan alam"
Sementara itu, Prof Galang Asmara sebagai pemucuk Adat Majlis Adat Sasak memberikan apresiasi atas penandatanganan kesepahaman yang dilakukan "dunia pendidikan memiliki peranan penting dalam pemajuan kebudayaan, penandatangan MoU ini diharapkan untuk ditindak lanjuti dengan kontrak kerja yang lebih operasional dan taktis". Terangnya pada Sabtu (20/12/2025).
Konsep filosofis kerja sama ini berpijak pada prinsip harmoni antara ilmu, budaya, dan masyarakat, yang dalam tradisi Sasak tercermin dalam nilai-nilai kebersamaan, keseimbangan, dan penghormatan terhadap warisan leluhur.
Ilmu yang Berakar pada Budaya
Bahwa Pendidikan tidak dipandang sebagai entitas yang terpisah dari budaya, melainkan sebagai sarana untuk merawat, mengembangkan, dan mentransformasikan nilai-nilai adat agar tetap relevan dalam dinamika zaman.
Adat sebagai Sumber Pengetahuan
Adat Sasak diposisikan bukan semata sebagai tradisi, tetapi sebagai sumber nilai, etika, dan pengetahuan lokal (local wisdom) yang dapat dikaji, didokumentasikan, dan dikembangkan secara ilmiah. (nata)


0 Komentar