Breaking News

Pabrik Pupuk Organik Mangkrak Sudah 6 Tahun, Bangunan Dalam Kondisi Rusak

Sumbawa Barat (postkotantb.com)  Nasib pabrik pupuk organik hibah Direktorat Jenderal (Dirjen) Basis Industri Manufacture (BIM) Kementerian Perindustrian senilai Rp1,2 miliar yang dibangun di Desa Poto Tano  Kecamatan Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat, semakin tak jelas. Proyek tersebut mangkrak karena mesin pabrik yang didrop rekanan Dirjen BIM belum bisa digunakan karena belum sesuai spesifikasi.

Bangunan fisik yang dibangun di atas lahan Pemerintah Kecamatan Poto tano tersebut  menggunakan dana APBD TA 2011/2012 senilai Rp 1,9 M dalam 2 kali Tender itu,  sempat diperbaiki akibat beberapa bagian atap maupun bangunan tersebut roboh akibat diterjang angin namun kondisinya kini sangat memperihatinkan dan bahkan beberapa bagian bangunan tersebut kini sudah mengalami kerusakan, padahal baru setahun yang lalu mengalami perbaikan akibat bencana,Ironisnya beberapa mesin pabrik dibiarkan mangkrak karena pihak pengelola tidak berani menggunakan sebelum mesin benar-benar sesuai spesifikasi.

Padahal, akhir 2011 lalu, pihak kementerian sempat mengatakan bahwa Kabupaten Sumbawa Barat dijadikan sebagai pilot projek penggunaan pabrik pupuk Organik. Jika Kabupaten Sumbawa Barat berhasil, maka program hibah pabrik pupuk organik di wilayah lain juga dianggap berhasil, dan sebaliknya. Mengingat, manajemen pengelolaan pabrik pupuk dari Sumbawa Barat dianggap lebih siap. Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat telah menggelontorkan dana sekitar Rp 1,9 Milyar untuk membiayai pembangunan gedung, sedangkan warga sekitar Desa Senayan dan Poto Tano juga sudah diberi pelatihan dasar pengoperasian mesin pabrik.

Pengelola pabrik, pupuk tersebut yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakanbahwa,  pihak rekanan pengadaan Mesin Pengolahan/ Produksi Pupuk Organik  terakhir datang ke Sumbawa Barat sekitar Oktober  dua tahun lalu. Namun, ketika teknisi dari Rekanan tersebut  kembali bertolak ke Jakarta, kondisi mesin juga belum maksimal. Saat itu teknisi rekanan sempat menjanjikan akan kembali lagi ke Sumbawa Barat tapi tidak ada kabar hingga sekarang.

Ia mengaku mesin-mesin pabrik dibiarkan mangkrak karena pihaknya tidak berani mengutak-atik. Sementara itu, sejumlah warga yang dipersiapkan untuk jadi pekerja di pabrik tersebut pun ikut pasrah dan mencari pekerjaan lain. 

 “Kami enggak lagi menghubungi rekanan. Kami sudah bosan. Ini kami serahkan ke dinas agar mendorong rekanan untuk mendorong rekanan segera memperbaiki pabrik itu,” tegasnya

Dari hasil investigasi wartawan  menemukan beberapa kejanggalan bangunan yang 2 kali dianggarkan melalui APBD tersebut , , terkesan bangunan tersebut di biarkan mangkrak serta asal kerja tanpa melalui perencanaan yang matang, membuat bangunan tersebut dibeberapa titik sudah mulai mengalami keretakan dan pecah dan bahkan beberapa bangunan yang berada disamping gudang induk pengolahan dalam kondisi atap sudah roboh, hal ini diakibatkan lemahnya pengawasan penggunaan keuangan daerah yang tidak maksimal dan juga konsultan perencana yang dipercayakan juga bekerja tidak maksimal dan tidak professional membuat bangunan tersebut mudah rusak dengan konstruksi asal-asalan.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdangan Koperasi (Disperindagkop) dan UMKM Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) saat diJabat oleh Lalu M. Azhar, saat dikonpirmasi  diruang kerjanya saat itu terkait tersebut, berkilah kalau dikatakan mangkrak serta  memastikan bantuan dari kementerian perindustrian berupa mesin prengolahan produksi  akan tiba pada  awal tahun 2015 mendatang.  

“ lamanya proses operasi pabrik Pupuk Organik tersebut diakibatkan karena belum dilakukan proses penghapusan Aset, serta prosesdur operasinya bukan tanggung jawab kami, melainkan tanggung jawab pusat “ katanya berkilah

Menurutnya , lambannya penyelesaian pabrik tersebut dikarenakan  belum dilakukan serah terima, karena Anggaran APBN dalam situasi  costmayoryang dia  anggarkan  dianggarkan pada tahun 2014, akan tetapi karena ini juga masa Transisi sehingga terlambat dilakukan tender, untuk itu pihak  dari Kementrian Perindustrian dan Perdagangan dan Kementerian Keuangan RI meminta untuk segeramelakukan  penghapus aset, baru dilakukan pembelian alat-alat mesin produksi pupuk organik tersebut.

“ setelah dilakukan penghapusan asset oleh kementerian perindustrian dan perdagangan dan Kementerian keuangan RI, baru dialokasikan anggaran pada tahun 2015 dalam bentuk mesin lengkap dengan produksi pengolahannya, berdasarkan hasil  pertemuan dengan Direktur Basis Industri Manufaktur Kementrian Prindustrian dan Perdagangan bahwa pada tahun 2015 sudah ada kepastian untuk operasi, semua itu dibiayai oleh APBN pusat selain bangunan dan tanah dibiayai oleh APBD tahun 2011-2012 “ untuk bangunan sebelum bencana dianggarkan 1,1 Milyar, pasca bencana tahun 2012 dianggarkan kembali sebesar Rp 800 juta, semuanya melalui APBD “ jelasnya

Kepastian datangnya bantuan mesin pupuk organik yang berharga di atas Rp 1 miliar, ditandai dengan pertemuan lanjutan bersama tim kementerian perindustrian pada awal bulan September 2 tahun ini,  untuk melakukan pengecekan berdasarkan proposal yang telah diajukan Disperindagkop setempat.

"Informasi yang kami dapatkan  berdasarkan hasil pertemuan tersebut dengan kementerian Perindustrian, dapat kita pastikan bahwa bantuan tersebut sudah  sampai awal tahun 2015 dan mulai kita operasikan pada bulan agustus tahun depan. Kita hanya hanya menyiapkan lahan dan bangunan, sementara mesinnya mulai ditanggung oleh pemerintah pusat," terang Lalu M Azhar).

Mesin  itu nantinya akan ditempatkan di Gudang Pengolahan di Poito Tano  dengan melihat potensi produksi dan pengembangan   yang ada di masing-masing wilayah.

"Mesin Pupuk Organik dengan kapasitas produksi 1,5 ton/ jam akan kita tempatkan di kecamatan Poto Tano. Alasannya, selain karena daerah tersebut merupakan tempat populasi ternak terbesar di Sumbawa Barat, juga merupakan sebagai pasar ternak yang dilalui dan didatangi oleh kabupaten lain “ bebernya

Zulkarnaen warga poto tano kepada Post Kota Menunturkan bahwa, pada saat dilakukan pengerjaan bangunan pabrik pupuk tersebut campuran sangat tidak sesuai dengan konstruksi biaya yang dianggarkan.

“ saya sangat tau pasti kalau bangunan tersebut tidak menggunakan RAB asli, karena saya juga pernah jadi tukang batunya saat itu, sehingga terjadi bencana angin kencang akhitr tahun 2011 membuat beberapa tembok bangunan roboh seketika, saya sangat menduga adanya Mark Up material maupun bahan lainnya, karena konstruksinya sangat tidak sesuai “ beber nya kepada post kota , hingga berita ini naik cetak, kondisi bangunan masih dalam keadaan mangkrak.( edi Chandra )

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close