Breaking News

Mengenal Sopir Uber Yang Menguasai Tiga Bahasa Asing



Mataram (postkotantb.com)- Memilih pekerjaan sebagai supir yang berbasis aplikasi kini semakin di gemari. Syarat yang tidak ribet dan memiliki kendaraan sendiri cukup menjadi modal menjadi supir yang hanya bisa di pesan melalui aplikasi ini.

Muhammad Wahyudi Wirakarsa Muchlis atau yang akrab di panggil Yudi ini sudah menjalani profesi sebagai supir uber selama tiga minggu. Tapi menjadi seorang supir uber bukanlah profesi utamanya. Yudi merupakan seorang komisioner di Kepala Badan Promosi Pariwisata Kota Mataram. Ia mengaku tertarik menjadi supir uber karena tidak terikat dengan jam kerja, selain itu menjadi seorang supir juga bisa mempromosikan pariwisata di Kota Mataram. Posisinya sebagai sekretaris di BPPD Kota Mataram tidak membuat dirinya merasa rendah diri ketika berganti posisi menjadi seorang supir. 

Yudi menjelaskan tugasnya menjadi komisioner di Badan Promosi Pariwisata sangat terbantu ketika ia menjadi seorang supir berbasis layanan aplikasi ini. Pasalnya sebagian besar konsumen yang di antarnya merupakan wisatawan asing dan domestik yang berasal dari luar NTB. 

"saya secara tidak langsung menjalankan tugas saya sebagai seorang komisioner di badan promosi pariwisata, saya mempromosikan destinasi di Kota Mataram dan Lombok pada khususnya." jelasnya.

Selain sebagai komisioner di BPPD Kota Mataram, Yudi juga kerap memberikan mata kuliah kewirausahaan di salah satu Universitas di NTB. Kemampuan lain yang di miliki pria kelahiran tahun 81 ini menguasai tiga bahasa asing yakni, Bahasa Inggris, Jerman dan Perancis. Tidak jarang tamu yang di antar merasa terbantu ketika mendapatkan penjelasan menggunakan salah satu bahasa asing yang di kuasainya.

Menjadi supir uber bukanlah tanpa tantangan. Selama tiga minggu menjalani pekerjaan sampingan ini ia telah melakukan 147 trip dari 158 pemesanan. Dari ratusan perjalanan ini ia mendapatkan pengalaman yang tidak mengenakan. Ia sempat kehilangan hasil "narik" saat membawa tamu ke salah satu hotel di kawasan Mataram, hasil pembayaran di ambil oleh penumpang. Namun ia mengaku persoalan tersebut telah selesai dan menjadi pelajaran agar kedepannya lebih berhati hati lagi. 

Ia mengaku sangat menikmati pekerjaannya sebagai supir berbasis aplikasi ini. Ia juga tetap menjalani tugas utamanya sebagai komisioner di BPPD Kota Mataram dan memberikan mata kuliah di salah satu universitas negeri di Kota Mataram.(RZ)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close