Breaking News

Demi Rohingya, Kuda Poni, Batu Akik Bahkan Kuncirpun Dilelang


Dompu (postkotantb. com) -  Pembantaian massal (Genosida) yang dialami oleh Umat Muslim di Rohingya, menjadi sorotan dan perhatian serius umat muslim di dunia, tidak terkecuali Indonesia termasuk di Bumi Nggahi Rawi Pahu Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sebagai bentuk kepedulian dan sikap empati terhadap penderitaan yang dialami oleh warga Muslim Rohingya, sejumlah elemen masyarakat Dompu secara tulus melakukan aksi solidaritas yang diawali pada Rabu (6/9) lalu. Aksi tersebut selain mengecam tindak kekerasan membabi buta yang dilakukan militer Myanmar, juga melakukan penggalangan dana kemanusiaan.

Gerakan bershodaqoh untuk Rohingya itu juga melibatkan anak-anak pelajar yang menenteng kardus-kardus bekas wadah mie instan mengajak warga yang dijumpainya di jalan-jalan maupun di rumah-rumah untuk menyumbangkan hartanya.

Sorban salah satu anggota DPRD pun dilelang seharga Rp. 1,5 juta guna membantu para saudara-saudaranya yang masih ada di Rohingya maupun di camp-camp pengungsian.

Sabtu malam (9/9), bertempat di Taman Kota Dompu kembali dilakukan aksi penggalangan dana dalam bentuk konser amal. 

Demi menolong saudara yang kesulitan, harta yang sangat dicintai bahkan mungkin paling dicintai juga rela dilepaskan. Karena memahami salah satu ayat dalam Al-Qur'an Surah Ali Imran ayat 92 yang berbunyi : Lan tanaalul birro hattaa tunfiquu mimmaa tuhibbuun (kamu tidak akan mendapatkan kebaikan yang sempurna sehingga mau menginfaqkan sesuatu yang kamu cintai).

Terinspirasi ayat tersebut, salah seorang tokoh masyarakat sekaligus pimpinan salah satu sekolah kejuruan negeri di Kecamatan Woja, pada malam tersebut melelang seekor kuda poni kesayangannya. Setelah melalui proses pelelangan yang dipandu oleh salah seorang wartawan senior di Kabupaten Dompu, akhirnya kuda poni tersebut laku dijual dengan harga Rp. 5.000.000. Ada pula yang melelang batu akik kesayangannya.

Walhasil uang pelelangan ditambah dengan shodaqoh dari para dermawan dan donatur yang jumlahnya hampir mencapai Rp. 10 juta ini diserahkan kepada Koordinator Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kabupaten Dompu.
"Harta yang sejati adalah yang sudah dengan ikhlas kita berikan untuk yang membutuhkan, bukan yang kita miliki," kata sang pemilik kuda poni itu.

Ada lagi sebuah hal yang unik dan menarik dari aksi lelang-melelang untuk menolong Muslim Rohingya ini. 

Kuncir rambutpun rela pula dilelang untuk dipotong demi Rohingya. Kuncir ini bukanlah sembarang kuncir. Karena kuncir ini milik seorang wartawan senior  yang telah dipelihara dan dirawatnya selama 20 tahun.
"20-an tahun sudah KUNCIR ini ku-pelihara. Dan, satu-satunya mahkota mikik-ku yang selama ini tak ternilai harganya. Namun, sekarang siap DILELANG. Hasil penjualannya, 100 persen untuk membantu Muslim Rohingya yang tengah dilanda kekerasan," kata wartawan yang pernah menjadi Redaktur Senior di media regional NTB itu.

Informasi yang berhasil dihimpun, penawaran tertinggi adalah Rp. 1. 100.000. 
Pemilik kuncir tersebut akan menutup batas pelelangan pada tanggal 11 September. 

Sejak kekerasan meletus di Myanmar pada Agustus lalu, Data dari para aktivis di Rakhine menyebutkan, sekitar 130 orang, termasuk wanita dan anak-anak Rohingya dibunuh dalam operasi militer. Pembantaian massal dilaporkan terjadi di Desa Chut Pyin, dekat Kota Rathedaung, Myanmar barat. Sekitar 90.000 warga Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh. Bentrok-bentrok berikutnya dan serangan balasan besar dari militer telah menewaskan sedikitnya 400 orang. Tercatat 87.000 melintasi perbatasan. Menurut perkiraan terkini yang dibuat berdasarkan perhitungan para pekerja bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di daerah perbatasan Bangladesh Cox’s Bazar jumlah total Rohingya yang mencari perlindungan di Bangladesh sejak Oktober 2016 hampir 150.000 orang.

(Mohon maaf dalam pemberitaan ini kami sengaja tidak mencantumkan nama seseorang agar tak menimbulkan persepsi dan interpretasi yang bukan-bukan).(jal) 

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close