Perwakilan NU dan Yenny Wahid Bertemu Dubes AS Joseph R. Donovan Protes Sikap Trump |
Jakarta
(postkotantb.com)– Di tengah maraknya kecaman terhadap pernyataan dan kebijakan
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Jerusalem sebagai ibu
kota Israel, Jumat (8/12) kemarin empat perwakilan dari ormas Muslimat NU,
LKKNU dan Wahid Foundation diterima oleh Dubes AS Joseph R. Donovan di kantor
Kedutaan Besar AS di Jakarta. Mereka tercatat sebagai ormas dan lembaga pertama
yang diterima langsung oleh Dubes Donovan.
Kepada
Donovan, keempat perwakilan – masing-masing Mursyidah Tohir mewakili PP Muslimat
NU, Alissa Wahid mewakili LKKNU (Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama)
dan Jaringan Gus Durian, serta Alamsyah Ja’far dan Tata mewakili Wahid
Foundation – menyampaikan secara khusus aspirasi umat Islam Indonesia terkait
isu Palestina. Fokusnya, tentu saja kecaman terhadap kebijakan Presiden Trump
yang telah melukai nalar dan hati umat Islam sedunia.
Mengutip
Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, ada beberapa poin yang disampaikan
kepada Dubes Donovan. Pertama, keberatan terhadap kebijakan AS atas Jerusalem,
yang jelas-jelas bertentangan dengan sejumlah resolusi PBB, seraya meminta
Presiden Trump untuk meninjau ulang keputusan tersebut. ”Kebijakan itu bakal
memicu ketegangan di negara-negara berpenduduk Muslim, termasuk Indonesia, di
samping mengganggu proses perdamaian yang sedang terus diupayakan,” ujar Yenny.
Kedua,
menganggap keputusan tersebut sebagai langkah ceroboh dan tergesa-gesa,
lantaran lebih didasarkan pada pertimbangan domestik AS ketimbang pertimbangan
yang luas dan matang. Apalagi, kebijakan tersebut juga tidak mencerminkan
dukungan luas dari masyarakat AS sendiri. Ketiga, menyampaikan kembali gagasan
dan sikap Gus Dur terkait kemerdekaan Palestina dengan usulan two state
solution (dua negara untuk dua warga) sebagai opsi solusi konflik
Israel-Palestina.
Strategi Berlapis
Yenny Wahid Tegaskan Mendukung Palestina |
Selain
melakukan diplomasi langsung dengan menemui Dubes AS, Jumat kemarin warga NU
juga menggelar aksi turun ke jalan untuk menegaskan keberpihakan dan dukungan
kepada rakyat Palestina. Ratusan warga NU bersama sejumlah elemen masyarakat
yang lain, menggelar demo di depan Kedubes AS di Jakarta. Mereka membentangkan
spanduk dan poster berisi kecaman terhadap pernyataan Presiden Trump yang telah
melukai dan menyulut amarah umat Islam.
Menurut
Yenny Wahid, aksi turun ke jalan dan pertemuan dengan Dubes Donovan hakikatnya
merupakan strategi berlapis NU dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
”Aksi turun ke jalan diperlukan untuk menunjukkan solidaritas terhadap rakyat
Palestina. Namun, kami juga melakukan strategi ’informal diplomacy’,yakni
bertemu langsung dengan Dubes AS untuk menyampaikan sikap dan keberatan atas
keputusan Presiden Trump. Lewat pertemuan langsung dengan perwakilan resmi
negara AS, kami memastikan bahwa suara mayoritas masyarakat Muslim Indonesia
telah sampai ke Pemerintah AS,” jelas Yenny.
Yenny
Wahid sendiri tidak ikut bergabung dalam pertemuan dengan Dubes Donovan. Saat
yang sama, ia sedang berada di Bahrain, diundang untuk menghadiri Manama
Dialogue, sebuah event strategis yang membahas isu-isu terkini di Timur Tengah
dan dunia. Termasuk perihal pernyataan kontroversial Trump terkait Jerusalem
itu. ”Saya rencananya akan satu panel dengan Menteri Luar Negeri Irak dan
Pangeran Turki bin Faisal dari Saudi Arabia,” tutur Yenny. (RZ)
0 Komentar