Ahmad SH, Sekretaris Tim Pemenangan Suhaili Amin Kab. Loteng |
Mataram (postkotantb.com)- Statement Suaib Qury sebagai juru
bicara pasangan nomor 2 Ahyar-Mori, yang menyatakan bahwa pasangan Suhaili-Amin
mundur sebelum bertarung adalah pernyataan kalap dan cenderung tendensius.
" Pernyataan tersebut pernyataan paling ngawur dari tim pemenangan pasangan
calon di pilgub NTB ini," tegas Ahmad.
Pernyataan
tersebut dimuat luas dimedia cetak dan online paska acara Deklarasi Tolak
Politik Uang yang diadakan oleh Bawaslu NTB.
"Dalam
hemat kami, semua calon mempunyai komitmen yang kuat soal menolak politik uang
ini, bahwa dalam kerangka memajukan demokrasi dan mensukseskan pilkada yang
bermartabat maka semua pihak harus memegang teguh komitmen itu,"
sambungnya.
Ahmad menambahkan bahwa sebagai partai modern, NasDem sendiri
mempelopori politik non transaksional. Sehingga dalam koalisi Golkar, NasDem
dan PKB sangat mensyaratkan hal tersebut.
Dua hari
pasca penetapan nomor pasangan calon, masa kampanye telah dimulai sampai H -3
hari pencoblosan. Jadi, pernyataan jubir Ahyar-Mori itu sangat tidak produktif
dan bisa menimbulkan sentimen negatif terhadap Tim Pemenangan calon lain.
Terkait
solidnya partai koalisi, Ahmad menegaskan bahwa koalisi ramping Suhaili-Amin
adalah koalisi paling solid. Seluruh unsur pemenangan tiap zona berkoordinasi
berjenjang dan terarah. Pernyataan Suaib Qury bahwa PKB secara individual
banyak anggotanya menyebrang dan memilih Ahyar-Mori tidak bisa ditelan
mentah-mentah. " Pernyataan itu berbahaya, karena itu provokatif dan
takutnya bisa menyulut hal yang tidak perlu selama proses pilkada," Terangnya.
"Seharusnya
jubir itu perbanyak baca buku bagaimana komunikasi yang baik, jangan
serampangan, paling pokok dia harus bongkar PKPU itu supaya dia punya bahan
belajar yang lain. Ingat, 4 bulan masa kampanye kedepan, rakyat akan banyak
menilai," tutup Ahmad SH. (Eka)
0 Komentar