Mataram (postkotantb.com)- Dugaan intimidasi yang dialami
jurnalis Suara NTB Muhammad Kasim akhirnya diselesaikan dengan damai, Kamis
(5/4). Plt Walikota Mataram H. Mohan Roliskana secara terbuka meminta maaf
kepada korban dan media umumnya. Permintaan maaf juga disampaikan Nazarudin
Fikri, pelaku intimidasi yang menjabat sebagai Kabag Infrastruktur dan
Kerjasama Setda Kota Mataram.
Perdamaian
difasilitasi Alainsi Jurnalis Independen (AJI) Mataram, dihadiri Korwil AJI
Bali - Nusra, Abdul Latif Apriaman, Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia
(IJTI) NTB Riadi Sulhi, sejumlah jurnalis dari berbagai media di Kantor
Walikota Mataram.
Ketua AJI
Mataram Fitri Rachmawati dalam pertemuan itu memaparkan kronologi kejadian
sesuai keterangan Muhammad Kasim alias Cem dan saksi wartawan Radar Lombok Ali
Ma'sum. Menurutnya ada masalah dengan cara komunikasi Nazarudin yang dianggap
berlebihan. Apalagi sempat mengayunkan tangan hendak memukul. Cem yang sedang
menjalani tugas jurnalistik menurutnya sangat terganggu dan merasa dihalang halangi
untuk mendapat informasi.
"Padahal menurut kami, informasi yang ditanyakan
Cem adalah informasi publik, tentang serapan anggaran triwulan pertama 2018.
Ya, mestinya dijelaskan apa adanya, tidak kemudian ditanggapi dengan reaksi
berlebihan," paparnya.
Pikong -
sapaan Fitri Rachmawati - juga melakukan koreksi dan identifikasi kemungkinan
ada pelanggaran kode etik dari cara dan sikap Cem mewawancarai oknum, namun
tidak ditemukan. Menurutnya Cem sudah menjalankan tugasnya sesuai kaidah
profesi.
"Sehingga barangkali ada cara pandang yang salah pak Nazarudin
terhadap kerja jurnalistik. Kami tidak tahu itu apa, dia (Nazarudin) yang bisa
menjelaskan," jelasnya.
"Tapi
intinya kita menyayangkan ini terjadi, itu satu. yang kedua, ini barangkali
bisa jadi bahan evaluasi kepada (birokrasi) di Kota Mataram atas pejabat
pejabat yang mungkin masih ada yang arogan. Intinya kami tidak ingin ini
terulang lagi," harapnya.
Dalam
pertemuan itu, Mohan Roliskana mengaku sudah menerima kabar insiden itu dari
pemberitaan yang bertebaran di media sosial dan media cetak. "Tadi pagi
saya langsung panggil yang bersangkutan, saya berikan peringatan,dan saya harus
akui, saya minta maaf," kata Mohan, didampingi Asisten I Setda Kota
Mataram Lalu Martawang.
Ia mengaku
tidak meyangka insiden itu akan terjadi, terlebih selama ini komunikasi antara
wartawan dengan semua pejabat Pemkot Mataram selama ini berlangsung baik. Wakil
Walikota Mataram ini juga berterimakasih karena kasus itu tidak dilanjutkan ke
proses hukum dan diselesaikan dengan cara damai.
"Kami
akan melakukan pembinaan kepada yang bersangkutan. Tapi saya ingin sampaikan,
tidak semua (pejabat) punya kemampuan komunikasi yang baik, untuk itu ini akan
jadi bahan evaluasi saya," ujarnya.
Mohan
berjanji akan melakukan pembinaan lebih jauh kepada para pejabat, setidaknya
berupa pelatihan public speaking dan sikap ketika berhadapan dengan jurnalis
agar insiden yang sama tidak terulang.
Pertemuan
berlanjut dengan menghadirkan Nazarudin. Mohan kembali mengulas penyampaian permintaan
maaf, dilanjutkan ucapan sama oleh Nazarudin. "Saya akui saya khilaf, saya
menyesal dan saya minta maaf," akunya.
Suasana semakin cair
ketika Cem dan Nazarudin bersalaman dan saling memaafkan. (Eka)
0 Komentar