Mataram (postkotantb.com)- Pasangan
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr H
Zulkieflimansyah dan Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) akan membangun
lokasi percontohan Kebun Sayur Pekarangan di tiap lingkungan atau dusun di
wilayah Provinsi NTB.
Tujuannya agar pola pikir masyarakat NTB bisa berubah,
dari konsumtif ke produktif. Pemanfaatan pekarangan rumah untuk kebun
sayuran, secara berkesinambungan juga akan membantu menekan angka inflasi di
daerah,
sekaligus membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Untuk mensosialisasikan
pemanfaatan pekarangan ini harus ada rumah
percontohan di masing-masing Lingkungan, bahkan di masing-masing RT, agar bisa
ditularkan ke rumah-rumah lain di sekitarnya dan ini bisa membudaya. Selain itu
penting juga sosialisasi yang intens dengan menggandeng majelis taklim dan
organisasi wanita," kata Cawagub NTB, Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah, Selasa
(5/6) di Mataram.
Rohmi mengatakan, untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan
dan membangun kesadaran masyarakat untuk mulai memanfaatkan lahan pekarangan
memang harus dilakukan dengan serius. Sebab, saat ini yang menjadi masalah
bukan ketersediaan lahan pekarangan, tapi lebih kepada mindset atau pola pikir
masyarakat yang cenderung berpikir praktis namun konsumtif.
"Ini hal sederhana, tapi untuk memaksimalkan
pemanfaatan lahan ini memang harus diseriusi, karena pernasalahannya bukan
tidak ada pekarangan, tapi mindset dan kebiasaan masyarakat. Padahal kalau halaman
termanfaatkan, maka kebutuhan akan sayur-sayuran sehari-hari bisa
terpenuhi dan lebih sehat karena tidak menggunakan pestisida," katanya.
Provinsi NTB merupakan daerah dengan potensi pertanian
yang luar biasa. Namun, komoditas pertanian juga yang kerap kali menjadi faktor
pemicu terjadinya inflasi di daerah ini.
Hal tersebut bisa terlihat dalam sejumlah rilis resmi BPS
tentang indeks harga konsumen (IHK) yang mengukur laju inflasi daerah. Komoditi cabai dan tomat sayur, hampir selalu masuk dalam 20 komoditi
penyumbang inflasi di NTB.
Menurut Rohmi, komoditas yang sebenarnya sederhana itu
menjadi pemicu inflasi lantaran kerab terjadi ketidakseimbangan suplay and
demand di waktu-waktu tertentu.
Jika konsep kebun sayuran pekarangan ini bisa digalakkan,
Rohmi merasa yakin sumbangan inflasi dari komoditi sayuran bisa ditekan.
Pemanfaatan lahan pekarangan untuk kebun sayuran juga bisa
menjadi kegiatan sambilan yang menyenangkan, dan cukup bermanfaat bagi
masyarakat, terutama kaum ibu rumah tangga.
Rohmi mengatakan, selain untuk mengisi waktu dan membantu
menekan biaya pengeluaran rumah tangga di masing-masing keluarga, jika gerakan
ini dilakukan secara kolektif maka bisa juga turut membantu menekan angka
inflasi di daerah ini.
"Selama ini, pemerintah melalui PKK dan
organisasi-organisasi wanita sudah menggalakkan pemanfaatan pekarangan seperti
program Tancabgas (Tanam Cabai dan Pelihara Unggas), dan banyak program
lainnya.
Zul-Rohmi akan mendorong lebih serius lagi dengan membentuk
percontohan-percontohan di tiap Lingkungan," katanya. (Eka)
0 Komentar