Breaking News

Perlu Integrasi 10 Program Unggulan Untuk Ciptakan GEN 2025


Mantan Sekda NTB Rosyadi Sayuti memimpin rapat pembentukan GEN 2025
Mataram (postkotantb.com)- Dalam rangka meningkatkan capaian program Generasi Emas NTB 2025 (Gen 2025), Pemerintah Provinsi NTB menyelenggarakan Rapat Persiapan Pelaksanaan Generasi Emas NTB 2025 (Gen 2025) tahun 2020 bertempat di Ruang Rapat Bappeda Provinsi NTB, hari ini (Kamis, 06/02/2020). Ketua Tim Koordinasi Program GEN 2025, Ir H Rosiady Sayuti, M.Sc., P.hd menyatakan diperlukan integrasi sepuluh program unggulan agar output yang dihasilkan dapat lebih terukur. 

“Sebenarnya kan program pengembangan SDM di seluruh stakeholder termasuk Unicef dan lembaga lain sudah banyak berjalan” ujar mantan Sekda Provinsi NTB ini. Dijelaskannya lebih lanjut, bahwa program GEN 2025 yang telah berjalan dari tahun 2014, sebenarnya telah banyak mengintervensi lompatan keberhasilan dalam sumber daya manusia. Keberlanjutan sepuluh tahun inilah yang akan dicari formulasinya agar dapat dikerjakan secara lebih maksimal. 

Menurut Rosiady, program GEN 2025 saat ini bisa diintegrasikan ke dalam program-program yang berada di bawah naungan Misi NTB Sehat dan Cerdas, diantaranya program unggulan Gemilang Pendidikan dan Kesehatan, Revitalisasi Posyandu, NTB Juara atau 1000 Cendekia. “dengan demikian outcome program GEN 2025 dapat dipertajam, “ ujar mantan Kepala Bappeda Provinsi NTB ini. Ia mencontohkan, atlit nasional Lalu Muhammad Zohri, pernah menjadi bagian dari program intervensi pemerintah daerah Kab Lombok Utara, yang berhasil menemukan potensi Zohri dan mengerahkannya menjadi atlit. “Ini berarti, perlu ada rekayasa dan intervensi dalam menyiapkan generasi emas yang unggul dan dapat bersaing. 

Sementara itu, Sekretaris program GEN 2025, dr. Nurhandini Eka Dewi, S.P.A menyatakan bahwa tujuan akhir program GEN 2025, memiliki kesamaan dengan banyak program pemerintah yang sudah berjalan. “

“GEN NTB ini sesungguhnya pola parenting. Dalam banyak program sudah ada penyiapan generasi emas seperti misalnya dalam program Revitalisasi Posyandu dan program lainnya”, tambah dokter Eka. 
Program GEN 2025 merupakan yang bertujuan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak melalui tiga kegiatan yaitu penguatan Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di tingkat desa, pelatihan dan penugasan Petugas Lapangan Kesehatan Masyarakat untuk melatih dan memberikan sertifikasi untuk Pasangan Ramah Anak (PARANA) demi mendukung perkembangan anak usia dini; dan penyelenggaraan suatu sistem informasi yang menghubungkan PARANA, PLKB, PAUD dan Puskesmas untuk memantau tumbuh kembang anak dan melakukan intervensi jika dibutuhkan.


Menurut kepala Dinas Kesehatan dr. Eka ini, berdasarkan hasil postif pada tahun 2019, sebanyak 100 Desa GEN 2025 akan diperluas dengan mengintervensi 50 desa miskin di NTB. Sedangkan untuk Sertifikasi Parana bagi 872 pasangan keluarga di 100 desa, telah inyatakan memenuhi 90 persen indikator dalam menyiapkan generasi emas. “Sertifikasi Parana merupakan output jangka pendek dengan berbasis kepada 45 indikator dalam hak tumbuh kembang anak. Proses pemberian pengakuan atau sertifikasi kepada pasangan atau keluarga yang telah memberikan hak tumbuh kembang kepada anaknya kita pastikan sebagai indikasi bagaimana menyiapkan generasi emas” tegas perempuan yang murah senyum ini.    

Ditambahkannya, pasangan yang telah mendapatkan sertifikat Parana tersebut telah didampingi GEN sejak tahun 2017 di 100 Desa atau Kelurahan. Total sasaran GEN sendiri sebanyak 8366 pasangan. Namun demikian, dari sepuluh persen sampel pasangan tersebut, sudah memenuhi indikasi spesifik untuk pencapaian program GEN diantaranya angka partisipasi sekolah, anemia remaja putri, kelas ibu, gizi, KB, Stunting (Pertumbuhan Anak) dan perkembangan anak (kecerdasan). Untuk itu, ada pula kelas Remaja di 100 sekolah dalam rangka advokasi program dan sosialisasi sistem informasi yang akan dibangun.

Sistem informasi yang akan dibangun tersebut, pada tahun ini akan diperkuat sebagai bentuk koordinasi lintas sektor yang juga menangani tema yang seragam. Misalnya Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan lainnya agar dapat merumuskan monitoring dan evaluasi yang seragam sekaligus menyamakan irama langkah di lapangan. Salah satu yang akan direvisi adalah penggunaan Open Smart Register Platform (SRP) berbasis web dan penggunaan aplikasi digital lain yang mendukung.

Hal ini diperlukan agar pada 2021 GEN NTB sebagai program dapat berkoordinasi dengan kabupaten/ kota melakukan penetrasi langsung dengan program kegiatan lain di lapangan. Agenda bersama ini memerlukan satu instrumen tunggal sehingga dapat melebur menjadi program rutin dan tidak lagi menjadi program unggulan. Sinkronisasi paling krusial adalah soal indicator dan lokasi program GEN NTB. Oleh karena itu, dokter Eka menegaskan, secara indicator GEN NTB akan menggunakan pola SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic dan Time-based) seperti yang digunakan dalam SDIT/ TK Terpadu ataupun program Paud Holistik Integratif. (RZ)

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close