Breaking News

Anggota DPRD Lalu Zulfikar Ali Soroti Penanganan Abrasi Pantai Endok

Anggota DPRD Lobar Fraksi Berkarya L Zulfikar Ali
Lombok Barat (postkotantb.com)- Abrasi di pantai Endok Desa Taman Ayu kecamatan Gerung kian parah, akibatnya jarak bibir pantai semakin dekat dengan pemukiman warga, sehingga membuat masyarakat yang tinggal di pesisir pantai itu menjadi resah. Tidak saja pemukiman warga yang tergerus abrasi, namun aset vital negara seperti PLTU Jeranjang juga terancam terkena abrasi.

Menindaklanjuti keluhan warga soal abrasi pantai ini, Anggota DPRD Lombok Barat Lalu Zulfikar Ali dapil Gerung-Kuripan pun mendesak Pemda dan pihak PLN agar lebih serius menangani abrasi tersebut. Politisi Berkarya ini menyoroti penanganan abrasi yang dilakukan pihak PLN dan Pemda.

Dewan asal Desa Taman Ayu ini  menegaskan, permalasahan abrasi pantai ini telah lama dikeluhkan masyakarat setempat karena kondisinya kian parah.

Ia pun sebelum duduk sebagai anggota DPRD sudah menyuarakan agar abrasi tersebut ditangani.

"Sejak 2014 dikawal masalah penanganan abrasi ini melalui forum pemuda Mahakarya Putra Taman, namun belum ada penanganan maksimal. Sudah ditangani melalui pemasangan Groin, tapi tidak mengatasi masalah abrasi, malah menambah masalah, abrasi semakin parah. Ditambah lagi pemandangan pantai satu-satunya di ibu kota Gerung ini menjadi terganggu akibat keberadaan Groin ini. Apakah Pemda dan PLN menunggu kesabaran habis dan kemarahan warga, baru mau serius,"tegas Pembina Forum Mahakarya Putra Taman ini.

Pihaknya pun bukan sekadar mengeluh dan menuntut penanganan abrasi saja, namun ia memberikan solusi cara penanganan abrasi tersebut.

Pihaknya menyarankan cara mengatasi abrasi tersebut dengan menggunakan karpet biotek. Cara pemasangan karpet biotek ini lanjut dia, dipasang beronjong dulu lalu ditimbun dengan pasir. Baru karpet biotek tersebut dipasang dan diberonjong lagi.

Fungsi karpet biotek ini jelas politisi Berkarya ini, pasir yang terbawa ombak bisa masuk ke karpet biotek itu. Dan saat gelombang surut atau kembali, pasir itu tidak terbawa arus. Karena pasir itu masuk ke karpet biotek itu.

"Sehingga struktur bangunannya semakin kuat,"ujar dia.

Menurutnya, Pengunaan karpet biotek untuk penanganan abrasi ini sudah dilakukan di daerah Labuan Langu Sumbawa Barat. Hal ini tambah dia, bisa diterapkan untuk menangani abrasi di pantai Endok.

Sementara itu, Sabri warga setempat mengeluhkan abrasi yang kian parah di pantai Endok. Bahkan saat ini jarak bibir pantai dengan pemukiman warga hanya puluhan meter saja. Ketika gelombang pasang Sedikit saja, air laut dengan mudah naik ke pemukiman warga.

Disatu sisi, ia mengeluhkan keberadaan proyek groin yang dibangun tahun 2018 di sepanjang pesisir pantai tersebut. Pasalnya, proyek ini belum mampu memberi solusi terhadap persoalan abrasi dan mengantisipasi air laut pasang naik ke pemukiman warga.

“Bahkan proyek ini justru memperparah kondisi (abrasi red) ketika air pasang. Warga meminta agar proyek ini dikaji ulang. Tidak hanya dikeluhkan memicu abrasi pantai, keberadaan groin ini juga mempersulit nelayan menambatkan sampan. Padahal sebelum ada pemasangan groin ini, nelayan begitu mudah menyandarkan perahu," ujarnya.

Menurutnya, Groin tersebut tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat untuk penanganan abrasi. (Eka)

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close