Breaking News

Dua Dirjen Kementerian Kagumi Potensi yang Dimiliki Loteng

 


Hartawan; Gebrakan BLK sangat tepat ditengah potensi kemajuan Loteng

Loteng, (postkotantb.com)- Dua Dirjen dari dua Kementerian, datang ke Lombok Tengah (Loteng), dalam rangka melepas dan memberikan filter kepada 220 peserta pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) Loteng, Kamis (17/3).

Dua Dirjen tersebut masing-masing  Dirjen pembinaan pelatihan advokasi dan produktifitas Kementerian Tenaga Kerja Budi Hartawan dan Dirjen pembangunan desa dan pedesaan Sugito.

Dirjen pembinaan pelatihan advokasi dan produktifitas Kementerian Tenaga Kerja Budi Hartawan mengatakan, saat ini ada 5, 9 Juta proyek nasional yang masih dikerjakan. Dan itu tentunya membutuhkan tenaga kerja yang produktif untuk bisa mengisi lowongan Lapangan pekerjaan tersebut. Termasuk di Loteng, yang saat ini masuk prioritas pembangunan skala nasional, seperti KEK Mandalika.

"Ada 5,9 juta proyek di Indonesia yang masih dikerjakan dan ada yang sudah jadi, dari jumlah tersebut tentunya itu membutuhkan tenaga kerja dan BLK telah mengambil peran untuk mengisi proyek tersebut," Katanya.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tenaga kerja telah melahirkan 2212 BLK se Indonesia, termasuk di BLK Loteng.

"Gebrakan yang dikembangkan BLK Loteng sangat tepat, sesuai kebutuhan saat ini, lebihnya lagi Loteng masuk prioritas pembangunan dengan adanya KEK Mandalika, yang membutuhkan ribuan tenaga kerja produktif, " Ungkapnya.

Dengan adanya KEK Mandalika, ini tentunya tingkat persaingan Dunia Industri dan Dunia Usaha (Didu) kian meningkat.

Langkah mempersiapkan tenaga kerja yang produktivitas oleh BLK Loteng sangat tepat. "Bila perlu lulusan BLK, harus segera membuat forum Didu, sehingga nanti bisa mengakomodir semua lulusan BLK dan lulusan BLK bisa diakomodir, terutama dalam hal lapangan pekerjaan," Pintanya.

Senada dikatakan Sugito Dirjen pembangunan desa dan pedesaan, ia mengaku, peningkatan kompetisi itu adalah paling utama, sebab banyak orang yang mengatakan kalau lapangan pekerjaan itu sulit, padahal itu tidak benar.

Artinya ketika kita memiliki kompetensi, pekerjaan itu yang akan membutuhkan, jadi pihaknya tidak sepaham dengan perkataan orang, kalau lapangan pekerjaan itu sulit.

"Menjawab itu semua, InsyaAllah BLK adalah jawabannya, sebab lulusan BLK sudah dibekali dengan keahlian," Katanya.

Besarnya potensi BLK mampu melahirkan para pekerja yang kompetensi, ke depan sejumlah Kabupaten, sudah mulai menerapkan anggaran desa untuk program BLK.

Misalnya saja, melahirkan Program baru, seperti program kampung kompeten dan produktif. "Silahkan desa anggarkan untuk pelatihan dan bila perlu buat kerja sama dengan BLK, gali kompetensi yang layak di desa, untuk selanjutnya dilatih," Pintanya.

Ia mencontohkan, di semarang sudah terbentuk kampung menjahit dan fashion show, dimana hasilnya itu sudah bisa dipasarkan di Paris dan saat ini, di negeri prancis hasil buatan kampung menjahit semarang sedang ngetren.

"Saya yakin, itu juga bisa diterapkan di Loteng," Cetusnya.

Selanjutnya para Kepala Desa diharapkan, bisa mengalihkan anggaran dana desa minimal 40 persen untuk BLK, dana tersebut untuk pelatihan dan pengadaan alat.

"Kades jangan khawatir, lulusan BLK nantinya manfaatnya, akan kembali itu kemandirian desa," Harapnya.

Sementara itu Kepala BLK Loteng Dedet Zultauzzalam mengaku, program yang dikembangkan di BLK, sudah sesuai kebutuhan Didu. Seperti pelatihan spa, baja ringan, jajanan pasar, otomotif, listrik, AC, desain grafis, pengolahan makanan, barista konten kreator jadi youtuber dan prosesing atau pengolahan makanan dan pelatihan satpam.

"Jumlah peserta yang tamat per Maret ini ada 220 orang sedangkan peserta baru ratusan orang dan untuk yang baru proses pelatihan akan di mulai usai MotoGP," Terangnya.

Sementara itu lulusan BLK perdana sekaligus bupati Loteng HL.Pathul Bahri mengaku, selama mengenyam pendidikan hingga kurang lebih 3 bulan lamanya, dia mendapatkan banyak ilmu khususnya reparasi elektronik, radio dan televisi. "Saya dulu mengambil jurusan montir radio, di BLK ini," Cetusnya

BLK adalah pilihan terakhir dari keberlangsungan pendidikan akibat dari keterbatasan ekonomi pada waktu itu. Karenanya dia sangat bersemangat dan sungguh sungguh dalam mengikuti pelatihan tersebut.

"Saya alumni BLK jurusan montir radio.
Anak anak harus bergegas dari sekarang. Anak anak ku tak boleh patah semangat, harus tetap berjuang untuk keluarga, untuk bangsa dan negara. Bukan saja PNS yang mengabdi tetapi kita juga semua," harapnya.

Menjadi siswa BLK bukanlah tujuan utama sepanjang memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi namun akibat dari kemampuan ekonomi maka BLK menjadi pilihan utama sebab di BLK peserta akan dididik untuk memperoleh skill atau keahlian tertentu sehingga ke depan dapat digunakan untuk berwirausaha atau bekerja sesuai dengan sertifikasi keahlian yang dimiliki.

Bupati menyarankan kepada seluruh masyarakat, orang tua untuk mendorong anak-anak memiliki keahlian sebagai bekal berkarya sendiri demi masa depan yang cerah. "Era kemajuan sekarang ini, kita dituntut untuk memiliki keahlian karena itu persiapkan diri sejak dini, " imbaunya. (Ap)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close