Breaking News

Proses Mediasi Berujung Pengancaman, Tiga Pentolan LSM Loteng Mengecam

 


Loteng, (poskotabtb.com)- Etika baik yang ditunjukkan Mawardi alias roby suami dari pasien bersalin yang diduga ditelantarkan oleh pihak Puskesmas Kuta Kecamatan Pujut Lombok Tengah, patut di acungkan jempol.

Pasalnya kendati jadi korban, namun tetap berfikir positif dan menghadiri undangan kepala Puskesmas Kuta untuk dilakukan mediasi.

Bersama sejumlah keluarga dan sahabatnya, setiba di Puskesmas Kuta, malah mendapatkan intimidasi dan pengancaman yang di duga  dilakukan oleh keluarga dua bidan atas nama
Rana Mustika dan Minarni Susanti.

Atas hal tersebut mendapatkan kecaman keras dari tiga Pentolan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), masing masing Lidik NTB, Sasaka NTB dan Forum Analisi Kebijakan Untuk Rakyat Fakta RI.

 "Kami dari LSM Lidik NTB mengecam dugaan Penyerangan dan intimidasi oleh keluarga oknum Bidan Puskesmas Kuta," Kata Sahabuddin.

Atas perlakuan yang dilakukan tersebut, pihaknya bersama Sasaka ntb dan Fakta RI, akan melaporkannya ke pihak kepolisian.

"Kami akan laporkan hal itu, tidak ada kaitannya dengan Roby (suami pasien bersalin) karena persoalan antara Bidan dengan Roby sudah selesai dan mereka sudah saling memaafkan, dan yang kami laporkan dugaan intimidasi dan pengancaman," Ungkapnya Rabu (4/5).

Pria yang akrab disapa Citung itu juga akan melaporkan puluhan keluarga oknum Bidan Puskesmas Kuta yang membawa senjata tajam (Sajam) saat mediasi antara suami pasien bersalin Roby dengan Bidan Puskesmas Kuta.

"Kami juga akan melaporkan dugaan pelanggaran UU Darurat, karena saat mediasi berlangsung keluarga Bidan membawa Sajam," Jelasnya

Selain akan melapor ke Polres Lombok Tengah, LSM Lidik NTB juga meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan Lombok Tengah untuk memberhentikan dua orang oknum Bidan Puskesmas Kuta dan mencopot Kepala Puskesmas Kuta dari Jabatan.

"Kami meminta kepada Kadikes Lombok Tengah memecat dua orang oknum Bidan dan mencopot Kepala Puskesmas Kuta dari Jabatannya, karena tidak mampu menjadi penengah dan diduga melakukan pembiaran dugaan intimidasi dan penyerangan terhadap Ketum dan pengurus Fakta RI," tegas Citung "Kepala Puskesmas (Kapus) harus bertanggung jawab karena tidak bisa mengendalikan stafnya sendiri. Bahkan diduga melakukan pembiaran terjadinya dugaan penyerangan dan Intimidasi oleh keluarga stafnya sendiri," Sambung Citung.

Senada dikatakan Ketua Sasaka NTB, Lalu Ibnu Hajar. Selain melaporkan keluarga oknum Bidan, Oknum Bidan dan Kepala Puskesmas Kuta, juga akan melaporkan jajaran Polsek Kawasan Mandalika ke  Propam Polres Lombok Tengah.
"Kami menyayangkan sikap Polsek Kawasan Mandalika yang tidak tanggap, padahal sudah di informasikan oleh pihak Puskesmas akan ada mediasi antara Bidan dengan Roby selaku suami pasien bersalin. Jika cepat tanggab maka tidak akan terjadi dugaan penyerangan dan intimidasi, terlebih lagi keluarga oknum Bidan membawa Sajam saat mediasi. Itu itu kami juga akan melaporkan Kapolsek Kawasan Mandalika ke Propam," tegasnya

Sementara itu, Ketum Fakta RI, Muhanan, SH yang juga berprofesi sebagai Pengacara itu membenarkan peristiwa dugaan penyerangan dan Intimidasi yang diduga dilakukan oleh puluhan keluarga oknum Bidan Puskesmas Kuta saat mediasi berlangsung di Puskesmas Kuta.

"Ya benar, mereka (keluarga oknum Bidan) mengintimidasi dan melakukan penyerangan, saya didorong, kaca mata saya dirampas lalu dibanting ke lantai sampai pecah, mereka juga membawa Sajam. Dan apa yang saya alami bersama kawan-kawan pengurus Fakta RI laporannya sudah saya susun dan besok akan saya laporkan ke Polres Lombok Tengah," ujarnya

Sementara itu kepala Puskesmas Kuta Kecamatan Pujut Zainal Abidin dalam whatsapp nya menuliskan, Waaalikmss. Untuk suami pasien nike kebetulan bidan yang sempat memukul
beliau nike bukan kelurga bidan bahkan tiang juga hampir jatuh untuk melerai bidan tiang agar bisa menahan diri.

Tapi karena emosinya yang tidak terkendali, makanya dia nekat seperti nike tanpa mematuhi apa yang sudah tiang sarankan dari malam sampai pagi tadi sebelum kejadian.

Selanjutnya, ia berharap atas nama kepala Puskesmas, mohon kalau ada yang salah dalam pelayanan kami menurut pandangan masyarakat jangan sampai di muat dulu di medsos.

Biarkan kami selesaikan dulu dengan cara kekeluargaan dan secara bijaksana. Sehingga kami bisa mengevaluasi dan memperbaiki apa yang menjadi kekurangan kami maupun masyarakat.

Atas kejadian niki, kami akan evaluasi sistim dan personel bidan yang piket terutama malam hari saat saat kritis, sehingga kami akan piket kan bidan yang bisa tebal telinga dan tebal muka dalam menghadapi kepanikan dan kekhawatiran pasien dan keluarganya, sehingga hal hal yang kecil tidak menjadi viral seperti mangkin niki. (Ap)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close