Lombok Utara, (postkotantb.com) - Gunung Samalas diperkirakan meletus pada tahun 1257, memiliki ketinggian 7.000 km diatas permukaan laut. Saat ini, gunung Rinjani memilki ketinggian sekitar 3.700 Km, berarti Gunung Samalas masih lebih tinggi sekitar 3.300 km diatas Gunung Rinjani.
Pada tulisan ini saya hanya menyampaikan dalam sudut pandang pribadi dari penelusuran dan penuturan pelaku penemu situs yang masih hidup, Raden Gedarip (75), salah satu dari tokoh adat budaya Bayan.Raden Gedarip, mengawali cerita tentang temuan Patung Batu yang tidak banyak diketahui orang. Masyarakat yang tinggal di Bayan adalah sering bercerita tentang keberadaan mitos Bibi Cili atau yang dikenal dengan ‘Cilinaya’ hampir ada di setiap daerah di Pulau Lombok, seperti Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat maupun di kabupaten termuda yaitu Lombok Utara.
Dari mitos tersebut, wartawan media ini menelusuri nilai sejarah yang terurai dengan mengambil teori Koentjaraningrat mitologi dan cerita-cerita rakyat yang dapat memberi indikasi fakta sejarah dari suatu suku bangsa.
Dari tiori tersebut kami telusuri fakta sejarah yang ditemukan di Bayan, yaitu patung batu yang konon katanya merupakan Patung Budha.
Patung Budha perempuan yang ditemukan di dusun Bon Gontor desa Senaru Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, bila dilihat wujudnya dengan kasat mata, berasal dari Budha India dengan dengan beberapa ciri antara lain, hidungnya yang besar dengan telinga yang panjang. Dengan fakta tersebut, memberikan petunjuk pada kita bahwa mitos Bibi Cili ada hubunganya dengan Budha India.
Raden Gedari menuturkan, Bon Gontor dalam bahasa setempat adalah Tempat yang paling Tinggi, sementara Gontor adalah perbukitan. Kalau di simpulkan menjadi tempat tertinggi perbukitan.
Raden Gedarip menambahkan, saat itu ceritanya berkisar abad ke 16 sebelum masehi, semua warga masyarakat Bayan masih menganut ajaran animisme atau Kepercayaan secara turun temuru.
Singkat cerita ketika abad ke 16 ini pula datang para wali dari Jawa yang mengajarkan tentang Islam, kemudian sebagian kecil warga Bayan yang saat itu menganut kepercayaan animisme menolak dan lari ke hutan mencari tempat tertinggi perbukitan.
Umat Budha yang nggan masuk Islam tetap menganut kepercayaan animisme, sehingga masih ada bukti sebagaimana patung batu Bon Gontor, ungkapnya.
Pada dasarnya penemuan patung ini merupakan sejarah nyata bahwa pada umat Budha tinggal di tempat ketinggian untuk menyelamatkan diri dan kepercayaannya, kata Raden Gendarip.
Orang pertama yang menemukan patung Budha ini bernama SUTAJIM, sekarang Almarhum dan salah satu putranya bernama ASMANOM (51).
Penuturan ASMANOM dan Raden Gedarip, sama menuturkan tetntantang Patung Batu berbentuk Manusia di Dusun Bon Gontor, Desa Senaru Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara yang tidak banyak warga mengetahuinya.
Akses jalan sekitar 1,5 km dari jalan utama Senaru. Saat ini kondisi jalan tanah ini banyak lubang dan tidak terawat.
Demikian pula denga situs cagar budaya ini tidak terawat dengan baik. Pondok dan kebesihannya masih suadaya oleh penjaga, Asmanom.Selain pondok darurat, tidak ada lampu penerangan, papan nama, tempat istirahat (Berugak) WC dan sarana penunjang lainnya belum memadai. Kades Senaru, Raden Aktia Buana perharap agar pemerintah daerah menganggarkan kelengkapan sarana prasarana Cagar Alam ini sebagai tujuan wisata panorama Kabupaten Lombok Utara, harapnya. (@ng)
0 Komentar