Breaking News

UIN Mataram Melangkah Dalam Keilmuan Peradaban

 
----
Oleh : Didin Maninggara
Dewan Pembina GJI -NTB
----


Catatan ringan ini saya tulis sebagai bentuk penghargaan atas undangan lisan Pak Rektor, untuk meliput prosesi wisuda UIN Mataram ke 43, saat bertemu pada peresmian Klinik Pratama UIN Mataram, Kamis tiga hari lalu.


Sabtu, 30 Juli 2022. Kampus UIN Mataram dipenuhi para orang tua dan handai taulan sebanyak 1.219 wisudawan dan wisudawati strata 1, 2 dan strata 3 doktor.

Sebagai jurnalis sejak Juli 1979 yang diawali di Koran PELITA, media nasional mengemban misi "Membangun Manusia Indonesia Seutuh", saya kerap diundang meliput berbagai kegiatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogya, karena memiliki sentuhan emosional dengan civitas akademikanya, sejak bernama Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Sentuhan khusus dengan Rektor UIN Jakarta era Prof. Dr. Harun Nasution yang berakhir masa jabatannya tahun 1980, hingga Prof. Dr. Asyumardi Azra dan Prof. Dr. Komaruddin Hidayat. Termasuk juga dengan Menteri Agama (1973-1978) Prof. Dr. Mukti Ali dalam kapasitas Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogya, kala itu.

Wisuda kali ini berlangsung dalam momentum yang monumental, karena bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1444 H.

Wisuda ke 43 ini, bisa jadi, merupakan evaluasi capaian peningkatan pada sektor tridharma perguruan tinggi untuk menjadi kampus pembaharu yang terus mengalami peningkatan mutu yang signifikan, baik aspek akademik maupun aspek kelembagaan sebagai perguruan tinggi yang menuju Akreditasi A.

Ikhtiar seluruh civitas akademika UIN Mataram di bawah Rektor Prof. Dr. TGH Masnun Tahir, M.Ag,  Insya Allah bisa meraih Akreditasi A melalui tahapan yang bertahap, tapi pasti.


Sedapat mungkin bisa mengikuti jejak langkah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogya.

Sekedar informasi, dari aspek kelembagaan pada tahun 2018, UIN Jakarta tercatat sebagai perguruan tinggi Akreditasi A. Dari total 52 program studi sarjana, 58 persen sudah terakreditasi A, sementara sisanya sebanyak 42 persen terakreditasi B. Untuk program studi magister, dari total 14 program studi, sebagian besar masih terakreditasi B sebanyak 72 persen dan sisanya 7 persen terakreditasi A dan 21 persen (program studi baru) terakreditasi C.

Terlepas soal berapa jumlah prodi di UIN Mataram yang sudah terakreditasi dan diakui mutunya, saya optimistik, UIN ini memiliki produktivitas publikasi ilmiah untuk mempublisir prodi yang telah dicapai, untuk menjadi salah satu penegasan bahwa merealisasikan cita-cits menjadi bagian terpenting dalam menyiapkan diri untuk sebuah agenda besar, yakni UIN Mataram melangkah dalam jajaran kampus berbintang, menuju World Class University (WCU).

Semoga grand design dan langkah-langkah sistematik dan terukur yang sedang dan akan dilakukan UIN Mataram di bawah kepemimpinan Prof Masnun periode 2021-2025 Insya Allah dapat terealisasikan.

@Ilmuan Yang Terkonsolidasi

Saya optimistik UIN Mataram dapat fokus hadir membangun keilmuan lebih terkonsolidasi dan seimbang. Sebab pada dasarnya, peradaban manusia dibangun atas dasar dua kutup keilmuan, yakni 'ulum dan funun.

'Ulum adalah kumpulan pengetahuan yang diekstrak dan kumpulan hadis nabi, berisi nilai Budi luhur yang kemudian menghadirkan kehidupan. Kemudian mengajak manusia untuk selalu hidup lurus, hidup yang selamat dunia dan akhirat.

Para ulama, tidak hanya mengajarkan 'ulum semata. Tapi juga, meminta untuk membangun pilar yang kedua, funun. Yaitu, seperangkat ilmu pengetahuan yang diistimbat dari ayat kuaniyah dan gejala-gejala alam semesta. Kemudian tergabung menjadi teknologi yang berguna, untuk menghadirkan kemudahan bagi manusia, serta berguna untuk mengolah Sumber Daya Alam (SDA) demi kesejahteraan manusia dengan sentuhan Sumber Daya Manusia (SDM) handal dalam bidang teknologi.

Salah satu sumber kemajuan UIN Mataram, dengan Rektor yang guru besar Hukum Perdata Islam adalah kemajuan berawal dari semangat mencari ilmu, menguasai dan menghadirkan ilmu yang diimplikasi dalam keilmuan peradaban, membangun peradaban yang berkeseimbangan, yakni Imtak (Iman dan Takwa) dan Iptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close