Breaking News

Hama Burung Sebabkan Hasil Panen Sorgum di Pujut Turun Drastis

 


Gudang Gapoktan Maju Jaya di Dusun Wareng, Desa Sukadana, Kecamatan Pujut yang biasa dipakai untuk menjemur berton-ton sorgum sebelum digiling kini ditutup setelah hasil panen turun drastis.FOTO: Iwan Sopiandi PKN (GJI-NTB)

Lombok Tengah (postkotantb.com) - Ratusan hektare tanaman sorgum milik petani di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah diserang hama burung. Hal ini berdampak pada hasil panen yang jauh berkurang atau turun drastis.

Kusuma, Ketua Gapoktan Maju Jaya, Dusun Wareng, Desa Sukadana, Kecamatan Pujut mengatakan, hama burung jenis pipit tersebut mulai menyerang tanaman sorgum milik petani terjadi sejak sebulan belakangan.

''Ini kendalanya sekarang; hama burung. Biasanya datang dalam jumlah banyak pada pagi hari,'' kata Kusuma pada postkotantb.com, Senin (17/04/2023).

Ia bersama para petani pun sudah melaporkan serangan hama burung tersebut ke Dinas Pertanian setempat. Dan, pihaknya pun diminta untuk memasang jaring, namun tidak efektif disebabkan lahan sangat luas. Saat ini pihaknya masih menunggu instruksi dari Dinas Pertanian untuk mengatasi masalah tersebut.

''Sudah kami laporkan belum lama ini ke dinas dan kami disuruh pasang jaring, tapi hasilnya tidak efektif karena lahan tanam sangat luas,'' katanya.

Adapun kerugian yang ditimbulkan akibat serangan hama tersebut cukup besar. Disebutkan, dalam satu hektare lahan yang ditanami, sebelum serangan hama terjadi pihaknya bisa memanen 10 ton sorgum. Sekarang hasil panen, kata dia, jauh berkurang. Hasil panen setelah serangan burung bisa setengah dari hasil pada saat hama belum menyerang, bahkan jauh di bawah itu.

''Jika diuangkan dengan harga sorgum per kilogram sekarang Rp3 ribu, penghasilan kami dalam satu hektare Rp9 juta dari yang sebelumnya mencapai Rp30 juta,'' sebutnya.

Diakuinya, pihaknya pun belum lama ini meng-cancel pesanan dari perusahaan di Pulau Jawa akibat minimnya hasil panen tersebut. ''Pesanan dari Jawa sebanyak dua ton terpaksa kami cancel karena hama ini,'' katanya.

Kusuma menjelaskan, sorgum hasil panen Gapoktan yang dipimpinnya selama ini banyak dikirim ke luar daerah. Selain itu, batang-batang sorgum yang sudah dipanen juga bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak.

Pemerintah sendiri telah menginstruksikan tiap-tiap daerah untuk mulai beralih ke sorgum. Hal ini ditekankan agar masyarakat bisa beralih ke bahan pokok makanan lain selain beras. Sorgum juga memiliki kandungan gizi tinggi.

Untuk perawatan sorgum tidak membutuhkan biaya besar. Dalam satu hektare, penggunaan pupuk jauh berbeda dari pupuk yang akan dipakai untuk jenis tanaman lain semisal jagung dan padi.

''Perawatannya tidak ribet dan tidak mahal,'' tandasnya. (Wan)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close