Breaking News

Ketua Bhayangkari Lotara Dorong Transformasi Posyandu: Solusi Stunting Dimulai dari SDM Keluarga

 


Lombok Utara (postkotantb.com) — Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Ny. Heny Agus Purwanta, menegaskan, bahwa pencegahan stunting tidak bisa hanya diserahkan pada layanan kesehatan formal. Lebih dari itu, dibutuhkan pendekatan transformatif yang menjadikan keluarga, khususnya ibu dan remaja, sebagai garda depan pembangunan gizi dan kesehatan anak.

Pernyataan itu disampaikannya saat memimpin kegiatan monitoring dan pembinaan Posyandu Stunting 8 Project di Posyandu Jasmin, Desa Batu Rakit, Kecamatan Bayan, pada Selasa (03/06/2025). 

Kegiatan tersebut mencatat angka partisipasi tinggi: 85 bayi dan balita, 15 ibu hamil, 22 remaja, 38 lansia, serta 212 warga usia produktif turut hadir dalam program pelayanan terpadu tersebut. Namun, data juga menunjukkan bahwa masih terdapat 18 anak dengan kasus stunting aktif, serta satu ibu hamil dengan kondisi kekurangan energi kronis (KEK).


“Stunting adalah masalah yang bisa dan harus kita perbaiki. Kita masih memiliki waktu dan ruang untuk mencegah dampaknya, asalkan semua pihak—terutama keluarga—terlibat aktif dalam membangun pola hidup sehat dan pemenuhan gizi yang berkelanjutan,” tegas Ny. Heny dalam sambutannya.

Dalam kesempatan tersebut, Bhayangkari juga membagikan ratusan paket gizi berupa susu dan telur rebus segar, tidak sekadar sebagai bantuan langsung, tetapi sebagai bentuk edukasi konkret. “Kita ingin menunjukkan bahwa makanan bergizi tidak harus mahal, tapi harus tepat. Dan yang paling penting adalah kebiasaan—budaya makan sehat di keluarga,” ujarnya.

Lebih jauh, Ny. Heny mengajak masyarakat untuk memaknai Posyandu bukan hanya sebagai tempat penimbangan anak, melainkan pusat pendidikan gizi dan pemberdayaan komunitas.

“Kami ingin Posyandu berevolusi menjadi simpul literasi gizi keluarga. Di sinilah ibu-ibu belajar, remaja dididik, dan keluarga dibentuk agar sadar pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan. Ini investasi SDM jangka panjang,” tambahnya.

Ia juga menyoroti bahwa pembangunan manusia Indonesia harus dimulai dari desa. Dengan jumlah warga usia produktif mencapai 212 orang, Desa Batu Rakit sebenarnya memiliki kekuatan sosial yang sangat besar. Bhayangkari, kata Ny. Heny, hadir untuk mengaktivasi kekuatan tersebut melalui pelatihan, pendampingan, dan kerja sama lintas sektor.

“Pencegahan stunting tidak cukup dengan intervensi medis. Kita butuh perubahan budaya dan pengetahuan. Maka, membangun SDM desa menjadi kata kunci. Inilah yang sedang kami dorong bersama masyarakat,” jelasnya.


Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Bhayangkari dalam mendukung program nasional percepatan penurunan stunting yang berbasis pada pendekatan komunitas. Bhayangkari tidak sekadar menjadi pendamping moral institusi kepolisian, tetapi kini juga menjadi mitra strategis dalam pembangunan sosial, kesehatan keluarga, dan pemberdayaan perempuan desa.

“Kalau kita ingin generasi unggul di masa depan, maka kita harus mulai sekarang—dari desa, dari keluarga, dari ibu-ibu. Di sinilah masa depan bangsa ditempa,” pungkas Ny. Heny. (@ng)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close