Breaking News

PD Aman Loteng Lanjutkan Program Pemetaan Wilayah Adat Di Komunitas Tanak Awu

Ketua PD AMAN Lombok Tengah Baiq Muliati (kiri) dan Lalu Wisnu Wardana Kepala Desa Tanak Awu (kanan) saat lokakarya, sabtu (14/06/2025).

Lombok Tengah,(postkotantb.com) - Pengurus Daerah (PD) Asosiasi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Lombok Tengah (Loteng), kembali melanjutkan program pemetaan. Hal itu sesuai mandat dari PB AMAN Pusat untuk memposisikan Situs, Ritus, dan Budaya Sejarah. 

Kali ini locus kegiatan menyasar komunitas Tanak Awu, tepatnya di aula Kantor Desa Tanak Awu, Sabtu (14/06/2025). Terlebih dahulu dilaksanakan lokakarya pemetaan pertisipatif wilayah adat dan pelatihan digitasi.

Pesertanya terdiri dari pihak Pemerintah Desa, beberapa tokoh Adat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, dan segenap pengurus PD AMAN Loteng. Ketua PD AMAN Loteng, Baiq Muliati mengungkapkan, tujuan program pemetaan AMAN tidak lain sebagai upaya untuk menjaga warisan nenek moyang.

Melestarikan situs ritus kebudayaan peninggalan bersejarah yang sudah ada secara turun temurun. Sehingga semua jelas tidak menjadi simpang siur. "Kita satu-satunya lembaga yang melakukan program ini," tegasnya.

Lebih spesifik dijelaskan, pemetaan ditargetkan tuntas selama 3 hari, 1 hari untuk pelatihan digitasi meliputi pemberian pengetahuan metode, langkah langkah dan penggunaan alat pemetaan. Kedua,memuat data real hasil pemetaan faktual dilapangan lalu dimasukkan ke peta.Baru kemudian dilaporkan ke PB AMAN Pusat.

"Setelah ditetapkan,statusnya sah secara hukum menjadi hak komunitas adat yang tersimpan dalam arsip AMAN ,"kata Baiq Muliati.


Dia menyebutkan bahwa ada potensi terbentuk sekitar 100 komunitas se Loteng. Tapi baru 27 komunitas yang sudah terdaftar,anggotanya capai 10.100 orang. Progresnya, 7 komunitas sudah selesai pemetaan yaitu komunitas Langko, Segala anyar, Pejanggik, Rambitan, Pelambik Kedatuan kerekok, Mantang, Batukeliang, dan Jelantik.

"Tanak awu menjadi yang ke-8, disusul Komunitas Wirang sile dendeng dan komunitas Praya. Kami targetkan program pemetaan tuntas paling lambat 2027 mendatang," paparnya.

Ia menilai, manfaat dalam melindungi dan melestarikan kekayaan adat sangatlah positif terutama untuk generasi masa depan. Menjadi pegangan kuat mengenai peta wilayah adat dan khazanah kekayaan intelektual lokal seperti situs dan ritus, sebagai identitas jati diri yang dapat diakui oleh semua pihak.

"Istilah tanah adat seperti keberadaan tanah pecatu semakin redup, harus segera kita lindungi dan selamatkan, itulah tujuan pemetaan ini supaya kita kuat dan hak-hak masyarakat adat tidak dicaplok lagi," lengkapnya.

Ketua Dewan PD AMAN Loteng,Lalu Guntur Wirasaputra mengklaim program AMAN dapat mengambil benang merah dari masa lalu sehingga semua jadi terang benderang, memutus ketidakpastian, dan lahirkan kebenaran yang mempersatukan, sesuai keterangan, pendapat dan kesepakatan dari para sesepuh dalam forum diskusi AMAN.

Seperti contoh, ada situs makam Raden Meles yang berlokasi di tanak awu.Tapi juga dianggap masuk Ketare.Ternyata trahnya berasal dari Penujak. Sama juga seperti makam Kedaro di ujung selatan barat perbatasan Loteng Lobar. Ternyata juga berasal dari Penujak. Menurut kesimpulan sementara, paling besar komunitas di Loteng adalah wilayah Pujut.

"Upaya kita pasti akan mengukir sejarah besar dibelakang hari, menjadi sumber referensi pengetahuan bagi keturunan anak cucu kita nanti,"optimisnya.

Kades Tanak Awu, Lalu Wisnu Wardana menyambut positif pemetaan wilayah. Hal ini membuktikan, semua pihak yang terlibat dalam pemetaan wilayah, memiliki kesadaran yang sama untuk peduli terhadap warisan budaya dan adat istiadat nenek moyang.

"Kehidupan kita pada dasarnya sangat berkaitan erat dengan praktik adat dan budaya. Namun seiring modernisasi alami pergeseran, banyak yang belum memahami secara utuh. Maka kami dukung upaya AMAN ini sebagai salah satu solusi," dorongnya.

Pihaknya sendiri selama ini sudah intens ajak masyarakat peduli dan tanamkan kecintaan pada adat dan budaya. Dikalangan generasi muda mendapat pembinaan secara kontinue seperti pembacaan lontar, sorong serah, dan lainnya.

"Kami sampai menganggarkannya tiap tahun untuk pengembangan budaya ini,dan kami sambut baik upaya AMAN untuk sama-sama berkolaborasi," tandasnya. (Irs) 

Pewarta   :   Lalu Irsyadi  

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close