Mataram (postkotantb.com)- Pendiri
Komunitas untuk Orang Hilang (Kontras) sekaligus pendiri Indonesia Corruption
Watch (ICW), Eros Djarot, mengunjungi Lombok, Nusa Tenggara Barat, Rabu (31/7)
lalu.
Eros menyambangi Gubernur NTB,
Zulkieflimansyah yang dulunya adalah juniornya dalam dunia pergerakan. Bahkan,
Zulkieflimansyah secara langsung menjemput Eros di bandara.
Usai acara dengan gubernur NTB, Eros
memberikan nasehat kepada Lembaga Kajian Sosial dan politik M16 disela sela sarapan
pagi di Lombok Raya Hotel, Jumat ( 2/8).
Dalam kesempatan ini hadir Direktur M16,
Bambang Mei F, Sekretaris Mi6 ,Lalu Athari Fathullah, Penggagas dan Pendiri
Mi6, Muchklis Tolomundu, Moh. Fihirudin dan wartawan Detik Wahyu
Kusuma Wardhana. Eros Djarot memberikan saran dan masukan soal penguatan
civil society.
Lebih jauh Eros menjelaskan civil society
sangat penting dan dibutuhkan masyarakat, sehingga penguatan civil society
sangat penting di era keterbukaan informasi ini.
"Pertanyaan kritis lembaga yang
dibentuk ini sudah menjalankan fungsinya sebagaimana yang diharapkan enggak, kalian
harus membangun civil society yang lebih kuat dari DPR, Bupati, Camat,"
ujar Eros.
Eros mengungkapkan, menyatukan komponen
di masyarakat menjadi tugas pegiat politik dan hukum maupun aktivis seperti
M16. Kekuatan tidak mesti soal politik, tapi dari segala aspek kehidupan
bermasyarakat.
"Menyatukan komponen di masyarakat
untuk menjadi kekuatan. Kekuatan tidak hanya soal politik praktis bagaimana
bangunin idealnya budaya seperti apa. Biasanya institusi seperti partai yang
ada dalam realita mereka punya kekuasaan tapi bukan penguasaan. Kalian yang
harus aktif memberikan banyak kesadaran," paparnya.
Menjadi tugas M16 untuk memberikan
kesadaran pada masyarakat untuk menyatukan kekuatan. "Orang sekarang
diberikan pemahaman pada haknya saja sementara dihadapkan pada tanggung jawab
pada lari. Masyarakat yang sadar pada hak dan tanggung jawab pasti
menang," pesan Eros yang juga pendiri Pro Demokrasi (Prodem) ini.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah Bersama Pendiri ICW Eros Djarot |
"Seperti agama misalnya katakanlah
mencoba menterjemahkan Islam tapi dengan paham yang tidak kena itu akan
menyebabkan kemunduran bahkan peradaban zamannya. Pemahaman surga neraka yang
begitu sempit sehingga menyebabkan orang-orang buta agama. Itulah tugas-tugas teman-teman.
Membangun civil society menjadi target utama," terangnya.
Eros juga menerangkan cara yang
dilakukan civil society dalam konteks kemajuan zaman. Dia memiliki rumus 3D,
yakni data, dana dan daya. Ketiganya harus berjalan bersamaan.
"Pakai tiga rumusan; data, dana dan
daya. Konsentrasi civil society memiliki ini semua. Bagaimana memiliki dana,
artinya enggak boleh orang dari tempat lain mengontrol semaunya, kalian harus
punya kekuatan untuk mengakses dana," ungkapnya.
"Ada data, gak punya dana dan daya
hancur juga. Ketiganya sangat penting kalau kita istilahkan Bung Karno trisaksi
lah. Bagaimana mau berdikari kalau enggak punya itu. Ketiga tonggak itu adalah
dasar membangun civil society," tutupnya. (Eka)
0 Komentar