Breaking News

Harga Minyak Goreng di Paket JPS Mahal, Gubernur: Bukan Mark Up Harga Tapi Bentuk Apresiasi Kepada UMKM

Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah (tengah) menunjukan minyak goreng yang akan di salurkan dalam paket JPS Gemilang

Mataram (postkotantb.com)- "Ini Minyak Goreng kita warnanya beda-beda karena memang yang memproduksinya berbeda dari sekian banyak UKM kita yang ada di NTB, jadi hasilnya ya beda-beda," terang Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah saat melakukan kunjungan ke beberapa UKM yang memproduksi minyak kelapa, dan melihat produknya yang dipajang di etalase kantor Lembaga Cipta Daya Wirausaha (LCDW) di Jalan Panji Tilar dan GNE pada Rabu (15/4).

Ia menuturkan harga minyak goreng UKM rumahan jelas lebih mahal karena diolah langsung dengan peralatan seadanya dan penuh ketelatenan, bersifat tacit (Transfer pengetahuan (biasanya pengalaman) secara langsung, red.) dengan nilai intrinsik yang mahal.

"Kalau kami Beli Produk Lokal lebih mahal bukan karena mau korupsi dan mark up tapi kami menghargai Learning, pembelajaran, akumulasi pengalaman dan kemampuan," ungkap ekonom ini menjawab banyaknya protes tentang mahalnya  harga minyak goreng dalam paket JPS Gemilang yang akan dibagikan pada Kamis 16 April.

Ia menegaskan tujuan pembagian JPS Gemilang bukan semata-mata membagi sembakonya tapi juga untuk menggeliatkan ekonomi dengan memberdayakan UKM lokal.

"Jangan bandingkan harga minyak goreng kita dengan minyak goreng dari perusahaan raksasa itu ya jelas kalah jauh kita," ujarnya.

Sejak awal pihaknya telah berdiskusi dengan Kepolisian, Kejaksaan, BPK, BPKP, Inspektorat untuk memastikan bahwa barang produk lokal pasti lebih mahal dan kualitasnya pasti kalah dengan produk dari pemain yang sudah mapan.

"Nggak mungkin UKM kita akan bersaing dengan perusahaan - perusahaan besar dalam hal harga dan kualitas. Peralatan kita ala kadarnya tapi insya Allah Akan Ada learning by doing, akan ada masukan, penyempurnaan dll sehingga lambat laun kualitas dan harganya akan mampu bersaing," katanya penuh optimis.

Ia mengingatkan dengan menghargai pembelajaran dan pengalaman inilah produk-produk jadi Lebih mahal.

"Kalau teman-teman melihat ada yang mark up untuk kepentingan pribadi atau memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan apalagi mengharapkan fee dari pekerjaan-pekerjaan seperti ini segera  Polisi dan Kejaksaan menangkapnya," ucapnya mengingatkan.

"Kami sengaja membeli produk lokal lebih mahal bukan karena nggak mengerti ada produk lain dari luar yang lebih murah, Tapi kami sekali lagi menghargai UMKM," sambungnya.

Ia menjelaskan bahwa teori apapun tentang Industrialisasi semua akan mengalami hal yang sama.

"Produk awal lebih mahal, kualitas kurang, tapi seiring berjalannya waktu akan ada masukan, kritikan sehingga lambat laut hasilnya akan lebih baik dan sempurna. Perjalanan panjang, selalu harus dimulai dengan langkah pertama," tutupnya.(RZ)

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close