 |
| Kepala Disdag NTB, Baiq Nelly Yuniarti.(Ist) |
Mataram (postkotantb.com)- Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) NTB, Baiq Nelly Yuniarti buka suara soal penyebab harga beras melonjak dikisaran Rp 17 ribu sampai Rp. 20 ribu di Provinsi NTB. Salah satu diantaranya disebabkan Elnino.
Kondisi ini ditambah dengan gabah yang terus menerus dikirim keluar daerah, sedangkan stok gabah di Gudang Bulog masih minim. Saat ini saja, Bulog baru bisa memenuhi sekitar 20 persen kebutuhan gabah di setiap gudangnya.
Persentase ini lebih rendah dibanding awal tahun 2023, yakni sekitar 37 persen. Beras yang beredar dipasaran kata Nelly, berasal dari gabah petani lokal yang dikirim dan diolah di luar daerah, kemudian dijual kembali ke NTB dengan harga beras yang tinggi.
"Memang petani kita tersenyum jual dengan harga gabah yang lumayan. Sekarang kita kembali membeli beras dengan harga tinggi, kan miris," kritiknya.
Ia mengatakan, harga beli gabah Bulog disesuaikan dengan HPP. Namun hal ini tidak sesuai dengan harga gabah yang diinginkan para petani lokal. Sehingga aktivitas pengiriman gabah ke luar daerah tetap berjalan.
"Pemerintah tidak melarang adanya pengiriman, tapi dalam bentuk beras. Dilepas saja dibulog, biar gabahnya diolah dulu di NTB. Setelah jadi beras baru dikirim keluar daerah," ujarnya, Kamis (21/03).
Langkah Pemprov NTB untuk menyeimbangkan kondisi tersebut, lanjut Nelly dengan mengadakan Operasi Pasar, terlebih lagi di saat bulan Ramadan
Selain itu, dibutuhkan sosialisasi serta pemberian edukasi terhadap para petani lokal agar mau melepas gabah dengan harga yang ditentukan Bulo. Jika stok gabah dapat terisi penuh, masyarakat tidak perlu lagi khawatir dengan harga beras.
"Bulog tinggal mengeluarkan beras di gudang untuk dijual kembali ke masyarakat dengan harga yang lebih rendah. Bila hari Bulog sudah melakukan pertemuan dengan petani kita. Tapi mereka tetap nggak mau," tutupnya.(RIN)
0 Komentar