Breaking News

Musda GIPI NTB, Bahas Eksistensi Organisasi hingga Persoalan Gili Tramena

Musda GIPI NTB
Ketua GIPI NTB, Awan Asnibawa.

Mataram (postkotantb.com)- Masa Jabatan Ketua Gabungan Industri Pariwisata (GIPI) NTB periode 2020-2024, akan segera berakhir. Sesuai kesepakatan dalam silaturahmi di Hotel Lombok Raya, Mataram, Rabu (26/06), pemilihan Ketua GIPI NTB akan dilaksanakan dalam Musyawarah Daerah (Musda) yang dijadwalkan sebelum Tanggal 7 Juli 2024.

"Kita segera menyelenggarakan Musda GIPI NTB untuk kepengurusan tahun 2024-2029 yang insa Allah akan kita laksanakan pekan depan," ungkap Ketua GIPI NTB, Awan Aswinabawa.

Ia memaparkan, ada beberapa poin penting yang akan dibahas di dalam pelaksanaan Musda GIPI NTB. Diantaranya peran aktif organisasi. Kepengurusan yang baru nanti diharapkan bisa bersinergi dan dapat menjadi mitra berpikir di bidang riset dan pengembangan, bagi pemerintah, baik provinsi, maupun kabupaten kota se NTB

"Artinya, sebagai think tank yang bisa memberikan masukan-masukan yang konkrit yang komprehensif dan masuk akal kepada pemerintah, untuk mengembangkan NTB sebagai destinasi wisata yang unggulan. ini butuh kerjasama dan Sinergi dari berbagai pihak khusus di bidang riset dan pengembangan," ujarnya.

Selanjutnya para pengurus baru, sebisa mungkin dapat memperkecil disparitas antara pengembangan pariwisata NTB,  khususnya Bali dan Pulau Lombok, Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

"Demikian juga kita harus bisa mampu mengejar ketertinggalan kita dengan daerah lain dari Bali dan dari Jawa, yang perlu diwaspadai juga banyak juga destinasi lain di provinsi yang lain, juga berbenah diri," timpalnya.

"Dan itu nggak bisa kita anggap remeh. Mereka begitu giat, mereka begitu serius mengembangkan destinasi wisata mereka dan kita nggak boleh diam saja," sambungnya.

Hal lain yang akan dibahas di Musda GIPI NTB, soal krisis air bersih di tiga Gili. Yaitu Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Indah (Tramena), Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.

Persoalan krisis air ini menyebabkan para tamu di Tramena memilih Exodus dan bahkan membatalkan jadwal untuk berlibur di tiga gili tersebut.

Jika pemerintah daerah tidak segera mengambil tindakan, ia khawatir, sektor pariwisata di Pulau Lombok akan mengalami kemunduran. "Persoalan ini juga bisa menjadi bumerang yang sangat luar biasa buat pariwisata NTB, bukan cuman Tramena saja," keluhnya.

"Saya mengimbau dan memohon kepada pemerintah daerah segera mengambil tindakan mengambil langkah-langkah yang konkret untuk mengatasi masalah ini itu," ujarnya.(RIN)
 

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close